- Oval simetrisBentuk kepala bayi yang normal umumnya berbentuk bulat atau sedikit lonjong. Kedua sisi kepala kanan dan kiri terlihat sama, tanpa ada bagian yang lebih menonjol atau tampak datar. Untuk melihat apakah simetri, Mama dapat melihat bayi dari depan. Jika simetri, menandakan bahwa perkembangan tengkorak bayi berjalan dengan baik dan tidak ada tekanan atau gangguan di salah satu sisi kepala.
- Tidak ada lekukan atau tonjolan besarSalah satu ciri bentuk kepala bayi normal adalah tidak ada lekukan atau tonjolan besar. Permukaan kulit kepala bayi akan terasa halus, rata, dan tanpa benjolan keras atau lekukan tajam saat diraba.
- Ukuran kepala sejalan dengan pertumbuhanLingkar kepala bayi bertambah secara bertahap sesuai grafik pertumbuhan saat pemeriksaan rutin ke posyandu maupun dokter anak. Bentuk kepala bayi normal tidak terlalu kecil atau besar jika dibandingkan dengan usia dan berat badan anak.
- Ubun-ubun terasa lembutUbun-ubun besar pada bayi bentuknya datar, terasa lunak saat disentuh, dan pada sekitar usia 12–18 bulan akan menutup secara perlahan. Ubun-ubun yang masih lembut menandakan tulang tengkorak belum sepenuhnya menyatu. Kondisi ini adalah kondisi kepala bayi yang normal.
- Tidak ada perbedaan tinggi di sisi kanan dan kiri kepalaBentuk kepala bayi yang normal akan memiliki tinggi yang simetri antara bagian kanan dan kiri kepala jika dilihat dari dari depan atau atas. Tinggi dan bentuk kedua sisi tampak rata, tidak ada bagian yang lebih tinggi atau lebih rendah secara mencolok.
Bagaimana Cara Mengetahui Bentuk Kepala Bayi yang Normal?

- Bentuk kepala bayi yang normal memiliki ciri-ciri oval simetris, tidak ada lekukan atau tonjolan besar, ukuran sejalan dengan pertumbuhan, ubun-ubun terasa lembut, dan tidak ada perbedaan tinggi di sisi kanan dan kiri kepala.
- Bentuk kepala bayi yang tidak normal dapat disebabkan oleh plagiocephaly, brachycephaly, scaphocephaly, craniosynostosis, lingkar kepala sangat kecil atau besar, dan ubun-ubun terasa keras atau menonjol.
- Penyebab kepala bayi tidak normal meliputi waktu tidur telentang yang berlebihan, kelahiran prematur, ruang sempit di dalam rahim, pertumbuhan lambat selama di jan
Bentuk kepala bayi bisa berbeda-beda dan sering membuat orangtua bertanya-tanya apakah bentuk kepala si Kecil tergolong normal atau tidak. Kekhawatiran orangtua jika menemukan kejanggalan pada bentuk kepala bayi adalah hal wajar karena bentuk kepala berhubungan dengan perkembangan otak dan pertumbuhan tulang tengkorak.
Pada dasarnya, ada variasi bentuk kepala bayi yang masih dianggap normal, terutama akibat posisi tidur, proses persalinan, atau kebiasaan bayi menoleh ke satu arah. Namun, ada juga kondisi tertentu yang membuat bentuk kepala tampak tidak simetris atau terlalu menonjol pada bagian tertentu sehingga perlu mendapat perhatian medis.
Memahami perbedaan bentuk kepala bayi yang normal dan tidak normal menjadi langkah penting agar orangtua dapat mengenali tanda awal masalah. Berikut Popmama.com siapkan penjelasan bagaimana cara mengetahui bentuk kepala bayi yang normal.
1. Bentuk kepala bayi yang normal

Terdapat beberapa ciri yang menandakan bentuk kepala bayi normal. Berikut ciri-cirinya:
2. Bentuk kepala bayi yang tidak normal

Sebagian orangtua mungkin sulit menyadari dan mengetahui apakah bentuk kepala si Kecil normal atau tidak. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui kepala bayi yang tidak normal.
- Kepala peyangKepala peyang atau plagiocephaly ditandai dengan satu sisi kepala yang tampak lebih datar dibandingkan sisi lain. Kepala tampak tidak simetris di bagian tertentu. Bagian belakang, samping kanan, atau samping kiri kepala bisa terlihat rata, sementara bagian sebaliknya cenderung menonjol. Kondisi ini disebabkan karena bayi sering tidur dengan posisi kepala yang sama, sehingga tekanan pada satu sisi kepala lebih besar.
- BrachycephalyPada kondisi ini, seluruh bagian belakang kepala bayi terlihat datar dan melebar. Bentuk kepala bayi menjadi lebih lebar dan rata jika dilihat dari samping atau atas. Brachycephaly disebabkan oleh kebiasaan tidur telentang tanpa variasi posisi, sehingga tekanan terus-menerus membuat tulang tengkorak di bagian belakang bayi tidak berkembang bulat sempurna.
- ScaphocephalyScaphocephaly adalah kondisi ketika kepala bayi tampak lonjong atau memanjang ke arah depan dan belakang. Kondisi ini terjadi jika ada penutupan dini pada salah satu garis pertumbuhan tulang tengkorak, sehingga membuat kepala terlihat lebih sempit dan panjang.
- CraniosynostosisCraniosynostosis adalah kondisi di mana kepala tampak sangat tidak simetris, bisa tampak asimetris, peyang, atau bahkan ada benjolan keras di garis kepala. Kondisi ini disebabkan oleh satu atau lebih sutura (garis pertemuan tulang tengkorak) yang menutup terlalu cepat.
- Lingkar kepala sangat kecil atau besarMelihat lingkar kepala juga dapat menjadi indikator bentuk kepala bayi tidak normal. Lingkar kepala yang jauh lebih kecil atau lebih besar dari ukuran rata-rata usia bayi termasuk bentuk kepala yang tidak normal.Lingkar kepala yang kecil bisa menandakan gangguan pada pertumbuhan otak. Sedangkan lingkar kepala yang besar bisa berhubungan dengan kelebihan cairan otak atau kondisi lainnya.
- Ubun-ubun terasa keras atau menonjolMama perlu waspada jika ubun-ubun si Kecil terasa keras, menonjol keluar, atau tidak terasa lembut saat disentuh. Ubun-ubun yang terlalu cepat menutup, membengkak, atau terasa tegang dapat menjadi tanda adanya tekanan di dalam kepala yang meningkat, infeksi, atau kelainan pertumbuhan tulang tengkorak.Kondisi ini menunjukkan masalah yang serius. Apabila Mama menemukan tanda-tanda ini, segera periksakan ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
3. Penyebab kepala bayi tidak normal

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab kepala bayi tidak normal. Berikut beberapa hal yang menyebabkan kepala bayi tidak normal, dilansir dari Applied Biomechanics:
- Bayi menghabiskan terlalu banyak waktu tiduran dengan telentang, sehingga kepala bayi menjadi rata (brakisefali). Oleh karena itu, dokter menyarankan untuk melakukan tummy time sedini mungkin dan mendorong orangtua untuk mencoba berbagai posisi kepala sejak usia dini.
- Kelahiran prematur menjadi penyebab utama perataan bagian belakang atau samping kepala, karena bayi memiliki kepala yang lebih lunak sehingga lebih rentan mengalami kelainan bentuk.
- Ruang sempit di dalam rahim juga penyebab umum lain dari kepala bayi yang tidak rata.
- Pertumbuhan kepala bayi yang lambat selama di janin juga memengaruhi perkembangan tengkorak di luar rahim seiring pertumbuhan bayi.
- Kraniosinostosis adalah kondisi bawaan di mana lempeng tengkorak bayi menyatu sebelum waktunya, yang menyebabkan bentuk kepala yang tidak biasa karena otak terus tumbuh dan menekan tengkorak.
4. Bagaimana cara mengetahui bentuk kepala bayi yang normal?

Mendeteksi kepala bayi yang tidak normal sejak dini dapat meningkatkan peluang keberhasilan perawatan non-invasif. Berikut tanda-tanda kelainan tengkorak yang dapat Mama perhatikan untuk mendeteksi:
- Saat Mamamenggendong bayi, periksa area yang rata di bagian belakang atau sudut belakang kepala.
- Jika Mama melihat otot leher bayi tegang atau kesulitan menggerakkan kepalanya ke satu sisi, bisa menjadi indikator tengkorak yang rata.
- Terlihat etidakseimbangan wajah di mana mata atau telinga tidak simetris.
- Meraba ketidakteraturan pada bentuk kepala bayi juga berguna jika Mama tidak yakin apakah yang Mama lihat adalah perkembangan tengkorak yang normal atau tidak.
5. Kapan harus konsultasi ke dokter?

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Mama harus membawa si Kecil ke dokter untuk pemeriksaan kepala jika ada lingkar kepala yang tumbuh terlalu cepat atau lambat, perubahan bentuk kepala yang tidak biasa, atau gejala lain seperti kejang, kesulitan makan, atau gerakan yang tidak normal.
Pemeriksaan rutin setiap bulan hingga usia 2 tahun sangat dianjurkan sebagai deteksi dini gangguan perkembangan otak.
Itulah penjelasan bagaimana cara mengetahui bentuk kepala bayi yang normal. Semoga bermanfaat.



















