Bolehkah Anak Divaksin saat Batuk Pilek? Ini Faktanya

Vaksinasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit menular berbahaya. Dengan vaksin, tubuh si Kecil akan membentuk antibodi yang membuatnya lebih siap melawan virus maupun bakteri. Selain itu, vaksin membantu meningkatkan ketahanan tubuh sejak dini sehingga anak tidak mudah terinfeksi penyakit serius. 

Selain memberi perlindungan pada anak, vaksin juga berperan penting dalam membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Semakin banyak anak yang divaksin, semakin kecil pula risiko penyebaran penyakit di lingkungan. Hal ini ditegaskan UNICEF, yang mencatat bahwa imunisasi mampu menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun dan bahkan menurunkan angka kematian anak di Asia Tenggara hingga 64% dalam kurun waktu 1990–2015. 

Banyak orang tua bingung ketika jadwal vaksin sudah tiba, tapi anak sedang batuk pilek. Tenang, Ma, kondisi ini sebenarnya tidak selalu jadi penghalang. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak dengan batuk pilek ringan tanpa demam tetap boleh divaksinasi. Kondisi tersebut tidak memengaruhi efektivitas vaksin maupun membahayakan si Kecil. 

Dukungan kuat juga datang dari sumber internasional. Studi yang dipublikasikan di PubMed Central (PMC) menyatakan bahwa penyakit ringan, seperti infeksi saluran pernapasan atas yang tidak parah (batuk pilek) dengan atau tanpa demam ringan, tidak menjadi kontraindikasi untuk vaksinasi rutin. 

Jadi, kalau anak hanya pilek ringan tanpa demam, vaksin tetap aman diberikan, ya, Ma! Tapi kalau terlihat lesu atau sakit cukup berat, Mama bisa berkonsultasi dulu dengan dokter untuk menentukan waktu terbaik melanjutkan vaksinasi.

Meskipun sebagian besar anak tetap bisa divaksin saat mengalami sakit ringan seperti batuk pilek, ada kondisi tertentu yang justru membuat vaksinasi sebaiknya ditunda dulu sampai si Kecil pulih.

Menurut IDAI dan panduan dari CDC, berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:

1. Demam tinggi (≥38°C)
   Jika anak sedang mengalami demam tinggi, vaksinasi lebih baik ditunda. Tubuh yang sedang melawan infeksi butuh fokus pemulihan agar bisa memberi respons optimal terhadap vaksin.

2. Infeksi sedang hingga berat
   Anak dengan infeksi cukup serius, misalnya pneumonia atau diare berat, tidak dianjurkan untuk divaksin sampai kondisinya membaik.

3. Reaksi alergi berat terhadap vaksin sebelumnya
   Jika anak pernah mengalami reaksi alergi serius (anafilaksis) setelah vaksinasi tertentu, pemberian dosis berikutnya harus ditunda atau diganti dengan vaksin alternatif sesuai anjuran dokter.

4. Gangguan sistem imun tertentu
   Anak dengan kondisi imunokompromais (misalnya sedang menjalani kemoterapi atau pengobatan imunosupresif) perlu pemeriksaan lebih lanjut sebelum divaksin, terutama untuk vaksin hidup seperti MMR atau varisela.

5. Kondisi sangat lemah atau terlihat sakit parah
   Jika anak tampak lesu, tidak mau makan/minum, atau kondisinya menurun drastis, sebaiknya tunda vaksinasi sampai pulih.

Nah, itulah penjelasan mengenai boleh atau tidaknya anak divaksin saat batuk pilek. Intinya, vaksin tetap penting untuk melindungi si Kecil dari berbagai penyakit, tapi kondisi kesehatannya juga perlu diperhatikan. Kalau hanya pilek ringan tanpa demam, vaksin masih aman diberikan. Namun, bila anak sedang demam tinggi atau sakit cukup berat, sebaiknya tunda dulu dan konsultasikan ke dokter.