Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kapan Bayi Prematur Bisa Mulai Mengonsumsi MPASI?

Pexels/Kaboompics
Pexels/Kaboompics

Sebagai orangtua dari bayi prematur, wajar saja jika Mama memiliki pertanyaan seputar setiap tonggak perkembangan. Salah satunya adalah tentang kapan bayi prematur bisa mulai mengonsumsi MPASI.

Bila terlalu cepat memberikan MPASI, pencernaannya mungkin belum siap. Namun Mama juga tidak boleh terlambat memulainya.

Jadi kapan bayi prematur dapat mulai mengonsumsi MPASI? Penjelasan dari dokter bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Pexels/RDNE Stock project
Pexels/RDNE Stock project

Kapan Bayi Prematur Bisa Mulai Mengonsumsi MPASI?

Kapan bayi prematur boleh mengonsumsi MPASI, pada usia kronologis atau usia koreksi? Dilansir dari unggahan dr. Herdiana Hanindita, Sp.A (K) di laman Instagram pribadinya @metahanindita, meski sama-sama bayi prematur, perkembangan bayi yang satu belum tentu sama dengan bayi yang lainnya. Termasuk kapan bayi prematur bisa mulai mengonsumsi MPASI.

dr. Meta menjelaskan kapan bayi bisa mulai mengonsumsi MPASI itu tergantung dari berapa usia gestasi saat lahir, berat badan lahir, bagaimana pertumbuhannya, perkembangannya, hingga tanda siap makan. Oleh karena itu, Mama disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang mengetahui tumbuh kembang si Kecil sejak lahir, ya.

Desain tanpa judul-2.jpg
Unsplash/wJ

Indikator yang Harus Mama Perhatikan sebelum Mulai Memberikan MPASI

Pedoman umum untuk memulai makanan padat pada usia sekitar 6 bulan tidak berlaku untuk bayi prematur. Bayi tidak perlu memiliki gigi untuk memulai makanan padat.

Berikut adalah beberapa indikator yang harus Mama perhatikan sebelum memulai makanan padat pada bayi:

  • Bayi dapat duduk dengan dukungan dan menjaga kepalanya tetap stabil.

  • Bayi memperhatikan orang lain makan dengan rasa ingin tahu yang besar.

  • Si Kecil sudah berusaha meraih makanan Mama.

  • Bayi banyak mengeksplorasi mainannya dengan mulutnya.

  • Secara keseluruhan, bayi tampak waspada dan siap untuk bereksperimen.

Pexels/Kaboompics.com
Pexels/Kaboompics.com

Jangan Memulai Terlalu Cepat atau Terlalu Lambat

Mama mungkin ingin meningkatkan nutrisi tetapi jangan memulainya kecuali bayi berusia lebih dari 6 bulan dari usia sebenarnya atau sebelum 3 bulan dari usia yang dikoreksi. Diskusikan dengan dokter mengenai umur yang tepat, ya.  

Risiko memulai terlalu cepat adalah:

  • Sistem pencernaan bayi dapat teriritasi dan ia dapat mengembangkan alergi.

  • Bayi mungkin belum bisa mengendalikan lidah dan otot mulutnya dengan baik.

  • Refleks mendorong lidah mungkin masih kuat. Refleks mendorong lidah ini membantu bayi saat mereka menyusu atau minum dari botol. Refleks ini akan hilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.

Bila bayi prematur terlambat mengonsumsi MPASI, berikut beberapa masalah yang mungkin terjadi:

  • Bayi prematur tidak memiliki cukup zat besi untuk bertahan hidup selama 6 bulan sehingga mereka membutuhkan makanan yang kaya zat besi.

  • Jika terlambat, bayi tidak akan mau mencicipi apa pun selain susu.

  • Keterbukaan bayi terhadap rasa baru juga akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Desain tanpa judul(5).jpg
Pexels/Alisha Smith Watkins

Membiasakan Bayi Prematur untuk Mengonsumsi MPASI

Beberapa tips untuk Mama untuk memberikan MPASI bagi si Kecil:

  • Penting untuk memilih waktu di siang hari saat bayi merasa waspada dan aktif.

  • Sandarkan bayi dengan nyaman.

  • Dengan menggunakan sendok makan bayi, letakkan sebagian kecil di tengah lidah.

  • Pastikan makanannya encer dan tidak menggumpal.

  • Jangan memaksa. Jika bayi menggelengkan kepala atau rewel, coba lain kali.

  • Berikan susu formula atauASI terlebih dahulu dan berikan makanan padat sebagai tambahan.

Makanan apa yang harus Mama berikan sebagai permulaan? Apa yang paling dibutuhkan bayi prematur? Zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi juga berperan penting dalam kekebalan tubuh, perkembangan otak, dan pertumbuhan.

Hal ini membuat suplementasi zat besi dan pemilihan makanan kaya zat besi menjadi sangat penting saat memulai pemberian makanan padat.

Mama bisa menyiapkan bubur yang kaya akan zat besi. Coba sayuran dan buah-buahan berikut: jamur, daun kembang kol, bit, kentang, brokoli, bayam, semangka, delima, apel, stroberi. Kedelai dan lentil merupakan sumber yang baik. Cobalah dalam jumlah yang sangat kecil sebagai permulaan.

Desain tanpa judul-2.jpg
Pexels/On Shot

Menyiapkan MPASI untuk Bayi Prematur

Ikuti beberapa tips berikut ini saat menyiapkan MPASI untuk si Kecil:

  • Selalu cuci tangan dan peralatan makan sebelum menyiapkan makanan.
  • Coba sesuaikan makanan keluarga dengan tekstur yang sesuai untuk bayi. Jika cairan tambahan dibutuhkan untuk mencampur makanan, tambahkan susu formula bayi, ASI untuk bayi di bawah usia 1 tahun.
  • Masak makanan segar dan berikan kepada bayi. Hindari membekukan makanan. Jika tidak dapat dihindari, Mama dapat membekukannya sesekali dalam bentuk kubus di dalam baki es.
  • Jika bayi menolak untuk makan makanan tertentu, berhentilah sejenak dan perkenalkan kembali setelah beberapa hari. Penting bagi bayi untuk terbiasa dengan tekstur dan rasa yang berbeda demi kesehatannya sendiri.

Bagaimana Mama tahu kalau bayi sudah cukup makan? Berikut tanda-tandanya:

  • Tampak tidak tertarik pada makanan.
  • Memalingkan kepala atau badan dari makanan.
  • Mendorong tangan atau sendok.
  • Mulut tertutup.
  • Tampak tertekan atau menangis.
  • Menutup bibir rapat-rapat.
  • Cegukan/bersin.

Semua bayi butuh perlindungan dari risiko tersedak. Yang lebih penting, bayi prematur. Berikut beberapa panduannya:

  • Jangan pernah memberikan makanan yang berisiko tersedak seperti irisan wortel tipis, popcorn, wafer kentang, es loli, kacang-kacangan.
  • Jangan menambahkan makanan padat apa pun ke dalam botol minum.
  • Memasak, memotong, menghaluskan, dan memarut makanan dapat membantu membuat makanan lebih mudah dimakan.

Sekarang Mama sudah mengetahui tentang kapan bayi prematur bisa mulai mengonsumsi MPASI. Yang terpenting, konsultasikan dengan dokter yang mengetahui kondisi kesehatan dan perkembangan si Kecil, ya, Ma!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Kenali Risiko Tersembunyi jika Vaksinasi Anak Tidak Lengkap

05 Des 2025, 14:58 WIBBaby