muntah atau diare,
batuk,
mulut gatal dan tenggorokan teriritasi,
kulit gatal atau ruam di sekitar mulut, hidung, dan mata mereka, yang dapat menyebar ke seluruh tubuh mereka,
pembengkakan pada bibir, mata, dan wajah mereka,
hidung berair atau tersumbat,
mata sakit, merah, dan gatal.
Kenapa Bayi Rentan Mengalami Masalah Pencernaan setelah Mulai MPASI?

- Perubahan pola makan dari ASI ke MPASI bisa menyebabkan sembelit sementara.
- Masalah pencernaan juga bisa disebabkan oleh terlalu banyak makanan berserat tinggi atau alergi makanan.
- Reaksi alergi pada bayi dapat menyebabkan masalah pencernaan yang perlu diwaspadai.
Bayi mungkin mengalami masalah pencernaan saat ia mengubah pola makannya dari yang hanya mengonsumsi ASI atau susu formula menjadi pola makan yang mencakup makanan padat. Hal ini karena sistem pencernaan bayi harus beradaptasi. Bayi biasanya mengalami masalah perut setelah mulai makan makanan padat.
Namun selain adaptasi, ada beberapa hal lain yang menyebabkan bayi mengalami masalah pencernaan ketika pertama kali mengonsumsi MPASI.
Informasinya sudah Popmama.com rangkum pada ulasan tentang kenapa bayi rentan mengalami masalah pencernaan setelah mulai MPASI. Ayo disimak, Ma!
Kenapa Bayi Rentan Mengalami Masalah Pencernaan setelah Mulai MPASI?

Terkadang, perubahan dari pola makan yang hanya mengonsumsi susu menjadi pola makan yang mencakup makanan padat dapat menyebabkan bayi mengalami sembelit. Tapi hal ini biasanya bersifat sementara.
Bayi juga mungkin mengalami sembelit jika tidak mendapatkan cukup air, ASI, atau susu formula, jadi pastikan untuk memberinya cukup susu atau air untuk diminum.
Perubahan pola makan bayi juga dapat menyebabkan diare. Terlalu banyak makanan berserat tinggi atau terlalu banyak buah atau jus buah dapat menyebabkan diare. Sebaiknya jangan berikan jus buah pada bayi. Air dan susu bayi adalah minuman terbaik untuk mereka hingga mereka berusia 1 tahun.

Kotoran Bayi berubah sejak Mulai Mengonsumsi MPASI, Normalkah?
Mama mungkin akan melihat bahwa feses bayi berubah saat mereka mulai mengonsumsi MPASI. Feses biasanya akan menjadi lebih padat, lebih gelap, dan lebih bau. Ini adalah hal yang normal.
Jika bayi mengonsumsi makanan berserat tinggi seperti jagung manis, kacang polong, atau kismis, jangan heran jika makanan tersebut muncul di popoknya saat bayi mengganti makanannya.

Apakah Alergi Bisa Menyebabkan Bayi Mengalami Masalah Pencernaan?
Masalah perut yang ringan dan berlangsung singkat sering kali tidak perlu dikhawatirkan. Terkadang, masalah perut setelah mulai makan makanan padat dapat disebabkan oleh alergi terhadap makanan tertentu. Alergi makanan yang paling umum pada bayi adalah susu sapi, telur, dan kacang tanah.
Jika bayi mengalami reaksi alergi langsung terhadap suatu makanan, tanda dan gejalanya akan jelas, dan mungkin meliputi:
Kadang-kadang, bayi dapat mengalami reaksi alergi yang tertunda terhadap makanan, yang berarti gejalanya tidak akan langsung terlihat. Bayi mungkin tidak bereaksi hingga setidaknya 2 jam setelah makan, yang membuatnya sulit untuk mengetahui apakah makanan tersebut yang menyebabkan masalah.
Tubuh bayi membutuhkan waktu lebih lama untuk bereaksi, karena berbagai bagian sistem kekebalan tubuhnya terpengaruh. Tanda dan gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
refluks,
kolik,
menolak makan,
diare atau sembelit,
darah atau lendir pada feses,
kulit merah atau gatal,
eksim sedang hingga parah, yang umum terjadi pada bayi dengan alergi susu.
Namun, semua gejala ini dapat terjadi pada anak usia dini. Alergi hanyalah salah satu kemungkinan penyebabnya. Jika Mama khawatir dengan masalah pencernaan pada bayi, mintalah saran dari dokter.
Dilansir dari unggahan dr. Citra Amelinda, Sp. A, IBCLC, Mkes., di laman Instagram pribadinya @citra_amelinda, masalah pencernaan ini juga bisa disebabkan oleh Food Protein-Induced Enterocolitis Syndrome (FPIES), Ma.
FPIES adalah jenis reaksi alergi makanan yang parah, terutama pada bayi dan anak kecil. Kondisi ini menyebabkan inflamasi pada usus kecil dan usus besar, ditandai dengan muntah yang parah, diare, dan kadang-kadang lemas atau pucat atau mengantuk. FPIES biasanya terjadi dalam 1 hingga 4 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu.
Makanan apapun dapat menyebabkan reaksi FPIES. Namun pemicu yang paling umum adalah susu sapi, nasi, kedelai, gandum, dan telur.
dr. Citra juga menambahkan FPIES jarang terjadi pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, Ma.
Berita baiknya, sebagian besar FPIES ini hilang saat si Kecil berusia 3 tahun.
Sekarang Mama sudah mengetahui kenapa bayi rentan mengalami masalah pencernaan setelah mulai MPASI. Saat memperkenalkan makanan baru ke si Kecil, tunggu hingga beberapa hari untuk mengamati apakah ada reaksi alergi, ya. Setelah itu, Mama bisa memperkenalkan makanan baru lainnya.
Selamat memberikan MPASI ke si Kecil, Ma!



















