Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Breath-holding Spell pada Bayi, Mama Perlu Tahu!

Freepik/shurkin_son
Freepik/shurkin_son

Menangis merupakan salah satu cara si Kecil untuk meluapkan emosinya. Sebab, kemampuannya dalam berkomunikasi belum selancar orang dewasa. 

Bukan hanya meluapkan rasa sedih, menangis juga bisa disebabkan karena si Kecil merasa takut atau sakit.

Selama si Kecil menangis, pernahkah Mama melihat ia menahan napas? Kondisi ini dikenal dengan nama breath-holding spells. Tidak hanya menangis, kondisi ini dapat Mama temui ketika si Kecil marah, sakit, ketakutan, kaget, atau bahkan frustasi.

Meskipun terlihat sepele, nyatanya breath-holding spells dapat membuat bayi kehabisan napas atau yang paling parah, dapat membuatnya pingsan. Tak jarang juga kondisi ini sering kali disalahartikan sebagai epilepsi oleh sebagian orangtua.

Untuk mengenal breath holding spell pada bayi, di bawah ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya untuk Mama.

Apa Itu Breath-Holding Spells?

Freepik/cookie_studio
Freepik/cookie_studio

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, breath-holding spells merupakan suatu kondisi ketika bayi menahan napasnya selama kurang lebih satu menit. Dikutip dari Kids Health, kondisi ini merupakan refleks tubuh bayi ketika ia tidak dapat mengontrol emosinya.

Umumnya, breath-holding spells dapat terjadi ketika si Kecil marah, frustasi, kaget, atau kesakitan. Meskipun biasanya terjadi selama satu menit, namun pada beberapa kasus, breath-holding spells juga bisa berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

Mama perlu waspada, karena kondisi ini dapat menyebabkan bayi kehilangan kesadaran. Kondisi ini juga kerap disamakan atau dikaitkan dengan penyakit epilepsi, sehingga Mama harus lebih jeli dalam membedakannya

Breath-holding spells dapat terjadi pada bayi berusia 6 bulan hingga anak-anak yang berusia 6 tahun. Kasus breath-holding spells paling sering ditemukan terjadi pada bayi berusia 12 bulan hingga anak berusia 3 tahun dengan gejala seperti berikut ini:

  • Kulit pucat atau membiru
  • Menahan napas setelah menangis
  • Menangis tanpa bersuara dalam waktu lama
  • Kehilangan kesadaran dalam beberapa waktu, namun dapat kembali sadar dalam waktu kurang lebih 2 menit
  • Pernapasan baru dimulai kembali dalam waktu kurang dari 1 menit

Penyebab Breath Holding Spells pada Bayi

Pexels/Leonardo Luz
Pexels/Leonardo Luz

Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti penyebab breath-holding spells pada bayi. 

Namun, kondisi ini sangatlah erat dengan ledakan emosi yang kuat pada si Kecil yang menyebabkan detak jantungnya cenderung melambat dan pola pernapasannya berubah dalam waktu singkat.

Selain itu, mengutip dari MSD Manual, beberapa ahli berpendapat kondisi ini terjadi secara spontan, sehingga si Kecil tidak dapat mengontrol kapan hal itu terjadi.

Tidak hanya disebabkan oleh faktor emosional, berikut ini beberapa faktor yang juga dapat memicu munculnya breath-holding spell pada bayi:

  • Faktor genetik (sindrom Riley-Day)
  • Anemia defisiensi besi
  • Riwayat breath-holding spells dalam keluarga
  • Mengalami kejadian traumatis
  • Merasa dikonfrontasi

Perbedaan Breath-Holding Spells dengan Epilepsi

Pixabay/theproofphotography
Pixabay/theproofphotography

Meskipun keduanya sama-sama dapat menyebabkan si Kecil kehilangan kesadaran, namun kedua kondisi ini adalah dua hal yang berbeda. Bahkan, faktor penyebabnya juga berbeda.

Epilepsi sendiri mengutip dari National Health Service, merupakan kondisi yang memengaruhi otak dan menyebabkan penderitanya sering mengalami kejang atau kehilangan kesadaran. Sementara breath-holding spells terjadi karena adanya luapan emosi dalam tubuh bayi. Epilepsi sendiri tidak disebabkan oleh faktor emosional.

Melansir dari World Health Organization, penyebab epilepsi dikategorikan menjadi enam bagian, yakni struktural, genetik, infeksius, metabolik, kekebalan tubuh, dan tidak diketahui. Seperti contohnya, kerusakan otak akibat penyebab prenatal atau perinatal.

Jenis Breath-Holding Spells

Freepik/freepik
Freepik/freepik

Kondisi breath-holding spells sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yakni cyanotic breath-holding spell dan pallid breath-holding spell.

Berikut ini perbedaan di antara keduanya:

1. Cyanotic breath-holding spell

Cyanotic breath-holding spell merupakan tipe yang paling umum terjadi. Kondisi ini biasanya dapat muncul secara tidak sadar dan sering kali timbul sebagai respons terhadap amarahnya terhadap suatu peristiwa yang dinilai menjengkelkan.

Ketika si Kecil mengalami cyanotic breath-holding spell, biasanya ia akan menangis lalu secara tidak sadar ia akan menghembuskan napasnya dan kemudian berhenti bernapas selama beberapa waktu. Tak lama kemudian, kulitnya membiru dan si Kecil bisa tak sadarkan diri.

Tidak menutup kemungkinan, hal ini dapat menimbulkan kejang dalam waktu yang cukup singkat. Setelah beberapa detik, pernapasan kembali normal dan warna kulit serta kesadaran kembali normal.

Meskipun terdengar menakutkan, hal ini ternyata mengutip dari Healthy Living, si Kecil tidak akan mengalami efek berbahaya atau berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

2. Pallid breath-holding spell

Pallid breath-holding spell merupakan tipe breath-holding spell yang dapat membuat penderitanya mengalami pucat pada wajahnya. Umumnya kondisi ini dapat terjadi ketika si Kecil mengalami kondisi menyakitkan, seperti terjatuh, kepala terbentur, dan terkejut secara tiba-tiba.

Kondisi ini disebabkan karena otak mengirimkan sinyal yang dapat memperlambat detak jantung, sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran selama beberapa waktu yang diikuti dengan penghentian napas sementara.

Hilangnya kesadaran dan penghentian napas ini terjadi akibat respons saraf terhadap keterkejutan yang menyebabkan perlambatan jantung. Karena napas tertahan, akibatnya bayi akan pucat dan kehilangan kesadaran.

Bahkan, kondisi ini kerap menyebabkan kejang dan inkontinensia urine. Pallid breath-holding spell juga dapat menyebabkan jantung bayi berdetak dengan sangat lambat dalam satu waktu.

Nah, itulah ulasan breath holding spell pada bayi yang harus Mama ketahui.

Meskipun mengkhawatirkan, akan tetapi kondisi ini dapat berhenti dengan sendirinya, Ma. Meski begitu, Mama tetap waspada dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma ediarti mardiyah
EditorIrma ediarti mardiyah
Follow Us

Latest in Baby

See More

7 Foto Natal Andrew dan Erika Carlina Bersama Keluarga dan Sahabat

19 Des 2025, 12:24 WIBBaby