"Pertama, salah satu tujuan pemberian MPASI adalah untuk melatih kemampuan makan anak agar kelak di usia satu tahun sudah mampu makan makanan keluarga seperti orangtuanya. Memblender protein hewani utnuk diminum tidak melatih oromotor anak," tuturnya dalam video Instagram Reels tersebut.
Protein Shake untuk Menambah Berat Badan Anak, Apakah Aman?

Menjaga berat badan bayi agar sesuai dengan usianya merupakan salah satu prioritas utama bagi orangtua. Ketika berat badan bayi tidak kunjung naik sesuai harapan, berbagai cara sering kali dicoba, termasuk mempertimbangkan memberikan suplemen tambahan seperti protein shake.
Namun, apakah protein shake aman untuk anak terutama bayi saat masa MPASI? Di Instagram pribadinya @metahanindita, Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), membahas soal risiko protein shake untuk menambah berat badan bayi dan anak.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai protein shake untuk menambah berat badan anak.
Protein shake untuk bayi dan anak, ini faktanya!

Protein shake sendiri adalah minuman yang biasanya dibuat dengan bubuk protein dan tersedia dalam berbagai rasa. Menurut dr. Meta, protein shake ini biasanya digunakan para atlet atau orang dewasa yang suka berolahraga untuk menaikkan massa otot.
Tidak hanya mengandung protein, minuman ini juga mengandung bahan tambahan lain. Misalnya gula, perasa buatan, vitamin, serta mineral. Namun, bolehkah menggunakan protein shake untuk menambah berat badan anak?
1. Protein shake tidak bisa melatih oromotor anak

dr. Meta menyebut dalam videonya ada beberapa hal perlu diperhatikan soal pemberian protein shake untuk menambah berat badan anak. Menurutnya, memberikan protein shake untuk anak tidak akan melatih oromotor si Kecil.
Sebagai informasi, salah satu tujuan diberikan MPASI untuk anak adalah agar si Kecil terlatih kemampuan makannya. Ini yang membuat menu MPASI harus memiliki beragam tekstur dan rasa.
2. Bisa meningkatkan risiko masalah makan di kemudian hari

Selanjutnya dr. Meta juga mengingatkan orangtua agar tidak memberikan tekstur cari terus-menerus di MPASI. Ketika membuat protein shake yang teksturnya cair maka rasionya berubah.
Ini efeknya bisa meningkatkan risiko masalah makan pada anak di kemudian hari. Jangan sampai ini terjadi, Ma.
"Kedua, rasio makanan padat berbanding makanan cair akan berbeda tergantung usia. Dengan memasukkan masakan padat sebagai minuman rasionya akan berubah yang justru dapat meningkatkan risiko masalah makan di kemudian hari," katanya.
3. Asupan protein berlebih bisa meningkatkan risiko obesitas

Selanjutnya dr. Meta mengingatkan kepada orangtua kalau anak dan bayi kelebihan protein justru bukan hal baik. Ia menyebut bayi dan anak yang kelebihan protein bisa meningkatkan risiko obesitas dan malnutrisi di masa depan.
"Ketiga asupan protein berlebihan pada bayi dan anak dapat meningkatkan risiko obesitas yang juga malnutrisi," jelasnya.
4. Protein shake berpotensi tinggi gula yang berbahaya

Protein shake tidak hanya berisi zat dengan kandungan tinggi protein saja. Melainkan juga ada gula tambahan. Apalagi jika protein shake itu berasal dari produk olahan yang banyak tersedia di supermarket.
"Keempat untuk menambah cita rasa seringkali protein shake ini ditambah dengan jus buah. Ingat kalau jus buah walau tanpa tambahan gula mengandung gula yang tinggi. Sedangkan, asupan jus buah pada bayi dan anak sangat dibatasi," kata dr. Meta.
Oleh karena itu dari penjelasan dokter Meta protein shake ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak karena memiliki sejumlah risiko. Mulai dari risiko penyakit seperti obesitas dan malnutrisi hingga mengganggu perkembangan oromotor anak.
Itulah tadi soal protein shake untuk menambah berat badan anak menurut dokter. Semoga membantu.



















