Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Studi: Orangtua Gen Z Enggan Bacakan Buku untuk Anak

Freepik
Freepik
Intinya sih...
  • Studi terbaru menunjukkan orangtua Gen Z semakin enggan membacakan buku kepada anak, meskipun sebagian berharap memiliki lebih banyak waktu untuk melakukannya.
  • Orangtua Gen Z kurang berminat membacakan buku karena padatnya aktivitas, tekanan literasi pada anak, dan pandangan bahwa membaca adalah tugas belajar.
  • Membacakan buku penting karena memberikan manfaat besar bagi perkembangan bahasa, emosi, dan wawasan si Kecil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Belakangan ini, kebiasaan membacakan buku untuk anak mulai bergeser dan tidak lagi menjadi rutinitas utama bagi banyak orangtua muda, terutama generasi Gen Z. Padahal, aktivitas sederhana ini dikenal sebagai salah satu cara paling efektif untuk mendukung perkembangan bahasa sekaligus membangun kedekatan emosional antara Mama dan si Kecil.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa sebagian orangtua Gen Z melihat kegiatan membaca bukan sebagai aktivitas santai, melainkan tugas yang terasa seperti “pekerjaan sekolah”. Tidak heran jika momen membaca bersama si Kecil semakin jarang dilakukan dan dianggap kurang prioritas di tengah rutinitas harian yang padat, dilansir dari laman Parents.

Fakta ini cukup memprihatinkan, mengingat manfaat membaca jauh lebih besar daripada sekadar mengenalkan huruf atau cerita. Membacakan buku bisa menjadi waktu bonding yang bermakna, menguatkan hubungan Mama dan si Kecil, sekaligus merangsang perkembangan kognitifnya.

Untuk memahami lebih jauh penyebab tren ini, simak rangkuman Popmama.com tentang studi yang mengungkap orangtua gen Z enggan bacakan buku untuk anak.

1. Temuan utama penelitian

Freepik
Freepik

Studi terbaru menunjukkan bahwa angka orangtua yang rutin membacakan buku kepada anak berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun manfaatnya sudah jelas, membaca ternyata semakin jarang dijadikan rutinitas keluarga, dikutip dari laman Parents.

Banyak orangtua dalam survei mengaku bahwa membaca bukan aktivitas yang mereka nikmati. Hanya sedikit yang merasa kegiatan ini menyenangkan. Bahkan, cukup banyak orangtua Gen Z yang menganggap membaca sebagai kewajiban belajar, bukan aktivitas santai seperti generasi sebelumnya.

Menariknya, banyak orangtua justru berharap memiliki lebih banyak waktu untuk membacakan buku. Ini menunjukkan bahwa minat sebenarnya masih ada, hanya terhalang padatnya rutinitas harian.

2. Mengapa orangtua Gen Z kurang berminat membacakan buku untuk anak?

Freepik
Freepik

Para ahli menilai ada beberapa penyebab yang membuat orangtua Gen Z semakin jarang meluangkan waktu membaca untuk si Kecil. Aktivitas yang padat, mulai dari pekerjaan, mengurus rumah, hingga menemani PR anak, membuat membaca terasa seperti beban tambahan.

Selain itu, banyak orangtua belum memahami bahwa kegiatan membaca tidak harus selalu formal. Ketika membaca dianggap rumit, Mama mungkin jadi enggan memulainya, padahal sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang santai dan menyenangkan.

Di sisi lain, tingginya tantangan literasi pada anak membuat orangtua merasa harus memastikan anak cepat menguasai kemampuan membaca. Situasi ini membuat kegiatan membaca berubah menjadi tuntutan. Ketika terasa seperti “tugas”, baik Mama maupun si Kecil jadi kurang menikmati prosesnya.

Para ahli menekankan pentingnya mengurangi tekanan tersebut. Fokus utama seharusnya pada bagaimana membuat si Kecil mencintai buku, bukan pada seberapa cepat ia bisa membaca.

3. Mengapa membacakan buku untuk si Kecil sangat penting?

Freepik
Freepik

Walaupun terlihat sederhana, membacakan buku memberikan manfaat besar bagi perkembangan si Kecil. Studi menunjukkan bahwa anak yang sering dibacakan buku akan terpapar jutaan kata lebih banyak dibanding anak yang tidak mendapatkan rutinitas tersebut.

Membaca nyaring membantu perkembangan bahasa, mengenalkan struktur cerita, serta mengembangkan kemampuan memahami perasaan dan situasi. Dari cerita-cerita yang Mama bacakan, si Kecil belajar fokus, berimajinasi, hingga memahami cara mengatur emosi.

Selain itu, buku membuka wawasan si Kecil terhadap dunia yang tidak ia temui setiap hari, mulai dari pengalaman baru, karakter unik, hingga sudut pandang yang berbeda. Aktivitas ini juga memperkuat bonding karena si Kecil dapat melihat ekspresi Mama, mendengar intonasi, dan merasakan kehangatan momen bersama.

Sebaliknya, kurangnya paparan membaca bisa membuat si Kecil berisiko menghadapi kesulitan belajar di kemudian hari.

4. Tips agar kegiatan membaca lebih menyenangkan bagi orangtua Gen Z

Freepik
Freepik

Kabar baiknya, membaca tidak harus menjadi rutinitas yang berat. Mama bisa memulai dari langkah kecil, misalnya membaca 10–15 menit setiap hari. Durasi singkat seperti ini saja sudah cukup memberi dampak positif bagi perkembangan si Kecil.

Tips lainnya adalah memilih buku yang benar-benar menyenangkan, bukan hanya buku yang tampak akademis. Cerita lucu, ilustrasi menarik, atau cerita pendek bisa membuat momen membaca lebih rileks. Ketika Mama menikmati ceritanya, si Kecil biasanya akan ikut bersemangat.

Waktu membaca pun tidak harus selalu sebelum tidur, karena justru banyak orangtua merasa paling lelah di malam hari. Alternatifnya, membaca bisa dilakukan saat sarapan atau waktu santai lainnya ketika energi masih penuh. Misalnya, Mama bisa membacakan cerita pendek sambil menunggu si Kecil menghabiskan sarapannya. Rutinitas kecil seperti ini bisa menjadi kebiasaan baru yang menyenangkan.

5. Cara meningkatkan minat baca pada si Kecil

Freepik
Freepik

Untuk meningkatkan minat baca si Kecil, Mama bisa membantu dengan menciptakan lingkungan membaca yang seru dan tidak membuatnya merasa terbebani. Selain itu, ada beberapa cara praktis yang bisa Mama coba antara lain:

  1. Pilih buku yang sesuai minat si Kecil dan dekat dengan kesehariannya.
  2. Pilih buku dengan ilustrasi menarik atau tekstur yang unik.
  3. Gunakan media lain sebagai pendamping, seperti menonton film atau dengan boneka tangan.
  4. Biarkan si Kecil memilih buku yang ingin dibaca.
  5. Jika keluarga menggunakan beberapa bahasa, selipkan buku dalam bahasa lain untuk variasi.

Itu tadi penjelasan mengenai studi yang mengungkap orangtua gen Z enggan bacakan buku untuk anak. Semoga penjelasan ini bisa membantu Mama menemukan cara yang lebih menyenangkan untuk mengajak si Kecil membaca, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Ini Arti Nama Anak Egy Maulana dan Adiba Khanza

12 Des 2025, 18:33 WIBBaby