Kenali Jenis-jenis Termometer untuk Bayi, Mana Paling Oke Nih?
Beda bentuk, beda juga cara pemakaian dan fungsinya
27 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demam adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada anak (dan paling membuat Mama khawatir!). Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 30 persen dari total keseluruhan kunjungan ke dokter adalah demam.
Demgam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Perlu diingat, demam bukan penyakit, melainkan gejala dari adanya penyakit yang sedang menyerang si Kecil.
Menurut IDAI, penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik) dan terapi fisik seperti istirahat dengan tidur, kompres hangat, dan banyak minum.
Kapan anak disebut demam? Suhu tubuh normal seorang anak berkisar antara 36,5-37° Celcius. Jika lebih dari itu, maka bisa dibilang anak mengalami kenaikan suhu tubuh, atau demam. Untuk itu, Mama perlu alat pengukur suhu yang tepat untuk bisa mengetahui suhu tubuh anak dengan akurat.
Nah, bicara soal termometer, ternyata jenisnya ada banyak lho, Ma. Kegunaannya pun banyak, dan setiap jenis tentu memiliki pro dan kontra. Mau tahu lebih lengkap mengenai jenis-jenis termometer? Yuk, simak info penting di bawah ini.
1. Termometer digital
Umumnya termometer digital memiliki sensor panas elektronic untuk merekam suhu tubuh si Kecil. Termometer jenis ini dapat disematkan di ketiak, mulut, atau bahkan dubur.
Temperatur di ketiak biasanya paling tidak akurat. Sedangkan mengukur suhu di dubur adalah cara terbaik dan paling akurat untuk mengetahui suhu tubuh anak bayi, terutama bayi baru lahir. Sedangkan untuk balita dan orang dewasa, mengukur temperatur di mulut biasanya akurat.
Pro:
- Kebanyakan termometer digital bisa mengukur temperatur dari mulut, ketiak, atau dubur, dalam waktu kurang dari 1 menit.
- Digital termometer bisa digunakan untuk newborn, bayi, anak, dan bahkan lansia.
Kontra:
- Anak mungkin merasa tidak nyaman ketikan diukur suhunya.
- Jika menggunakan termometer digital di mulut, anak harus menunggu 15 menit setelah makan atau minum. Kalau tidak menunggu 15 menit, suhu yang dideteksi termometer tidak akurat.
- Orangtua mungkin akan kesulitan untuk meminta anaknya menutup mulut selama 1 menit, dengan termometer di mulutnya.
Editors' Pick
2. Termometer telinga
Termometer yang sering disebut tympanic thermometers ini juga termasuk termometer digital, yang menggunakan sinar infrared untuk mengukut suhu tubuh melalui dalam telinga.
Pro:
- Jika posisinya tepat, termometer telinga ini sangat cepat dan nyaman bagi anak.
- Termometer telinga ini cocok untuk bayi di atas 6 bulan hingga dewasa.
Kontra:
- Ini tidak direkomendasikan untuk bayi baru lahir.
- Sedikit saja ada kotoran telinga, bisa memengaruhi keakuratan informasi suhu tubuh.