Cara Membentuk Mental Provider pada Anak Laki-Laki Sejak Dini

Mendidik anak laki-laki untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab adalah harapan setiap orangtua. Namun, sering kali orangtua tak menyadari beberapa pola asuh yang justru dapat menghambat tumbuhnya kemandirian dan mental provider yang kuat pada diri anak.
Seorang Hypnotherapist, Nancy, CH., CHt., C.PHt® melalui akun Instagram @pintukesadaran menjelaskan bahwa pola asuh yang overprotektif atau ketidakhadiran figur Papa dapat menyebabkan anak laki-laki dominan energi feminin. Akibatnya, ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit bertanggung jawab dan lebih banyak overthinking.
Lalu, bagaimana cara Mama dan Papa membentuk mental provider dan tanggung jawab pada anak? Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya.
1. Beri kesempatan anak untuk mandiri

Nancy menjelaskan bahwa seorang Mama adalah dunia pertama bagi anak laki-laki. Jika Mama terlalu cemas dan overprotektif, anak pun nggak akan pernah belajar untuk percaya pada kemampuannya sendiri, Ma.
Alih-alih belajar mandiri, anak justru akan selalu bergantung pada persetujuan dan bantuan Mama, yang menghambat rasa tanggung jawab.
Mental provider sendiri dibangun dari rasa percaya diri bahwa ia mampu menyelesaikan sesuatu dan bertanggung jawab atasnya.
Mama dan Papa bisa memulai dengan memberi tugas sederhana, seperti membereskan tempat tidur, menyiram tanaman, atau mengembalikan piring kotor ke wastafel.
Hal ini bisa dilatih sejak usianya masih kanak-kanak dengan memberi tugas-tugas kecil yang sesuai usianya, seperti merapikan mainan atau menyiram tanaman. Biarkan ia mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri terlebih dahulu sebelum Mama turun tangan.
Dukungan dan apresiasi dari orangtua atas usahanya, sekecil apa pun, akan memperkuat kepercayaan dirinya. Ini adalah langkah pertama yang konkret untuk melatih tanggung jawab dan mental provider.
2. Peran aktif Papa dalam tumbuh kembang anak laki-laki

Lebih lanjut, Nancy juga menambahkan bahwa ketidakhadiran Papa baik secara fisik atau emosional, dapat membuat anak laki-laki nggak belajar tentang batasan, disiplin, dan struktur, Ma.
Itulah mengapa figur Papa sangat penting untuk mencontohkan bagaimana seorang laki-laki bertindak tegas, memimpin, dan melindungi.
Meskipun setiap orang, baik perempuan atau laki-laki, memiliki energi feminin. Namun, anak laki-laki justru bisa memiliki energi tersebut lebih dominan, yang membuatnya sulit mengambil keputusan dan tidak siap memberi rasa aman.
Untuk itu, Papa bisa mengajak anak terlibat dalam aktivitas "maskulin" yang membangun jiwa provider, seperti memperbaiki mainan yang rusak, berkemah di halaman, atau merencanakan sebuah proyek kecil bersama. Dari sini, anak belajar tentang komitmen dan penyelesaian masalah.
Selain itu, hubungan hangat dan harmonis antara Mama Papa juga jadi contoh anak bagaimana Papa bertanggung jawab memberikan rasa aman dan menghormati pasangannya.
3. Hindari pola asuh protektif dan memanjakan

Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya tanpa memandang jenis kelamin. Namun sayangnya, pola asuh Mama yang terlalu cemas, overprotektif, atau memanjakan anak laki-laki justru dapat menghambat kemandirian mereka, Ma.
Jika Mama selalu "menyelamatkan" anak dari setiap kesulitan, ia tidak akan pernah belajar mengatasi tantangan sendiri. Menunjukkan kasih sayang pada anak itu wajib dilakukan, tapi pastikan kita juga memberi ruang untuk anak untuk mengalami konsekuensi alami dari tindakannya.
Contoh paling sederhananya nih, Ma, jika anak lupa menaruh sepatu di rak, biarkan ia mencari sendiri keesokan harinya. Pengalaman ini mengajarkan sebab-akibat, yang merupakan dasar dari tanggung jawab.
Pisahkan juga peran anak sebagai "anak" dari beban emosional orangtua. Jangan jadikan ia "teman curhat" atau pelipur lara agar anak fokus pada tugas perkembangannya, yaitu belajar menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.
Dengan konsistensi dan kesadaran penuh, kolaborasi antara Mama dan Papa dalam memberikan pola asuh pada anak pun akan membuahkan hasil.
Dari pola asuh tersebut, nantinya anak laki-laki pun akan tumbuh dengan mental provider yang kuat, siap memimpin hidupnya sendiri dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab di kemudian hari.



















