Terdiri dari klausa utama dan klausa bawahan: Kalimat majemuk bertingkat selalu memiliki minimal satu klausa utama (induk kalimat) yang dapat berdiri sendiri, dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat) yang bergantung pada klausa utama.
Menggunakan konjungsi subordinatif: Untuk menghubungkan klausa utama dan klausa bawahan, diperlukan kata penghubung berupa konjungsi subordinatif seperti "karena", "ketika", "meskipun", "agar", "sehingga", dan sebagainya.
Memiliki hubungan yang tidak setara antar klausa: Klausa-klausa dalam kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan yang berbeda, di mana klausa bawahan bergantung pada klausa utama.
Dapat memiliki lebih dari dua klausa: Meskipun minimal terdiri dari dua klausa, kalimat majemuk bertingkat dapat memiliki lebih dari dua klausa dengan berbagai tingkatan ketergantungan.
Menunjukkan hubungan logis antar gagasan: Struktur kalimat ini memungkinkan penulis atau pembicara untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat, waktu, tujuan, syarat, atau hubungan logis lainnya antar gagasan.
10 Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat

Mama pasti tahu, dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa macam bentuk kalimat. Salah satunya adalah kalimat majemuk bertingkat.
Namun, Mama masih bingung apa itu kalimat majemuk bertingkat dan bagaimana ciri-cirinya saat anak meminta bantuan Mama untuk mengerjakan tugas Bahasa Indonesianya.
Mengajarkan anak memahami kalimat majemuk bertingkat adalah langkah penting untuk mengembangkan kemampuan bahasa dan berpikir kompleksnya,
Mama, melalui contoh kalimat yang tepat dan mudah dipahami, Mama bisa membantu si Kecil belajar menggabungkan dua ide atau lebih dalam satu kalimat dengan cara yang benar.
Oleh karena itu, Popmama.com akan membagikan informasi mengenai pengertian, ciri-ciri, dan contoh kalimat majemuk bertingkat.
Yuk, simak beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat yang bisa Mama gunakan dalam kegiatan belajar di rumah agar anak semakin percaya diri berbahasa!
Apa Itu Kalimat Majemuk Bertingkat?

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa utama (induk kalimat) dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat) yang tidak sejajar atau tidak setara, dihubungkan oleh konjungsi subordinatif (misalnya, karena, jika, sehingga, ketika).
Anak kalimat memberikan informasi tambahan, rincian, atau penjelasan terhadap induk kalimat, sehingga menciptakan hubungan ketergantungan antara keduanya.
Kalimat majemuk bertingkat digunakan untuk menyampaikan informasi yang lebih kompleks, detail, dan terstruktur dalam tulisan maupun percakapan.
Ciri-ciri Kalimat Majemuk Bertingkat

Agar mudah mengidentifikasi kalimat majemuk bertingkat, Mama dapat memahami ciri-ciri kalimat tersebut. Berikut adalah ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat:
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat

Setelah Mama memahami pengertian dan ciri-ciri kalimat majemuk bertingkat, Mama dapat membaca beberapa contoh kalimatnya agar lebih memahami materi ini. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat:
"Saat ibu pulang dari pasar, Feri belum ada di rumah."
Kalimat ini terdiri dari anak kalimat "Saat ibu pulang dari pasar" yang menerangkan waktu, dan induk kalimat "Feri belum ada di rumah." Anak kalimat memberikan keterangan waktu kapan kejadian pada induk kalimat terjadi."Apabila ayah membeli makan siang, aku akan mentraktirnya makan malam."
Anak kalimat "Apabila ayah membeli makan siang" menunjukkan syarat yang harus dipenuhi agar kejadian pada induk kalimat "aku akan mentraktirnya makan malam" terjadi."Rangga menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok."
Anak kalimat "karena dia suka menghisap rokok" menjelaskan sebab dari induk kalimat yang menyatakan kondisi Rangga."Meskipun dirinya sekarang sendirian dirinya tidak merasa kesepian."
Anak kalimat "Meskipun dirinya sekarang sendirian" menunjukkan pertentangan atau kondisi yang berlawanan dengan isi induk kalimat "dirinya tidak merasa kesepian.""Ibu membawakannya payung agar ia tidak kehujanan."
Anak kalimat "agar ia tidak kehujanan" menyatakan tujuan dari tindakan induk kalimat yaitu "Ibu membawakannya payung.""Dia belajar dengan giat supaya lulus ujian dengan nilai yang baik."
Anak kalimat "supaya lulus ujian dengan nilai yang baik" menunjukkan tujuan dari induk kalimat "Dia belajar dengan giat.""Kalau cuaca cerah, kami akan pergi ke taman bermain."
Anak kalimat "Kalau cuaca cerah" merupakan syarat yang harus terpenuhi agar induk kalimat "kami akan pergi ke taman bermain" terjadi."Setelah makan malam, Ayah langsung beristirahat."
Anak kalimat "Setelah makan malam" menerangkan waktu kejadian pada induk kalimat "Ayah langsung beristirahat.""Walaupun sedang sibuk, Ibu tetap menyempatkan waktu untuk kami."
Anak kalimat "Walaupun sedang sibuk" menunjukkan pertentangan dengan kondisi induk kalimat "Ibu tetap menyempatkan waktu untuk kami.""Dia tidak hadir karena sedang sakit demam."
Anak kalimat "karena sedang sakit demam" memberikan alasan bagi kejadian pada induk kalimat "Dia tidak hadir."
Beberapa contoh ini menunjukkan bagaimana kalimat majemuk bertingkat menggabungkan dua bagian kalimat dengan hubungan yang melengkapi informasi, menggunakan kata penghubung yang berbeda sesuai maknanya.



















