Menurut dr, Angga, pencegahan remaja supaya tidak terjerumus menjadi perokok dapat dilakukan pada tahap preparation dan initiation. Di tahap preparaption ini orangtua mengomunikasikan pengaruh buruk dari roko guna membentuk persepsi negatif tentang rokok.
Sementara di tahap initiation dengan berusaha mencegah anak mencoba atau memulai merokok. Caranya menjauhkan anak dari lingkungan para perokok. Mama dan Papa juga bisa mengarahkan si Kecil untuk melakukan hal positif, seperti membaca buku, berolahraga, dan lain-lain.
Ajarkan pula kepada anak untuk tidak malu mengatakan bahwa dirinya tidak merokok. Tanamkan menghindari remaja dari lingkungan yang berdekatan dengan rokok.
Seperti pernyataan dari dr. Piprim bahwa masalah rokok pada anak dan remaja merupakan tanggung jawab bersama. Mulai dari orangtua, guru, orang dewasa di sekitar, dokter dan tenaga kesehatan, serta pemerintah. dr. Angga memaparkan cara-cara penanganan yang bisa dilakukan masing-masing pihak guna mengatasi anak kecanduan rokok.
1. Kemauan dari Remaja itu Sendiri
Sebagian besar remaja sebenarnya ingin mencoba berhenti merokok. Namun, i mereka tidak mengungkapkan keinginannya tersebut kepada orang lain. Sehingga mereka merasa sulit untuk berhenti merokok. Hal ini juga dipengaruhi karena angka relaps atau kambuh yang tinggi.
Berikut kiat yang dapat kamu lakukan:
- Sampaikan keinginan berhenti merokok kepada orang-orang terdekat (keluarga dan teman) supaya mereka bisa membantu
- Cari lingkungan pertemanan yang suportif, artinya tidak memaksa kamu untuk merokok dan mau mendukung untuk kamu berhenti merokok meskipun banyak dari mereka yang merokok
- Mulai kurangi konsumsi rokok sedikit demi sedikit
2. Peran Orangtua
- Memberikan contoh yang baik dengan berhenti merokok atau tidak merokok sama sekali
- Jangan membiarkan anak merokok ketika Mama dan Papa mengetahuinya. Segera minta ia untuk berhenti.
- Dukung dan bantu anak untuk mencari pertolongan supaya bisa berhenti merokok
3. Peran Sekolah dan Guru
- Membuat program social influence theory, yaitu mengajarkan kemampuan untuk mengatakan tidak pada ajakan merokok, bertahan dari tekanan teman sebaya yang merokok, sekaligus menghimbau untuk menghindari lingkungan yang berpotensi mendorong dirinya menjadi perokok.
- Melakukan program social competence, yakni guru membekali para muridnya tentang kemampuan sosial secara keseluruhan sehingga remaja mempunyai pendirian yang kuat dan tidak mudah terpengaruh.
- Guru atau sekolah memberi kesempatan kepada anak untuk menunjukkan dan menyalurkan minat, bakat, potensi, dan keunggulan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
- Guru memberi dukungan dan mencari bantuan untuk remaja berhenti merokok.
4. Peran Tenaga Kesehatan
- Melakukan edukasi tentang bahaya rokok dan alternatif solusi yang bisa remaja pilih untuk membantu proses berhenti merokok
- Melakukan kolaborasi multidisiplin guna meningkatkan layanan anak dan remaja stop rokok
- Memberikan dan menyarankan para perokok di bawah umur melakukan terapi yang terbukti secara ilmiah ampuh dalam mengatasi kecanduan rokok
5. Melakukan Terapi Psikososial
Terapi psikososial adalah terapi yang paling efektif sebagai cara mengatasi stop merokok. Ada juga terapi farmakologis untuk mengobati adiksi merokok pada remaja yang umumnya menggunakan permen karet.
Namun, dr. Angga tidak menyarankan melakukan terapi farmakologis karena belum ada cukup bukti ilmiah. Terapi psikosoial ada tiga jenis, antara lain:
- Konseling motivasi, yakni menggunakan berbagai jenis metode motivasi guna melihat tujuan dan kepercayaan diri remaja terkait merokok. Biasanya menggunakan metode 5A, yaitu Ask, Advice, Assess, Assist, Arrange.
- Terapi perilaku kognitif, dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yang berfokus pada masalah kebiasaan dan perilaku merokok pada remaja serta berorientasi untuk mangatasi masalah tersebut. Terapi ini dilakukan dengan menerapkan positive behavior reinforcement (pemberian hadiah atas keberhasilan berhenti merokok) dan smoking diary (penguatan alasan berhenti merokok serta metode relaksasinya).
- Social influence, sama dengan yang dilakukan sebagai program pencegahan di sekolah.
Demikian penjelasan tentang jumlah perokok remaja meningkat serta cara pencegahannya yang harus dilakukan oleh semua pihak. Kesadaran bahaya merokok perlu dibangun sedini mungkin agar anak-anak mempunyai persepsi buruk sehingga tidak akan ada upaya si Kecil mencoba produk tembakau ini.