Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Anak yang Cepat Tinggi Rentan Alami Kelengkungan Tulang Belakang?

medium-shot-doctor-checking-kid.jpg
Freepik
Intinya sih...
  • Skoliosis idiopatik sering tidak diketahui sebagai penyebab tulang belakang anak melengkung
  • Faktor genetik memengaruhi kondisi anak berpotensi terkena skoliosis
  • Kelengkungan tulang anak termasuk normal atau tanda kelainan, perlu diwaspadai gejala skoliosis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pertumbuhan anak menjadi momen yang paling dinantikan banyak orangtua. Bahkan, ada beberapa anak yang mengalami pertumbuhan sangat cepat. Di fase tersebut, tubuh bekerja secara ekstra untuk memanjangkan tulang dalam waktu singkat.

Tanpa disadari, risiko ketidakseimbangan struktur tulang dapat terjadi. Hal itu yang dialami Nada Tarina, anak Deddy Corbuzier. Akibat pertumbuhan tulang yang terlalu cepat dan belum siap sepenuhnya, berujung membuat tulang belakangnya melengkung. 

“Kemungkinan besar aku meningginya kan cepat banget. Waktu umur 12 tahun, tingginya itu cepat banget, tulangnya belum siap. Jadi dia curving,” ungkap Nada Tarina dalam podcast bersama Raditya Dika. 

Untuk membahas penyebabnya, berikut Popmama.com siap membahas informasi tentang mengapa anak yang cepat tinggi rentan alami kelengkungan tuhan berdasarkan penjelasan dari Dokter Ortopedi Anak 

1. Penyebab tulang belakang anak melengkung sering tidak diketahui

dokter rspi.jpg
Dok. Rumah Sakit Pondok Indah Group

Skoliosis idiopatik merupakan jenis skoliosis yang paling umum terjadi pada anak. Biasanya mulai berkembang setelah anak berusia 10 tahun. Kelengkungan tulang bisa semakin terlihat saat anak mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. 

“Penyebab melengkungnya tulang belakang anak sering kali tidak diketahui atau dikenal dengan istilah idiopatik. Kondisi ini adalah jenis skoliosis yang paling umum, yang berkembang setelah anak berusia 10 tahun. Namun, kondisi ini sering kali semakin terlihat atau memburuk secara signifikan selama periode pertumbuhan yang cepat,” kata dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K) selaku Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Ortopedi Anak, Limb Lengthening, and Reconstruction dari RSPI Pondok Indah dan RSPI Bintaro Jaya saat diwawancarai oleh Popmama.com

2. Faktor genetik membuat anak berpotensi terkena skoliosis

back-view-girl.jpg
Freepik

Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam munculnya skoliosis pada anak. Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat skoliosis, maka risiko si Kecil mengalami kondisi serupa akan lebih besar. 

Riwayat keluarga bukan hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya skoliosis, tetapi juga membuat kelengkungan lebih cepat tampak saat anak meninggi.

Karena itu, orangtua yang memiliki keluarga dengan kondisi serupa disarankan lebih waspada terhadap perubahan bentuk punggung, pundak, hingga pinggul anak.

“Penyebab lain dari kondisi ini​ diperkirakan adanya ketidakseimbangan laju pertumbuhan antara tulang belakang bagian depan (kolumna anterior) dan bagian belakang (kolumna posterior). Selain itu, faktor genetik juga memainkan peran penting. Anak yang memiliki anggota keluarga dengan skoliosis memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalaminya,” ungkap dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K). 

3. Tulang belakang anak melengkung, termasuk normal atau tanda kelainan?

ill-girl-being-examined-by-doctor.jpg
Freepik

Untuk mengetahui kelengkungan tulang anak termasuk normal atau tidak, orangtua perlu memperhatikan seberapa besar derajat kelengkungan tulang belakang si Kecil.

Jika terlihat kelengkungan ke samping yang jelas, kondisi tersebut tidak bisa disebut normal. Bahkan, itu bisa jadi tanda awal skoliosis atau kelainan struktural lainnya.

Perubahan ini tidak boleh diabaikan, karena skoliosis dapat berkembang lebih cepat saat anak mengalami growth spurt. Jika ada tanda-tanda mencurigakan, sebaiknya segera konsultasikan anak ke dokter spesialis ortopedi anak. 

“Perlu diperhatikan pertambahan derajat kelengkungannya. Jika orangtua melihat adanya kelengkungan samping yang jelas, berarti ini bukan bagian normal dari tumbuh kembang dan perlu dianggap sebagai tanda awal skoliosis atau kelainan struktural lain yang membutuhkan pemeriksaan dokter. Sebaiknya segera konsultasikan si Kecil ke dokter spesialis ortopedi konsultan ortopedi anak, limb lengthening, and reconstruction atau dokter spesialis ortopedi konsultan spine,” jelas dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K). 

4. Gejala skoliosis anak yang perlu diwaspadai orangtua

close-up-woman-helping-child.jpg
Freepik

Orangtua perlu lebih jeli memperhatikan postur tubuh anak, terutama ketika ia berdiri tegak. Berikut gejala skoliosis yang perlu diperhatikan berdasarkan penjelasan dr. Faisal Mi'raj, Sp. OT, (K), antara lain: 

  • Pundak tidak sejajar: Salah satu bahu tampak lebih tinggi dari pada yang lain

  • ​Pinggul tidak rata: Salah satu pinggul terlihat lebih menonjol atau lebih tinggi

  • Tulang belikat menonjol: Salah satu tulang belikat (skapula) menonjol keluar lebih jauh dari pada yang lain

  • Pakaian tidak pas: Pakaian atau garis hem rok/baju miring atau menggantung tidak seimbang

  • Tonjolan sisi tubuh: Saat anak membungkuk ke depan (seperti saat menyentuh jari kaki), satu sisi punggung terlihat lebih tinggi atau memiliki punuk (disebut rib hump)

  • ​Jarak lengan ke tubuh tidak sama: Jarak antara lengan dan tubuh saat berdiri tegak tampak berbeda di kedua sisi

Demikian pembahasan tentang mengapa anak yang cepat tinggi rentan alami kelengkungan tuhan berdasarkan penjelasan dari Dokter Ortopedi Anak. 

Dengan mengenali tanda-tandanya sejak awal, orangtua bisa membantu mencegah kelengkungan tulang belakang berkembang lebih jauh. Jika ada perubahan postur yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter agar si Kecil tetap tumbuh tinggi dan sehat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Garang Asem Simple ala Mama Sissy Prescillia, Resep Praktis & Lezat

15 Des 2025, 11:05 WIBBig Kid