Beri Tahu Anak, 7 Fakta Rumah Honai yang Punya Banyak Fungsi

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang dikenal akan keanekaragamannya. Selain dalam hal budaya, Indonesia yang memiliki 34 provinsi ini juga memiliki beragam rumah adat yang unik dari sejumlah provinsi.
Salah satunya adalah rumah adat Honai di wilayah Papua. Di antara asrinya pemandangan tanah Papua, ada kehidupan masyarakat pegunungan dengan menempati rumah adat beralaskan tanah secara alami dan tradisional.
Lalu seperti apa rumah Honai yang dikenal dengan bentuk uniknya ini? Yuk Ma, tambah pengetahuan anak dengan membaca artikel Popmama.com seputar 7 fakta rumah Honai dari Papua yang telah dilansir dari Indonesia.go.id berikut ini!
1. Rumah Honai dapat ditemukan pada lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua

Rumah Honai merupakan rumah adat suku Dani yang tinggal di lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Keberadaan rumah Honai dapat ditemukan pada lembah-lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua, terutama di ketinggian 1.600-1.700 meter di atas permukaan air laut.
Selain suku Dani, ada beberapa suku lain yang hidup bertetangga di lembah ini, yaitu ada suku Yali dan suku Lani yaitu dengan populasi sekitar 100.000 jiwa.
2. Memiliki bentuk seperti jamur, dengan material alami dari kayu dan jerami

Rumah Honai dikenal dengan bentuknya yang mungil dan unik seperti bentuk jamur, yaitu memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding anyaman dengan atau kerucut yang terbuat dari jerami.
Material yang digunakan untuk membuat Honai berasal dari bahan alami yang dapat diperbaharui. Lantai tanah, dinding anyaman, dan atap jerami adalah bahan alami yang dapat diperbaharui.
Rumah ini memiliki tinggi hanya 2,5 meter, yang jika dilihat dari udara akan terlihat seperti jamur berwarna cokelat kehitaman berjajar di sepanjang lembah.
3. Memiliki dua lantai dengan fungsi yang berbeda

Bentuk rumah dengan atap menutup ke bawah ini bertujuan untuk melindungi seluruh permukaan dinding agar tidak terkena air hujan dan meredam hawa dingin agar tidak masuk ke dalam rumah.
Walaupun rumah ini terbilang mungil, di dalam rumah Honai ternyata ada dua lantai dengan fungsi yang berbeda. Lantai pertama digunakan sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai, makan, dan aktivitas keluarga lainnya.
Uniknya, rumah Honai juga dapat diisi hingga 5 sampai 10 orang. Hal ini dimaksudkan agar rumah Honai tetap hangat.
4. Tidak memiliki jendela dan memiliki tungku yang multifungsi

Selain bentuknya yang unik, rumah Honai ini juga tidak memerlukan jendela, karena suhu di sana dapat mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam. Hanya ada satu pintu untuk keluar-masuk dengan ventilasi kecil yang melindungi dari binatang liar.
Tepat di bagian tengah pada lantai terdapat galian tanah yang berfungsi menjadi tungku. Selain menjadi penerangan, bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh di malam hari.
5. Rumah Honai sebenarnya hanya boleh dihuni oleh laki-laki saja

Sebenarnya, rumah Honai hanya boleh dihuni oleh penduduk laki-laki saja, sedangkan untuk penduduk perempuan disebut dengan rumah Ebe'ai, dan untuk kandang binatang disebut dengan Wamai.
Ketiga jenis rumah tersebut memiliki bentuk yang sama persis, hanya saja rumah Honai untuk para laki-laki memiliki ukuran yang lebih tinggi.
Nama Honai sendiri berasal dari kata "Husn", yang berarti "laki-laki" dan "ai" yang berarti rumah, sehingga sesuai dengan artinya, Honai merupakan rumah untuk laki-laki.
Karena hanya boleh ditempati oleh penduduk laki-laki saja, maka penduduk perempuan dilarang keras untuk masuk ke rumah Honai, walaupun sudah menikah.
Hanya penduduk laki-laki dan anak laki-laki saja yang boleh masuk, begitupun sebaiknya berlaku pada rumah Ebe'ai yang hanya boleh ditempati oleh perempuan saja. Konon budaya ini sudah menjadi budaya turun temurun yang harus dituruti.
6. Fungsi lainnya seperti untuk menyimpan peralatan perang atau berburu

Selain sebagai tempat tinggal, rumah Honai juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan perang atau berburu, tempat melatih anak laki-laki agar ketika dewasa dapat melindungi sukunya, tempat menyusun strategi perang, juga menyimpan segala simbol dan peralatan warisan leluhur.
Selain itu juga ada Honai yang khusus untuk menyimpan umbi-umbian hasil ladang, dan ada pula yang khusus untuk mengasapan mumi.
Fungsi Honai untuk pengasapan mumi ini dapat ditemukan di Kampung Desa Kerulu dan Desa Aikima, tempat dua mumi paling terkenal di Lembah Baliem.
7. Rumah Honai juga berfungsi untuk mempertahankan budaya yang telah diwariskan para leluhur

Selain memiliki fungsi dari bentuk fisik, rumah adat dari Papua ini memiliki beberapa filosofi penting yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat lembah Baliem.
Yaitu, rumah Honai memiliki nilai tinggi untuk menjaga kesatuan dan persatuan sesama suku, serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya.
Selanjutnya, dengan tinggal dalam satu rumah Honai, maka semua orang akan satu hati, satu pikiran, dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dan yang terakhir dan tak kalah penting adalah, rumah Honai merupakan simbol dari kepribadian dan martabah serta harga diri dari orang suku, yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu di kemudian hari.
Nah itulah fakta rumah Honai yang dapat anak ketahui seputar keberagaman Indonesia, khususnya rumah adat. Dengan mengetahui fakta-fakta menarik seputar keberagaman Indonesia, tentunya akan meningkatkan rasa cinta anak pada Tanah Air dan melestarikan keberagaman hingga masa depannya nanti.



















