Ketahui, Apa Saja Makna dan Tradisi Khatam Al-Qur'an?

Yuk, Ma beritahu pada anak seputar makna dan tradisi yang terkandung di dalam prosesi khataman!

27 Februari 2024

Ketahui, Apa Saja Makna Tradisi Khatam Al-Qur'an
Pexels/Pok Rie

Tentunya seperti yang kita tahu, ya, Ma bahwa di negara Indonesia memiliki kekayaan akan kebudayaan dan tradisi yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai suku bangsa.

Salah satunya tradisi dalam kegiatan keagamaan yakni di setiap daerah selalu mengadakan prosesi atau upacara khatam Al-Qur’an berdasarkan tradisi serta adat istiadat kebudayaan setempat. 

Sebagai bentuk proses adanya akulturasi budaya lokal dengan budaya Islam. Tradisi-tradisi yang berkembang di masyarakat merupakan wujud dari kebudayaan itu sendiri. 

Setiap tradisi tersebut memiliki latar belakang dan pemahaman kebudayaan yang memiliki makna bagi orang-orang yang hidup dalam tradisi tersebut. 

Nah untuk mengetahui penjelasan selengkapnya, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa informasi mengenai apa saja makna dan tradisi khatam Al-Qur’an yang bisa diketahui anak sejak dini. Yuk, simak!

1. Tradisi prosesi khatam Al-Qur’an

1. Tradisi prosesi khatam Al-Qur’an
Instagram.com/ronipatihan
Ilustrasi

Dilakukannya prosesi atau upacara khatam Al-Qur’an merupakan sebuah tradisi yang mempunyai makna di dalamnya bagi masyarakat Indonesia. 

Di masyarakat muslim Indonesia sendiri telah terjadi rangkaian acara untuk prosesi khatam Al-Qur’an di rumah tahfiz yang tersebar di berbagai daerah. Pada saat ini upacara khatam Al-Qur’an biasanya dilaksanakan di sebagian rumah-rumah tahfiz Al-Qur’an.

Salah satunya yang akan dibahas di sini adalah tradisi serta adat masyarakat dari suku Sunda. Melansir dari KBBI, istilah khatam sendiri adalah Al-Qur'an yang telah dibacakan sampai selesai ataupun tamat.

Dikenal di dalam masyarakat yakni sebagai bentuk kegiatan tahunan yang diselenggarakan. Atau ketika momen selesainya santri dalam membaca maupun menghafal surat maupun juz tertentu yang ditentukan oleh rumah tahfiz. 

Terdapat acara berbeda dari tradisi prosesi khatam Al-Qur’an di setiap tahunnya ini biasanya melalui beberapa tahapan tertentu, sebagai berikut:

  • Para wali santri dan masyarakat sekitar mengikuti acara dengan membawa tumpeng

Sebelum dilaksanakan prosesi khatam Al-Qur’an, bagi para wali santri dan masyarakat sekitar di undang untuk mengikuti acara tersebut dengan membawa tumpeng yang nantinya diserahkan kepada pihak panitia.

Tumpeng dikumpulkan pada hari-H sebelum acara dimulai, biasanya tumpeng diletakkan di tempat yang disediakan menjadi hidangan makan bersama pada saat setelah acara khatam Al-Qur’an. 

  • Para santri di tes terlebih dahulu sebelum dilaksanakan proses khatam Al-Qur’an

Sebelum proses khatam Al-Qur’an para santri akan di tes terlebih dahulu sesuai dengan kriteria dan level yang telah di tentukan. 

Pada malam hari sebelum hari-H selepas salat isya diadakan kegiatan tasmi dan tahsin yaitu merupakan kegiatan ujian bagi tahfiz (penghafal) Al-Qur’an yang dilakukan dengan memperdengarkan bacaan Al-Qur’an tanpa adanya kesalahan dihadapan para penguji. 

Kegiatan ini biasanya dihadiri oleh para orangtua dan teman-teman satu kelas dan masyarakat yang turut menyaksikan dan menyimak bacaan yang dilantunkan oleh siswa sebagai tahfiz yang melaksanakan ujian. 

Setelah selesai melakukan tasmi dan tahsin maka kemudian membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang dipilih untuk dibaca bersama-sama dengan para mustami dan santri yang telah lulus ujian tahfiz. 

Para ustad mempersilakan orangtua wali dan masyarakat yang hadir untuk memberi selamat kepada para santri. 

Editors' Pick

2. Adapun susunan acara saat prosesi wisuda

2. Adapun susunan acara saat prosesi wisuda
Instagram.com/hawaariyyun

Terdapat beberapa rangkaian acara yang pada umumnya dilakukan oleh panitia sebagai pelaksanaan prosesi wisuda, berikut ini tahapan yang biasanya dilaksanakan:

  1. Pembacaan surat keputusan tentang daftar nama peserta wisuda tahfiz serta pengumuman wisudawan yang lulusan terbaik, termuda, dan santri inspiratif oleh pengurus inti.
  2. Pengukuhan peserta wisuda tahfiz Al-Qur’an biasanya dipaparkan melalui slide komputer disertai narasi serta iringan musik instrumental Islami. Dalam prosesi ini biasanya diadakan pemberian mahkota dari wisudawan tahfiz kepada orangtuanya di atas panggung. Pemberian mahkota hanya dari perwakilan wisudawan yang berprestasi kepada orangtuanya.
  3. Penyerahan penghargaan wisudawan lulusan terbaik, termuda, dan santri inspiratif disertai dengan pemanggilan orangtua santri untuk mendampingi anak-anak mereka.
  4. Orasi ilmiah dengan topik menumbuh kembangkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an serta keutamaan menghafal Al-Qur’an.
  5. Sambutan-sambutan.
  6. Kesan dan pesan wakil dari peserta wisuda.
  7. Kesan dan pesan dari wakil orangtua atau wali murid santri.
  8. Penutup dengan pembacaan doa-doa khatam Al-Qur’an

Kemudian dilanjutkan dengan makan-makan bersama dengan memotong tumpeng pada bagian puncaknya dan diserahkan kepada orangtua santri tahfiz. 

3. Terdapat makna yang terkandung dalam prosesi khatam Al-Qur’an

3. Terdapat makna terkandung dalam prosesi khatam Al-Qur’an
Pexels/Thirdman

Melansir dari jurnal UNISA, menjelaskan bahwa dalam prosesi khatam Al-Qur’an yang dibersamai dengan diadakannya kontes tumpeng yang diikuti oleh wali/orangtua sendiri ini mempunyai sebuah pemaknaan yang mendalam.

Prosesi atau upacara pelaksanaan dari khatam Al-Qur’an memiliki berbagai fungsi seperti, fungsi sosial, pendidikan, dan religius, di antaranya sebagai berikut:

  1. Terdapat tujuan dalam rangka mensyiarkan agama Islam dan Al-Qur’an kepada masyarakat umum. 
  2. Menjunjung nilai-nilai pendidikan karakter dalam berlomba-lomba mencapai hal kebaikan di tengah terjadinya krisis moral yang ada.
  3. Di setiap daerah dalam pelaksanaan prosesi khatam Al-Qur’an berbeda disesuaikan dengan daerahnya menganut adat istiadat dan kebudayaan setempat.
  4. Menegakkan nilai-nilai Al-Qur’an pada masyarakat dengan cara menyampaikan pesan dari khataman Al-Qur’an yang semula hanya didapatkan makna individu saja dan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang sudah berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an sekarang berubah menjadi makna komunal yang bisa dirasakan oleh publik hingga masyarakat umum.
  5. Terjalin silaturahmi antara wali santri, santri, dan masyarakat terutama bagi pihak rumah tahfiz dengan masyarakat setempat dan wali santri.
  6. Adanya dibersamai makan tumpeng merupakan wujud rasa syukur bagi suku Sunda, bisa berkumpul dan makan bersama yang identik dengan tradisi suku Sunda melalui prosesi khatam Al-Qur’an ini.
  7. Dalam rangka dilaksanakan kontes tumpeng merupakan salah satu cara daya tarik untuk menghadirkan jemaah dengan maksud pengenalan terhadap Al-Qur’an juga mudah untuk disampaikan.

4. Tradisi kontes tumpeng dalam rangkaian prosesi khatam Al-Qur’an

4. Tradisi kontes tumpeng dalam rangkaian prosesi khatam Al-Qur’an
Instagram.com/dapurcikur/lsp_46

Sebagai tambahan informasi, bahwa tradisi kontes tumpeng pada rangkaian prosesi khatam Al-Qur’an adalah bagian adat dan tradisi dari suku Sunda.

Menanamkan nilai semangat sosial yang tinggi bahkan dibuktikan dengan berkumpulnya para warga masyarakat dalam pelaksanaan rangkaian prosesi khatam Al-Qur’an dengan membawa nasi tumpeng. 

Hal tersebut merupakan bagian dari adat istiadat suku Sunda untuk makan-makan bersama bagi yang hadir dalam prosesi khatam Al-Qur’an. 

5. Perayaan khatam Al-Qur’an memiliki makna nilai religius

5. Perayaan khatam Al-Qur’an memiliki makna nilai religius
Pexels/Alena Darmel

Kita sadari ya, Ma sebagai manusia setiap orang tentunya mengambil pengalaman hidup sesuai apa yang diperolehnya dari pengalaman itu sehingga bisa memiliki arti bagi kehidupannya baik bagi diri sendiri maupun orang lain. 

Dalam perayaan khatam Al-Qur’an terdapat nilai-nilai religius yang terbukti adanya semangat para santri yang mempelajari dan memperdalam makna Al-Qur’an dengan dukungan dan semangat penuh dari walisantri. 

Artinya, keberadaan prosesi khatam Al-Qur’an ini juga bisa memberikan pengakuan atas legalitas sosial terhadap prestasi bagi para santri. Hal tersebut bagian dari suatu kebanggaan tersendiri, bisa mensyiarkan Islam untuk mencintai Al-Qur’an.

Dilihat dalam nilai pendidikannya yaitu menciptakan generasi Islami yang berakhlakul karimah. Serta, dapat dengan mudah terjalinnya silaturahmi antara masyarakat setempat. 

Menariknya, prosesi khatam Al-Qur’an memiliki pelaksanaan yang di tiap-tiap daerahnya berbeda disesuaikan dengan adat dan tradisi masyarakat setempat.

Itulah Ma informasi selengkapnya mengenai makna dan tradisi khatam Al-Qur'an yang perlu diketahui anak. Semoga informasi ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan untuk si Kecil, Mama, dan Papa. 

Baca juga:

The Latest