- Batuk berkepanjangan (lebih dari 2 minggu) yang tidak kunjung membaik meski sudah diobati.
- Demam ringan yang berlangsung lama, terutama di malam hari, dan tidak jelas penyebabnya.
- Penurunan berat badan atau sulit mengalami kenaikan berat badan (gagal tumbuh).
- Berkeringat di malam hari tanpa aktivitas fisik yang berat.
- Lemah, lesu, dan mudah lelah, yang mengindikasikan penurunan energi.
- Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher atau ketiak.
- Nafsu makan menurun secara signifikan.
Temuan Kasus TBC Anak di Indonesia Meningkat, Ini Cara Mencegahnya!

Sejak beberapa tahun terakhir, temuan kasus Tuberkulosis (TBC) pada anak di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Menurut Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) 2023, kondisi ini menandakan perlunya kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang lebih serius.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga rentan menular kepada anak-anak, terutama anak yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi kurang baik atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Lalu, bagaimana cara mencegah penularan TBC pada anak? Berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Lebih dari 100 ribu anak Indonesia menderita TBC

Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di tahun 2023 tercatat sekitarnya 1,3 juta anak di dunia, termasuk Indonesia, terinfeksi bakteri TB.
Berdasarkan data dari SITB tahun 2023 lalu, TBC pada anak mengalami jumlah signifikan sekitar 67 persen dari target 90 persen, dengan temuan kasus sekitar 136.000 anak.
Kondisi ini terjadi karena beberapa faktor yang memungkinkan penulaaran TBC meningkat secara signifikan, salah satunya adalah melalui udara yang sangat cepat menyebarkan virus tersebut.
Selain pada orang dewasa, penyakit ini juga lebih rentan dialami oleh anak-anak, terlebih lagi usia remaja yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga mereka lebih berisiko terinfeksi.
2. TBC pada anak bisa menular

Menurut data dari National Library of Medicine (2023), TBC pada anak memang bisa menular, tapi risiko penularan pada anak lebih kecil dibandingkan penularan TBC pada orang dewasa.
Umumnya, bakteri TBC pada anak lebih sedikit, sehingga risiko penularannya pada orang lain pun sangat kecil. Namun, tercatat bahwa 10-15% anak yang terpapar bakteri TBC dapat mengembangkan infeksi aktif jika tidak ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, deteksi dini dan pengobatan TBC pada orang dewasa di sekitar anak sangat penting untuk mencegah penularan yang terjadi pada anak.
3. Gejala TBC pada anak

Untuk mencegah keparahan TBC pada anak agar tidak menular pada orang lain, orangtua perlu mengenali gejala TBC pada anak sebagai deteksi untuk pengobatan dini.
Berikut beberapa gejala TBC pada anak yang seringkali tidak spesifik dan dapat menyerupai penyakit lainnya, di antaranya:
Pada kasus yang lebih parah, TBC pada anak dapat menyerang organ selain paru-paru, seperti tulang, otak, atau ginjal, sehingga gejala bisa bervariasi tergantung organ yang terkena.
4. Upaya pencegahan penularan TBC pada anak
-8sKJf7FSFy9WR6QcrfMlzy0ot9frZGet.png)
Selain pengobatan dini dengan mendeteksi gejala yang ditimbulkan, ada beberapa upaya lainnya yang bisa orangtua lakukan sebagai upaya pencegahan TBC pada anak.
Menurut data TBC Indonesia (2024) sebagaimana dikutip dari Yayasan KNCV Indonesia, beberapa upaya pencegahan penularan TBC pada anak yang bisa dilakukan antara lain:
- Vaksinasi BCG (Bacillus-Calmette-Guerin), ini adalah salah satu vaksinasi yang harus orangtua berikan pada anak untuk pencegahan infeksi TBC, terutama pada anak usia 0-1 bulan.
- Pemberian TPT bagi anak yang memiliki kontak erat dengan penderita TBC, terutama TBC aktif.
- Berikan edukasi pada anak untuk menjaga kebersihan diri, serta ajarkan juga etika batuk dan bersin dengan menutup mulut agar tidak ada penyebaran droplet.
- Tingkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan nutrisi yang seimbang, istirahat cukup, dan aktivitas fisik.
Dengan menerapkan beberapa upaya di atas, diharapkan penularan TBC pada anak pun bisa kita hindari agar anak tumbuh kembang dengan optimal dan sehat.



















