“Akui kehadiran anak. Ketika duduk bareng, tanyakan apa yang sedang dirasakan anak. Mama juga bisa observasi anak, karena sejatinya yang dibutuhkan anak adalah reflektif communication. Kalau kita bisa care ke anak, nanti anak juga bisa care juga ke kita,” kata Dr. Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dan Praktisi Play Therapy, saat acara ‘Peluncuran Lexus Edisi Spesial BT21’ pada hari Jumat (10/10/2025).
Tips agar Snacking Time dengan Anak Lebih Bermakna, Psikolog: Pakai Teknik ABC

- Acknowledge: Mengakui kehadiran dan perasaan anak sebelum snacking time, dengan reflektif communication.
- Bonding: Membangun kedekatan lewat aktivitas makan bersama, sensory play, dan mindfulness.
- Celebrate: Merayakan momen kecil agar anak merasa dihargai, dengan afirmasi kata-kata dan aksi nyata.
Snacking time sering dianggap sebagai momen sederhana untuk mengganjal perut anak dengan camilan di sela aktivitas.
Namun, siapa sangka? Ternyata kegiatan sederhana ini bisa dimanfaatkan sebagai kesempatan emas untuk membangun kedekatan emosional dengan si Kecil.
Bukan sekadar memberi camilan, agenda snacking time juga bisa dijadikan orangtua untuk menghadirkan interaksi yang hangat dan penuh makna.
Psikolog anak menyarankan teknik sederhana bernama ABC yang bisa diterapkan saat snacking time. Kira-kira seperti apa pengaplikasiannya?
Simak pembahasannya telah Popmama.com siapkan berdasarkan penjelasan Psikolog Anak.
1. Acknowledge (mengakui kehadiran dan perasaan anak)

Acknowledge di sini berarti mengakui keberadaan dan emosi anak terlebih dahulu sebelum masuk ke obrolan atau aktivitas. Contohnya dengan kalimat sederhana seperti, “Makasih ya sudah duduk bareng Mama di sini. Mama senang bisa ngemil bareng kamu.”
Jika anak belum bercerita, orangtua bisa mengamati ekspresi dan bahasa tubuh anak atau mengajukan pertanyaan pelan seperti, “Tadi capek nggak habis main?”.
Teknik ini disebut reflektif communication, yaitu kemampuan untuk menyambut emosi anak, bukan langsung mengarahkan. Jika anak terbiasa diperlakukan seperti ini, dia juga akan belajar melakukan hal yang sama ke orangtuanya kelak.
2. Bonding (membangun kedekatan lewat aktivitas yang dilakukan bersama)

Anak memahami dunia dengan cara yang konkret dan sensori, jadi aktivitas makan pun bisa jadi momen eksplorasi. Misalnya, mengajak anak menyentuh tekstur camilan, mencium aromanya, atau menebak rasanya.
Ini seperti sensory play ringan, tetapi dikemas dengan melimatkan camilan kesukananya. Selain makan, selipkan mindfulness sederhana, seperti mengajak anak berhenti sejenak dan berkata, "Enak nggak? Rasanya lembut nggak pas digigit?”.
Hal-hal kecil ini membuat momen snacking tidak sekadar ‘cepat makan, cepat selesai’, tapi jadi waktu berkualitas yang menghadirkan kedekatan emosional. Dengan begitu, anak merasa didampingi dan ditemani, bukan hanya diberi makanan saja.
“Anak melihat sesuatu itu konkrit. Kita bisa lakukan sensory play untuk anak mengenal tekstur benda. Sesuaikan dengan usia. Jangan cuma sekadar aktivitas langsung, tapi menyelipkan mindfulness juga ke anak. Bonding bisa dilakukan sambil snacking time,” Dr. Anastasia Satriyo.
3. Celebrate (merayakan momen kecil agar anak merasa dihargai)

Celebrate di sini bukan berarti pesta besar, tapi mengapresiasi momen yang sudah anak luangkan untuk Mama. Jika momen kecil seperti snacking tidak dibuat bermakna, maka kontak emosional itu akan lewat begitu saja tanpa kesan.
Jadi, selain afirmasi kata-kata, orangtua memerlukan aksi nyata berupa bonding yang terasa oleh anak. Hal tersebut perlu dilakukan agar momen itu benar-benar terekam sebagai sesuatu yang hangat dan spesial di kenangan masa kecil anak.
“Celebrate di sini dengan merayakan bilang ‘makasih’ ke anak karena sudah mau snacking time bersama. Jadi, dengan anak mau spend time berdua itu sudah spesial. Anak itu butuh PDKT dengan orangtuanya karena kapasitas otak si Kecil buat mencerna seluruh pengalaman itu kecil sekali. Jadi momen berdua yang dibentuk harus bermakna dan dikenang. Kalimat afirmasi harus dibarengi dengan aksi nyata lewat bonding,” jelas Dr. Anastasia Satriyo.
4. Kolaborasi antara biskuit Lexus dengan BT21

That’s A Lexus Moment menjadi kampanye yang mengajak orangtua untuk mengubah waktu ngemil menjadi ritual emosional bermakna bersama anak.
Dengan cara ini, waktu ngemil yang sederhana pun bisa menjadi kenangan emosional yang bertahan lama dan menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang si Kecil.
“Kami menyadari bahwa lewat momen kecil seperti ngemil, orang tua bisa mengembangkan rutinitas sederhana yang membantu anak mengenali dan merayakan peran positif mereka,” ujar Rachmawati Sutarto, Marketing Director URC Indonesia.
Untuk mendukung kampanye tersebut, URC Indonesia menghadirkan kolaborasi antara biskuit Lexus dan BT21. Di dalam kemasannya, terdapat kartu koleksi spesial B21 yang bisa dikumpulkan anak.
Totalnya ada 14 desain kartu BT21 yang dapat dikoleksi. Kemasan spesial Lexus with BT21 tersedia hingga periode Desember 2025.
Demikian informasi mengenai tips agar snacking time dengan anak lebih bermakna menurut penjelasan Psikolog Anak. Jadi, apakah hari ini Mama sudah melakukan snacking time dengan si Kecil?










-smZIk0Nsd25hP0vk8SU2HMmOVdRpOAfq.jpg)








