Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Anak Suka Memanjat? Katakan Kalimat Ini agar Berhati-hati!

Anak sedang memanjat
Freepik

Mama, pernahkah Mama merasa khawatir saat melihat si Kecil suka sekali memanjat kursi, pagar, atau bahkan pohon di taman? Tenang, perilaku ini sebenarnya adalah hal yang normal dan alami pada masa pertumbuhan anak.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Anak-anak pada usia balita hingga sekolah dasar memang sangat penasaran dengan dunia di sekitarnya. Memanjat menjadi salah satu cara mereka untuk mengeksplorasi, melihat hal-hal baru, dan mencari pengalaman.

Namun, saat anak sedang memanjat, tentunya Mama khawatir akan keselamatan si Kecil. Mama harus lebih waspada saat si Kecil sedang aktif memanjat.

Lalu bagaimana caranya agar si Kecil berhati-hati? Berikut Popmama.com rangkum kalimat yang dapat Mama ucapkan agar si Kecil berhati-hati saat memanjat!

Risiko Memanjat pada Anak

Anak belajar memanjat
Freepik/javi_indy

Mama, saat anak suka memanjat, Mama perlu tahu bahwa ada beberapa risiko cedera yang bisa terjadi jika mereka tidak berhati-hati, antara lain:

  • Jatuh dan luka

    Saat anak memanjat, risiko terjatuh cukup besar, terutama jika mereka memanjat tempat yang tinggi atau permukaan yang licin. Jatuh bisa menyebabkan memar, luka lecet, atau bahkan cedera serius seperti patah tulang.

  • Cedera pada tangan dan pergelangan tangan

    Memanjat yang intens, seperti memanjat pohon atau tembok, dapat menyebabkan cedera pada tangan, seperti terkilir, tendon terjepit (jari pelatuk), atau fraktur pada jari dan pergelangan tangan.

  • Cedera kepala

    Jika anak terjatuh dan kepala terbentur, risiko gegar otak atau cedera kepala lainnya juga bisa terjadi. Ini harus segera diperhatikan dan mendapat penanganan medis.

  • Kelelahan otot dan keseleo

    Aktivitas memanjat yang berulang bisa membuat otot dan sendi anak kelelahan atau terkilir terutama jika mereka belum terbiasa.

  • Risiko patah tulang

    Anak yang jatuh bisa mengalami patah tulang, terutama pada pergelangan tangan karena saat jatuh anak biasanya refleks mengulurkan tangan untuk menahan tubuhnya.

    Karena anak-anak masih dalam tahap perkembangan motorik dan koordinasi, kemampuan mereka mengantisipasi bahaya saat memanjat belum sempurna.

Mengapa Kalimat yang Diucapkan Penting bagi Anak?

Anak memanjat
Freepik/bearfotos

Mama, kalimat positif yang Mama ucapkan kepada anak sangat penting agar si Kecil bisa belajar untuk lebih berhati-hati, terutama saat melakukan hal yang berisiko seperti memanjat. Berikut alasannya:

  • Membangun rasa percaya diri

    Kalimat positif membuat anak merasa didukung dan percaya diri. Misalnya, kalau Mama berkata, “Mama percaya kamu bisa memanjat dengan hati-hati,” anak akan merasa semangat dan lebih fokus.

  • Mengajarkan dengan cara yang menyenangkan

    Anak lebih mudah menerima pesan tanpa merasa takut atau ditegur. Kalimat yang lembut dan positif membuat anak lebih mau mendengarkan dan mengikuti.

  • Meningkatkan kesadaran anak

    Dengan kalimat positif, anak jadi lebih sadar bahwa berhati-hati itu penting, tapi bukan karena takut dimarahi, melainkan karena Mama ingin mereka selalu aman dan sehat.

  • Mengembangkan kebiasaan baik

    Pesan positif yang terus diulang akan membentuk kebiasaan anak untuk selalu memperhatikan keselamatan diri sendiri saat melakukan kegiatan.

  • Membangun hubungan yang harmonis

    Anak merasa dihargai dan didengarkan, sehingga mereka lebih terbuka untuk berbagi dan menerima arahan dari Mama.

Kalimat yang Dapat Mama Ucapkan agar Anak Berhati-hati

Anak bermain bersama ibunya
Freepik

Ma, agar anak selalu berhati-hati saat memanjat, Mama dapat memberikannya afirmasi melalui kalimat, berikut adalah kalimat yang dapat Mama ucapkan agar si Kecil tetap berhati-hati:

  1. "Hati-hati pegangannya pakai dua tangan ya!"
  2. "Kerja bagus! Tetap fokus dengan apa yang kamu lakukan ya!"
  3. "Perhatikan langkahnya, sepertinya pijakannya licin."
  4. "Apakah kamu tidak merasa takut?"
  5. "Mama di sini ya Nak, hati-hati!"

Jadi, itulah beberapa kalimat yang dapat Mama ucapkan agar si Kecil berhati-hati saat memanjat. Kalimat afirmasi ini penting agar anak dapat mendengarkan Mama!

Share
Editorial Team

Latest in Kid

See More

5 Tips Menghadapi Anak Suka Merengek yang Jarang Diketahui Mama

4.png
Freepik

Rengekan si Kecil memang menjadi tantangan terbesar bagi Mama dalam perjalanan tumbuh kembangnya.

Suara merengek yang terus-menerus seringkali membuat Mama merasa kewalahan dan kehilangan kesabaran.

Namun, tahukah Mama bahwa di balik rengekan tersebut sebenarnya ada pesan penting yang ingin disampaikan si Kecil?

Rengekan adalah cara si Kecil meminta perhatian dengan keterampilan komunikasi yang masih sangat terbatas.

Sebagai orangtua yang ingin memberikan pengasuhan terbaik, penting untuk memahami bahwa rengekan bukanlah perilaku buruk yang harus dihentikan dengan cara keras atau penuh amarah.

Sebaliknya, dengan strategi yang tepat, Mama dapat mengubah momen rengekan menjadi kesempatan pembelajaran yang berharga bagi si Kecil.

Untuk itu, Popmama.com telah merangkum 5 tips menghadapi anak suka merengek agar Mama dapat menghadapi rengekan si Kecil dengan lebih bijaksana dan penuh kasih sayang.

1. Pahami pesan tersembunyi di balik rengekan si Kecil

Untitled design (12).png
Freepik

Setiap kali si Kecil merengek, sebenarnya ada pesan penting yang ingin ia sampaikan kepada Mama.

Dilansir dari Nurtured First, menurut psikolog Shannon Wassenaar, rengekan adalah bentuk komunikasi si Kecil yang belum sempurna karena keterbatasan kosakata dan kemampuan mengatur emosinya.

Si Kecil mungkin sedang merasa lelah, lapar, bosan, atau bahkan hanya ingin mendapatkan perhatian dari Mama yang tersayang.

Memahami hal ini akan mengubah cara pandang Mama terhadap rengekan. Daripada merasa kesal atau terganggu, Mama dapat melihat rengekan sebagai sinyal bahwa si Kecil membutuhkan bantuan untuk mengekspresikan perasaannya.

Dengan pendekatan yang empati, Mama dapat membantu si Kecil belajar cara berkomunikasi yang lebih baik.

Ingatlah bahwa si Kecil masih dalam tahap perkembangan, dan merengek adalah bagian normal dari proses belajarnya untuk berinteraksi dengan dunia sekitar.

2. Gunakan teknik berbisik untuk menenangkan si Kecil