"Aku tahu sebagian Mama Papa malas ke RS karena antre, takut disuntik, diperiksa ini-itu. Tapi minta tolong banget, dengan nada lembut dan ramah, kalau anak sakit apalagi jatuh, tolong dibawa ke dokter atau rumah sakit," tulis dr. Trias dalam unggahannya.
Jangan Buru-Buru Dipijat! Begini Penanganan Tepat saat Anak Jatuh

Sebagai orangtua, Mama dan Papa tentu akan panik ketika melihat si Kecil jatuh, apalagi jika sampai menangis keras atau terlihat kesakitan. Tak jarang, beberapa keluarga masih memilih membawa anak ke dukun pijat tradisional atau orang pintar untuk menangani kondisi tersebut. Padahal, langkah ini bisa berisiko dan bahkan membahayakan kesehatan anak bila tidak dilakukan dengan cara yang tepat.
Penting untuk memahami bahwa tubuh anak masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Cedera akibat jatuh, terutama yang berkaitan dengan tulang atau kepala, sebaiknya ditangani oleh tenaga medis profesional. Penanganan yang keliru justru bisa memperburuk kondisi anak atau menimbulkan dampak jangka panjang.
Lalu, apa saja bahaya yang mengintai jika anak yang jatuh tidak ditangani secara medis? Bagaimana seharusnya Mama dan Papa merespons kejadian ini dengan tepat? Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya lebih lanjut.
1. Seorang anak jatuh dari pagar lalu dibawa ke dukun oleh orangtuanya

Dalam sebuah unggahan pada akun Instagram milik Dokter Spesialis Anak dr.Trias Kusuma Sari, SpA, CIMI, Konselor Menyusui-Mpasi,CH-kids @dr.trias_sp.anak, terdapat orangtua yang membawa anaknya ke dukun setelah terjatuh dari pagar.
2. Kondisi terkini korban

Kondisi si Kecil justru semakin parah setelah ditangani secara nonmedis. Sang dukun mengoleskan minyak panas ke tubuh anak yang ternyata mengalami patah tulang. Akibatnya, anak tersebut tidak hanya mengalami luka akibat jatuh, tetapi juga luka bakar yang serius dari minyak panas. Setelah akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan rontgen, ditemukan adanya patah tulang yang sudah cukup lama dibiarkan.
Sayangnya, kondisi itu tak berhenti di situ. Luka bakar akibat minyak panas memicu infeksi, dan infeksi ini berkembang hingga menyebabkan infeksi darah (sepsis)—suatu kondisi yang sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
3. Penanganan yang tepat ketika anak terjatuh

Ketika anak terjatuh lalu mengeluh nyeri hebat, terlihat bengkak, atau mengalami kesulitan bergerak pada bagian tubuh tertentu, Mama dan Papa perlu waspada terhadap kemungkinan adanya tulang yang retak atau bahkan patah. Jangan anggap sepele, ya! Penanganan yang tidak tepat justru bisa memperburuk kondisi si Kecil. Berikut ini beberapa langkah penting yang bisa Mama dan Papa lakukan:
- Segera hentikan aktivitas dan jangan digerakkan: Jika anak merasa kesakitan di bagian lengan, kaki, atau tubuh lainnya, segera minta ia untuk diam dan tidak menggerakkan bagian tersebut. Goyangan atau tekanan berlebihan bisa memperparah cedera, bahkan menyebabkan patah total pada tulang yang awalnya hanya retak.
- Kompres dingin untuk mengurangi bengkak: Sambil menunggu bantuan atau saat perjalanan ke fasilitas kesehatan, Mama bisa mengompres bagian tubuh yang bengkak menggunakan es batu yang dibungkus kain bersih. Kompres ini membantu meredakan nyeri dan memperlambat pembengkakan.
- Stabilkan bagian tubuh yang cedera: Jika memungkinkan, Mama bisa memberikan penyangga sementara menggunakan perban elastis, kain segitiga, atau alat bantu lainnya. Tapi penting diingat, jangan memijat atau meluruskan paksa bagian yang cedera, karena ini bisa memperparah kondisi tulang yang retak.
- Bawa anak ke rumah sakit untuk pemeriksaan rontgen: Ini adalah langkah yang paling krusial. Hanya tenaga medis yang bisa memastikan apakah ada keretakan atau patah tulang melalui pemeriksaan rontgen. Dari hasil tersebut, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai, seperti pemasangan gips atau bidai.
- Ikuti instruksi perawatan setelah diagnosis: Jika si Kecil benar-benar mengalami retak tulang, biasanya dokter akan menyarankan pemakaian gips selama beberapa minggu. Anak juga perlu menjalani kontrol rutin untuk memastikan proses penyembuhan berjalan baik. Selama masa pemulihan, pastikan anak membatasi aktivitas fisik dan tidak memaksakan gerakan yang bisa mengganggu tulangnya.
4. Ciri-ciri tulang retak saat terjatuh

Saat anak terjatuh, penting bagi Mama dan Papa untuk mengenali tanda-tanda yang menunjukkan adanya cedera serius, seperti tulang yang retak atau bahkan patah. Anak-anak mungkin belum bisa menjelaskan rasa sakit mereka dengan jelas, sehingga pengamatan orangtua menjadi kunci utama. Berikut beberapa ciri umum yang perlu diwaspadai jika anak mengalami tulang retak atau patah:
- Nyeri hebat pada area tertentu: Anak akan langsung menunjukkan rasa sakit yang intens, terutama saat bagian tubuh yang cedera disentuh atau digerakkan.
- Bengkak dan memar: Area yang mengalami cedera akan tampak membengkak dan bisa berubah warna menjadi merah atau kebiruan akibat memar.
- Sulit atau tidak mau menggerakkan bagian tubuh yang sakit: Anak cenderung menghindari pergerakan pada bagian tubuh tertentu karena menimbulkan rasa nyeri.
- Bentuk tulang terlihat tidak normal: Pada beberapa kasus, tangan, kaki, atau jari bisa terlihat bengkok, menonjol, atau tidak simetris.
- Terdengar suara “krek” saat jatuh: Suara khas ini bisa menjadi tanda bahwa tulang mengalami keretakan atau patah.
- Luka terbuka disertai tulang yang menonjol: Jika tulang sampai menembus kulit, itu merupakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan medis segera.
- Demam atau lemas setelah cedera: Jika anak menunjukkan gejala demam, lemas, atau muncul nanah dari luka, bisa jadi itu tanda infeksi akibat cedera yang tak tertangani dengan baik.
Itulah informasi mengenai penanganan tepat saat anak jatuh. Membawa anak ke rumah sakit memang kadang butuh waktu dan tenaga. Tapi percayalah, penanganan yang tepat bisa mencegah risiko yang lebih besar di kemudian hari. Mengutamakan keselamatan si Kecil harus menjadi prioritas, bukan malah mencoba jalan pintas yang belum tentu aman.



















