Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pemisahan Tempat Tidur Anak dalam Islam, Orangtua Wajib Tahu!

Anak perempuan tidur memeluk boneka
Freepik/pvproductions

Dalam Islam, mendidik anak tidak hanya soal akhlak dan ibadah, tetapi juga mencakup hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari, termasuk urusan tidur.

Salah satu anjuran yang sering luput dari perhatian orangtua adalah pemisahan tempat tidur anak. Meski terdengar sepele, ternyata hal ini memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam dan bertujuan untuk menjaga fitrah serta membentuk karakter anak sejak dini.

Kapan ya waktu yang tepat untuk memisahkan tempat tidur anak? Dan bagaimana cara melakukannya dengan bijak?

Kali ini Popmama.com akan membahas informasi mengenai pemisahan tempat tidur anak dalam Islam. Disimak ya, Ma!

1. Anak usia 0 sampai 2 tahun

Bayi bersama orangtua
Freepik

Pada usia ini, tidur bersama orangtua masih dianjurkan untuk memudahkan menyusui dan membangun kelekatan emosional.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun membiarkan cucunya, Hasan dan Husain, dekat dengan beliau sebagai bentuk kasih sayang.

Meski demikian, adab tetap harus dijaga, terutama soal aurat dan keamanan bayi saat tidur bersama. Ini menjadi awal kebiasaan terhadap adab dalam kehidupan sehari-hari.

2. Anak usia 3 sampai 6 tahun

Anak laki-laki sedang tidur
Freepik

Di usia ini, anak mulai memiliki kesadaran akan aurat dan ruang pribadi. Tidur bersama orangtua sebaiknya mulai dibatasi secara bertahap. Mama bisa memindahkan anak untuk tidur di kasur sendiri meskipun masih berada di kamar yang sama.

Tidur bersama saudara juga masih diperbolehkan, namun anak sudah perlu diajarkan pentingnya menjaga privasi. Misalnya, membiasakan berganti pakaian di tempat tertutup dan menghormati batasan tubuh orang lain.

3. Anak usia 7 tahun

Anak perempuan tertidur memegang buku dongeng
Freepik

Di usia ini, pemisahan tempat tidur mulai dianjurkan secara tegas. Hal ini juga berdasarkan pada hadits:

"Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) ketika berusia sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud)

Pemisahan dilakukan antara anak laki-laki dan perempuan, antara anak dan orangtua, serta antara saudara kandung yang berlainan jenis.

Pada usia ini, anak juga mulai belajar tanggung jawab, disiplin, dan menjaga aurat sesuai dengan fitrah dan perkembangan kedewasaannya.

4. Anak usia 10 tahun

Anak laki-laki sedang tidur
Freepik

Pada usia ini, memisahkan tempat tidur menjadi kewajiban. Bentuknya bisa satu anak satu kasur, atau kamar terpisah jika memungkinkan.

Anak mulai mengalami perubahan fisik menuju masa pubertas, sehingga penting menjaga diri dari fitnah dan kesalahan dalam interaksi.

Dalam konsep fitrah, anak memasuki awal masa baligh. Orangtua perlu memberi pendampingan yang lebih intens dalam menjaga syahwat, adab, serta ruang pribadi anak, agar tumbuh sesuai nilai-nilai Islam.

Bagaimana jika kondisi rumah tidak memungkinkan?

Anak-anak tidur bersama orangtua
Freepik

Islam adalah agama yang mudah dan penuh kasih sayang. Jika kondisi rumah tidak memungkinkan memisahkan tempat tidur karena keterbatasan ruang, Mama dan Papa bisa melakukan beberapa cara berikut:

  • Menggunakan tirai, lemari, atau sekat sebagai pembatas sederhana antara tempat tidur anak laki-laki dan perempuan.

  • Mengatur posisi tidur agar anak tidak berdekatan langsung dengan saudara lawan jenis.

  • Membiasakan anak untuk menjaga aurat dan berpakaian sopan meskipun dalam ruang terbatas.

  • Memberikan edukasi dan pengawasan ekstra agar anak memahami pentingnya menjaga privasi dan adab.

Intinya, meskipun ruang terbatas, tujuan utama menjaga aurat, adab, dan privasi tetap dapat diwujudkan dengan cara yang sesuai kondisi, ya.

Itulah informasi mengenai pemisahan tempat tidur anak dalam Islam. Semoga bisa memberikan manfaat untuk Mama dan Papa ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us