Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Peran Papa di Mata Anak, dari Bayi Hingga Dewasa

father and dad
Freepik.com

Setiap tahap usia anak adalah petualangan baru, selain bagi tumbuh kembangnya, tapi juga bagi Papa.

Begitu pula cara seorang anak memandang dan berinteraksi dengan Papanya akan terus berkembang, dari masa bayi yang penuh ketergantungan hingga dewasa yang penuh persahabatan.

Pemahaman tentang sudut pandang anak ini bisa menjadi panduan berharga untuk Papa dalam menjalankan perannya. Dengan mengenali kebutuhan dan ekspektasi mereka di setiap fase, ikatan antara Papa dan anak bisa dibangun dengan lebih kuat dan penuh makna.

Nah, seperti apa sih, pandangan anak terhadap Papanya di setiap usia? Berikut Popmama.com rangkumkan ulasan selengkapnya.

1. Usia 0-2 tahun: Papa adalah suara yang menenangkan

father and his sondaughter
Freepik

Di fase ini, kehadiran Papa ternyata menenteramkan bagi bayi, Ma. Suara Papa bukan sekadar kata-kata, melainkan irama yang berarti "aku aman".

Meski masih sangat belia, anak akan lebih menyerap energi dan perasaan yang Papa pancarkan. Dengan hadirnya Papa, anak merasa nyaman dan hangat. Kehadiran fisik Papa menjadi segalanya bagi mereka.

Di usia ini, ketidakhadiran Papa yang sering justru bisa membuat mereka merasakannya, Ma. Jadi, jangan remehkan perasaan bayi ya, Ma, Pa, karena mereka bisa merasakan siapa yang sering muncul dan memberinya rasa aman.

2. Usia 3-5 tahun: Papa adalah teman bermain

father and his sondaughter
Freepik

Memasuki fase emas atau biasa disebut golden age, Papa adalah "monster gelitik" dan jungkat-jungkit hidup bagi si Kecil.

Maksudnya, dunia mereka adalah dunia bermain, dan hadirnya Papa adalah pusat petualangan anak yang bisa menambah keseruan perjalanan bermainnya.

Di usia ini, anak belajar bahwa menjalin hubungan dengan Papa itu seru dan penuh tawa, atau belajar bahwa bermain selalu kalah penting dibanding pekerjaan atau ponsel Papa.

Namun, hal yang tanpa sadar bisa melukai anak usia ini adalah ketika ajakan bermainnya ditolak Papa dengan "nanti dulu, ya." Bagi anak usia 4 tahun, "sekarang" adalah segalanya.

3. Usia 6-9 tahun: Papa adalah panutan

father and his sondaughter
Freepik

Mama dan Papa mungkin pernah mendengar istilah, "Papa adalah orang pertama yang menjadi panutan anak-anaknya."

Bukan sekadar istilah, nyatanya hal ini sudah dimulai sejak anak memasuki usia 6-9 tahun. Di mana mereka akan mengamati Papa dengan saksama. Bagaimana Papa memperlakukan orang lain, menghadapi kesalahan, dan berbicara tentang diri sendiri adalah cerminan bagi mereka.

Di usia ini, anak akan menirukan sikap baik, sabar, dan menghargai diri sendiri yang dilihat dari Papa, atau memahami bahwa marah, menyalahkan, dan mengkritik diri adalah hal yang wajar.

Tapi, yang tanpa sadar bisa melukai hati anak usia ini adalah ketidaksesuaian antara perkataan dan perbuatan Papa. Mereka sangat jeli menangkap hal ini untuk nantinya akan melekat dalam ingatan.

Jadi, sebaiknya Papa lebih menjaga sikap dan perkataan pada anak usia ini, ya.

4. Usia 10-12 tahun: Papa adalah tempat bersandar anak

father and his sondaughter
Freepik

Memasuki usia masa remaja awal, tekanan hidup mereka akan makin terasa lebih besar, Ma, Pa. Mulai dari tekanan di sekolah, persahabatan, dan pertanyaan tentang jati diri.

Di tengah badai ini, Papa hadir menjadi suara tegas yang meyakinkan, "Kamu pasti bisa." Itulah mengapa di usia ini, anak memandang Papanya sebagai tempat bersandar anak.

Dari sini, anak belajar bahwa aman untuk membicarakan hal-hal yang sulit atau bahwa perasaan adalah sesuatu yang harus dipendam sendiri.

Tapi, mereka juga bisa tanpa sadar merasa tersakiti jika orangtua langsung meremehkan kekhawatiran mereka atau langsung buru-buru memberi solusi. Terkadang, mereka hanya ingin didengarkan saja kok, Ma, Pa.

5. Usia 13-16 tahun: Papa menjadi sasaran pelampian

father and his sondaughter
Freepik

Nah, di usianya yang mulai peralihan dari remaja awal menuju fase dewasa, anak mulai mendorong batas dan terkadang melawan. Jadi, jangan heran jika mereka tiba-tiba berubah di usia ini ya, Ma, Pa.

Meski begitu, bukan berarti mereka ingin dilepas begitu saja, mereka masih ingin tahu bahwa Papa akan tetap ada untuknya.

Karena menjadi sasaran pelampiasan emosi anak yang mulai berubah, anak usia ini belajar bahwa kasih sayang bisa bertahan di momen-momen sulit atau bahwa kasih sayang itu hilang ketika situasi menjadi rumit.

Tapi, anak justru juga bisa merasakan terluka ketika Papa hanya hadir saat mereka mudah untuk diajak berbicara. Di usia ini, anak sudah bisa memerhatikan siapa yang bertahan dan siapa yang pergi.

6. Usia 17-20 tahun: Papa adalah teman berdiskusi

father and his sondaughter
Freepik

Usia 17-20 tahun menandakan anak kita sudah masuk ke fase dewasa awal, Ma, Pa.

Di usia ini, mereka sedang membangun identitasnya sendiri, tapi tetap menyimak pendapat Papa meski sering kali mereka terkesan pura-pura acuh tak mendengarkan.

Anak belajar bahwa bimbingan bisa terasa menghargai dan terbuka, tapi tak jarang mereka juga merasa bahwa hal tersebut justru terasa penuh kritik dan meremehkan.

Di masa ini, Papa tetap perlu hadir untuk mereka tanpa mencemooh pilihannya atau mencoba mengendalikan jalan hidup mereka. Hal ini justru mengajarkan mereka untuk menyembunyikan jati diri yang sedang mereka bentuk.

7. Usia 20-25 tahun: Papa jadi sahabat tak terduga

father and his sondaughter
Freepik/tirachardz

Makin bertambahnya usia anak, mereka telah melihat kekurangan Papa dan justru itu membuat kasih sayang Papa semakin berarti bagi anak, begitu sebaliknya.

Anak akan belajar bahwa hubungan bisa tumbuh, berkembang, dan menguat, atau bahwa hubungan bisa renggang jika tak ada yang berusaha. Itulah mengapa banyak anak usia ini akan menjadikan Papanya sahabat tak terduga untuk berbagi perihal apapun.

Tapi, mereka juga bisa merasa terluka ketika orangtuanya selalu menunggu mereka yang menghubungi terlebih dahulu. Anak yang sudah dewasa pun ingin merasa dipilih dan dikasihi tanpa harus mengusahakannya.

Dari pelukan yang menenangkan di masa kecil, hingga lelucon yang ngenes dan nasihat bijak saat mereka dewasa, peran Papa nyatanya akan terus berubah.

Namun, satu hal yang tak pernah berubah adalah dampak kehadiran Papa di masa pertumbuhan mereka. Karena bagaimanapun usianya nanti, akan akan selalu melihat ke belakang dan mengingat bahwa, "Itu Papaku. Dia menyayangiku. Dia selalu ada untukku. Dan tidak ada warisan yang lebih berharga dari itu."

Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan kita semua, untuk ke depannya bisa lebih menguatkan hubungan baik antara anak dan orangtua sampai dewasa nanti.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Kid

See More

Seru! Rayakan Natal dan Tahun Baru yang Meriah Bersama Lippo Malls

04 Des 2025, 18:39 WIBKid