"Bukankah jika perempuan sedang haid, ia tidak salat dan tidak puasa?" (HR. Bukhari & Muslim).
Apakah Keputihan Membatalkan Puasa?

Saat menjalankan ibadah puasa, perempuan sering menghadapi berbagai pertanyaan terkait kebersihan dan kondisi tubuh, salah satunya tentang keputihan. Beberapa mungkin merasa khawatir, apakah keputihan dapat membatalkan puasa?
Keputihan sendiri merupakan kondisi alami yang dialami hampir semua perempuan, baik sebelum maupun setelah menikah. Namun, karena sifatnya yang keluar dari tubuh, sebagian orang ragu apakah ini termasuk dalam hal-hal yang membatalkan puasa atau tidak.
Untuk menjawab kebingungan ini, kita perlu memahami lebih dalam tentang keputihan dari sisi medis dan hukum Islam. Yuk, simak penjelasan Popmama.com berikut ini untuk menjawab pertanyaan apakah keputihan membatalkan puasa? Agar kamu bisa menjalani ibadah puasa dengan lebih tenang dan nyaman!
1. Apa itu keputihan?

Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina sebagai bentuk perlindungan alami tubuh. Cairan ini membantu membersihkan dan menjaga keseimbangan bakteri di area kewanitaan. Keputihan bisa terjadi kapan saja saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Secara medis, keputihan terbagi menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal dan keputihan tidak normal. Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri. Sementara itu, keputihan tidak normal cenderung berwarna kuning, hijau, atau abu-abu, memiliki bau menyengat disertai rasa gatal atau perih.
Penyebab keputihan juga beragam, mulai dari perubahan hormon, stres, pola makan, hingga infeksi. Keputihan yang normal tidak perlu dikhawatirkan, tetapi jika disertai gejala lain dan mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
2. Keputihan membatalkan puasa atau tidak?

Dalam Islam, hal-hal yang membatalkan puasa di antaranya adalah makan, minum, berhubungan suami istri, haid, nifas, dan muntah yang disengaja. Namun, apakah keputihan termasuk dalam daftar ini?
Para ulama sepakat bahwa keputihan tidak membatalkan puasa. Sebab, keputihan bukanlah sesuatu yang keluar dari jalur pencernaan dan bukan bagian dari haid atau nifas. Dalam Islam, yang membatalkan puasa adalah darah haid dan nifas, seperti dalam hadis:
Karena keputihan bukan darah haid maupun nifas, maka tidak ada kewajiban untuk membatalkan atau mengganti puasa. Oleh karena itu, perempuan yang mengalami keputihan tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang.
3. Cara menjaga kebersihan saat mengalami keputihan

Meskipun tidak membatalkan puasa, keputihan tetap perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan selama beribadah. Berikut beberapa cara menjaga kebersihan area kewanitaan saat berpuasa:
1. Rajin mengganti celana dalam
Jika keputihan cukup banyak, ganti celana dalam secara rutin agar tetap kering dan bersih. Hal ini bisa membantu mencegah iritasi atau infeksi akibat lembapnya area kewanitaan.
2. Membersihkan area kewanitaan dengan benar
Gunakan air bersih setiap kali buang air kecil dan keringkan dengan handuk atau tisu yang lembut. Hindari penggunaan sabun dengan kandungan pewangi karena bisa mengganggu keseimbangan pH vagina.
3. Menjaga pola makan dan hidrasi
Saat sahur dan berbuka, konsumsi makanan sehat kaya serat serta minum air putih yang cukup. Kekurangan cairan bisa memengaruhi kondisi tubuh, termasuk produksi keputihan.
Dengan memahami penjelasan di atas, kini kamu tidak perlu khawatir lagi dengan adanya pertanyaan apakah keputihan membatalkan puasa? Karena keputihan bukanlah hal yang membatalkan puasa. Namun, penting untuk selalu menjaga kebersihannya agar ibadah tetap berjalan dengan lancar, ya!



















