5 Jenis Komplikasi dari Borderline Personality Disorder

Umumnya, borderline personality disorder dapat memengaruhi cara berpikir

1 Juli 2021

5 Jenis Komplikasi dari Borderline Personality Disorder
Freepik/wayhomestudio

Secara psikologis, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder merasa dirinya tidak stabil dan mempengaruhi cara berpikirnya.

Diinformasikan dari NAMI,  Borderline Personality Disorder (BPD) adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kesulitan mengatur emosi untuk waktu lama.

Faktor genetik, psikologis dan sosial memiliki keterkaitan pada jenis gangguan kepribadian ini.

Selain itu, juga terdapat 5 komplikasi umum yang berhubungan dengan borderline personality disorder. Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya:

1. Melakukan perilaku yang impulsif terhadap obat terlarang

1. Melakukan perilaku impulsif terhadap obat terlarang
Freepik/azerbaijan_stockers

Penggunaan alkohol dan narkoba sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian, salah satunya borderline personality disorder.

Apalagi jika gangguan kepribadian ambang yang dimilikinya sangat kompleks tanpa mendapat bantuan. 

Sebab untuk kasus yang parah, kondisinya bisa menyebabkan seseorang melakukan perilaku yang impulsif dan berisiko terhadap jenis obat-obatan terlarang.

Sedangkan hubungan antara penggunaan obat terlarang dan gangguan kepribadian ambang, tentu dapat memiliki efek buruk yang parah pada otak dan tubuhnya.

Editors' Pick

2. Kesulitan mempertahankan hubungan sosialnya

2. Kesulitan mempertahankan hubungan sosialnya
Freepik/wayhomestudio

Salah satu komplikasi dari borderline personality disorder yakni kesulitan dalam mengendalikan emosinya.

Kondisi ini ditandai dengan perubahan mood yang mendadak dan tidak mudah mempertahankan atau menjalin hubungan sosialnya.

Biasanya ia mengalami ketidakstabilan hubungan dengan orang lain secara intens.

Bisa saja saat dia berkumpul bersama keluarga yang diisi aktivitas seru sambil tertawa lepas, namun tiba-tiba malah dirinya justru merasa sedih dan kalut.

3. Memiliki perasaan takut ditinggalkan secara berlebih

3. Memiliki perasaan takut ditinggalkan secara berlebih
Freepik/wayhomestudio

Komplikasi kepribadian ambang selanjutnya yakni merujuk ketidakstabilan dan mencerminkan perasaan ketakutan berlebih.

Dilansir dari MayoClinic, peristiwa besar atau penumpukkan situasi kehidupan penuh dengan stres dapat memicu kecemasan yang berlebihan. Orang dengan tipe kepribadian tertentu lebih rentan terhadap gangguan kecemasan.

Biasanya, orang dengan borderline personality disorder sering merasa cemas akan ditinggalkan secara berlebihan dan berulang.

Bahkan dalam periode ini juga memiliki rasa takut pada penolakan atau kekhawatiran akan rasa kesepian.

4. Mengalami kemarahan yang intens dan berulang

4. Mengalami kemarahan intens berulang
Freepik/wayhomestudio

Bahwa komplikasi dari borderline personality disorder juga mengalami kemarahan yang intens dan berulang.

Biasanya dalam hal ini ia tidak dapat mengatur emosi, suasana hati dan kesabarannya.

Dikutip dari Verywellmind, banyak orang dengan gangguan kepribadian ambang mengalami kemarahan yang begitu hebat. Kemarahannya terkadang muncul sebagai respons terhadap perasaan interpersonal yang tidak menyenangkan.

Bahkan kemarahan ambang ini bisa dikaitkan karena emosional akibat penolakan yang dirasakannya.

5. Berpikir untuk melakukan upaya bunuh diri

5. Berpikir melakukan upaya bunuh diri
Freepik/8photo

Berpikir untuk melukai diri sendiri dan upaya bunuh diri juga menjadi bagian dari komplikasi Borderline personality disorder (BPD).

Ini karena borderline personality disorder adalah penyakit mental serius yang ditandai dengan suasana hati, perilaku dan hubungan yang tidak stabil. 

Diwartakan dari Save, BPD sebagai termasuk penyakit mental serius. Beberapa orang dengan BPD parah mengalami episode psikotik singkat.

Biasanya, percobaan bunuh diri dari gangguan kepribadian ambang dilakukan oleh orang dewasa dan kalangan remaja. 

Itulah kelima komplikasi dari borderline personality disorder. Dokter dan psikolog akan melakukan wawancara mendalam mengenai gejala-gejala yang dialami penderitanya.

Baca juga:

The Latest