Apa Itu Gowok Tradisi Pernikahan Jawa Kuno?

Tradisi kuno Jawa menyimpan banyak praktik budaya yang unik dan jarang dikenal luas oleh generasi masa kini. Salah satu di antaranya adalah gowok. Tradisi ini pernah berkembang di masyarakat Jawa sebelum akhirnya mulai menghilang karena perubahan nilai sosial dan agama.
Kisah mengenai tradisi ini diangkat ke layar lebar lewat film Gowok: Kamasutra Jawa garapan Hanung Bramantyo. Berlatar era 1955–1965, film ini menyajikan drama budaya yang menggugah dan menyoroti sisi lain dari sejarah masyarakat Jawa.
Nah, dalam artikel ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi yang dapat menjawab pertanyaan terkait "apa itu gowok tradisi pernikahan Jawa kuno?" secara lebih detail.
Yuk, disimak informasinya!
Asal Usul dan Sejarah Tradisi Gowok

Tradisi gowok muncul di Banyumas dan Purworejo pada abad ke-15, dan namanya dipercaya berasal dari perempuan Tionghoa, Goo Wok Niang, yang datang bersama Laksamana Cheng Ho sekitar 1415.
Pada mulanya, praktik ini melekat pada sistem patron-klien Jawa feodal, perempuan dewasa membimbing laki-laki yang akan menikah.
Setelah 1960-an, gowok ditinggalkan karena bertentangan dengan norma agama dan sosial, lalu kini dipelajari sebagai warisan budaya dan tampil dalam sastra seperti Ronggeng Dukuh Paruk.
Praktik dan Proses Tradisi Gowok

Seorang gowok berusia 20-40 tahun, kerap berpengalaman berumah tangga atau menjadi penari ronggeng, dipekerjakan untuk melatih calon pengantin laki-laki.
Sang laki-laki biasanya tinggal bersama gowok selama beberapa hari hingga sepekan, hidup bak pasangan suami-istri dengan dapur sendiri sebagai latihan berumah tangga.
Selain pengetahuan seksual, gowok mengajarkan tugas domestik, tata krama, dan cara bersosialisasi, lalu menerima imbalan setara mahar mempelai perempuan.
Fungsi Sosial, Budaya, dan Perkembangan Sekarang

Tujuan utama gowok adalah membekali laki-laki muda agar siap secara mental, sosial, dan seksual menjadi kepala keluarga.
Praktik ini memadukan transaksi ekonomi dengan kontrak sosial, karena gowok berperan sementara sebagai istri sekaligus mentor.
Di era modern, tradisi ini nyaris punah dan bertentangan dengan berbagai norma-norma, termasuk agama. Namun, ini tetap dikaji untuk memahami perubahan nilai, posisi perempuan, dan pendidikan seks dalam budaya Jawa.
Itulah rangkuman dari beberapa informasi terkait "apa itu gowok tradisi pernikahan Jawa kuno?" Semoga informasi di atas dapat menjawab pertanyaannya ya, Ma.