7 Mitos Melahirkan di Malam Satu Suro, Simak di Sini!
- Bayi yang lahir di malam 1 Suro akan memiliki energi mistis
- Melahirkan di malam 1 Suro bisa membawa kesialan
- Dilarang melakukan persalinan di rumah
Malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa dikenal sebagai waktu yang sakral, penuh makna spiritual, sekaligus diselimuti aura mistis. Di malam tersebut, banyak orang memilih untuk berdiam diri, berdoa, dan menjauhi keramaian demi menjaga diri dari energi negatif yang dipercaya lebih kuat dari biasanya. Tak heran, kepercayaan-kepercayaan turun-temurun pun melekat erat, terutama bagi perempuan yang sedang hamil atau akan melahirkan.
Dalam budaya Jawa, ibu hamil kerap mendapat perhatian khusus ketika kehamilannya bertepatan dengan malam satu Suro. Ada sejumlah mitos yang berkembang, mulai dari larangan beraktivitas hingga pantangan melahirkan pada malam itu. Meskipun tidak semua orang percaya, mitos ini tetap bertahan dari generasi ke generasi dan seringkali membuat calon mama merasa was-was.
Karena malam ini adalah malam satu Suro, berikut Popmama.com telah merangkum 7 mitos melahirkan di malam satu Suro. Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
1. Bayi yang lahir di malam satu Suro akan memiliki energi mistis
Mitos ini menyebutkan bahwa bayi yang lahir di malam satu Suro akan memiliki kekuatan supranatural, atau justru mudah diganggu makhluk halus.
Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa tanggal kelahiran menentukan sifat mistis seseorang. Kepribadian dan karakter anak lebih dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, dan pola asuh orangtua.
2. Melahirkan di malam satu Suro bisa membawa kesialan
Sebagian masyarakat percaya bahwa melahirkan di malam satu Suro bisa mendatangkan kesialan bagi mama dan anak, karena dianggap malam yang “angker”.
Pandangan ini lebih berakar pada kepercayaan spiritual, bukan medis. Faktanya, keselamatan mama dan bayi lebih ditentukan oleh kesiapan fisik, kondisi kehamilan, dan layanan medis yang diterima.
3. Dilarang melakukan persalinan di rumah
Mitos ini menyarankan agar mama tidak melahirkan di rumah saat malam Suro, karena rumah dianggap tidak suci atau rentan dimasuki roh jahat.
Secara medis, tempat persalinan terbaik adalah yang paling aman dan steril, baik itu rumah sakit atau rumah pribadi dengan bantuan tenaga kesehatan. Tidak ada aturan waktu tertentu yang membuat rumah jadi berbahaya.
4. Harus mengadakan ritual khusus untuk bayi yang lahir
Ada yang percaya bahwa bayi yang lahir di malam satu Suro harus dimandikan air kembang tujuh rupa atau diberi rajah tertentu untuk menangkal hal buruk.
Ritual tersebut merupakan warisan budaya yang boleh saja dilakukan jika dipercaya sebagai simbol syukur. Namun, tidak ada keharusan atau kewajiban secara agama atau medis untuk melakukannya.
5. Suami tidak boleh menemani persalinan
Konon, jika suami menemani istri melahirkan di malam Suro, ia bisa tertular “kesialan” atau energinya terganggu secara spiritual.
Faktanya, kehadiran suami justru sangat penting untuk mendukung kondisi psikologis istri saat persalinan. Dukungan emosional dari pasangan dapat membantu proses kelahiran berjalan lebih lancar.
6. Anak akan memiliki nasib berat
Mitos ini menyebutkan bahwa anak yang lahir di malam Suro akan menghadapi hidup yang berat, penuh ujian, dan sering sakit-sakitan.
Nasib seseorang tidak ditentukan oleh hari lahirnya. Kesehatan anak lebih bergantung pada pola makan, imunisasi, kebersihan lingkungan, dan perawatan medis yang diberikan sejak bayi.
7. Melahirkan di malam Suro harus ditunda
Ada anggapan bahwa jika waktu melahirkan berdekatan dengan malam satu Suro, maka harus diupayakan untuk mempercepat atau menunda persalinan.
Dalam dunia medis, manipulasi waktu melahirkan hanya dilakukan atas indikasi kesehatan tertentu, bukan berdasarkan mitos. Memaksakan percepatan atau penundaan persalinan tanpa alasan medis bisa berisiko pada mama dan bayi.
Itu dia, 7 mitos melahirkan di malam satu Suro. Tetap jaga pola makan, asupan nutrisi, istirahat cukup, dan hindari stres, itulah yang sejatinya menjaga ibu hamil saat dan setelah Suro.
