TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

12 Larangan setelah Melahirkan Normal yang Harus Diketahui!

Ini pantangan yang tidak boleh dilakukan setelah melahirkan

Pexels.com/KristinaPaukshtite

Setelah melahirkan, pastinya semua Mama mengalami beberapa perubahan baru yang dialami oleh tubuh. Terutama, bagi Mama yang melahirkan melalui proses normal yang menguras energi, baik secara fisik maupun mental.

Oleh sebab itu, umumnya setelah melahirkan normal maka Mama harus melalui masa pemulihan pascapersalinan yang bisa berlangsung selama beberapa minggu setelahnya.

Maka dari itu, selama pemulihan berlangsung ada beberapa hal yang sebaiknya tidak boleh Mama lakukan agar masa pemulihan berjalan dengan lancar dan baik.

Nah, untuk membantu Mama mengetahui apa saja larangan setelah melahirkan normal. Berikut Popmama.com rangkumkan informasinya dari berbagai sumberYuk, simak sampai habis, Ma!

1. Hindari untuk memasukkan benda ke dalam miss v, seperti tampon

Pexels.com/KarolinaGrabowska

Hal ini tergantung pada pengalaman melahirkan Mama, karena adanya perubahan bentuk pada miss v hingga pendarahan yang sempat dialami maka untuk melanjutkan aktivitas tertentu, termasuk berhubungan seks dan menggunakan tampon, Mama harus menunggu sampai beberapa waktu, biasanya terjadi sekitar 6 minggu pemeriksaan pascapersalinan.

Mengapa? Alasan pertama adalah karena risiko infeksi. Rahim Mama masih dalam proses pemulihan fisik setelah melahirkan. Jadi, hindari mencoba menggunakan produk menstruasi internal, seperti menstrual cup atau tampon, karena bakteri dapat terbentuk dan menyebabkan infeksi pada luka ini.

Pendarahan setelah melahirkan berlangsung antara 2 dan 6 minggu, jadi gunakan pembalut selama waktu ini atau sampai dokter memberi tahu Mama bahwa aman untuk melakukan sebaliknya. Ganti pembalut dan cuci tangan sesering mungkin untuk menghindari infeksi.

Bagaimana dengan seks? Tidak ada pedoman keras, tetapi banyak dokter mungkin merekomendasikan menunggu antara 4 dan 6 minggu setelah melahirkan. Alasannya mirip dengan tampon, tetapi risiko infeksi lebih rendah setelah 2 minggu pascapersalinan. Lebih jelasnya, Mama bisa konsultasikan kepada dokter kandungan Mama.

2. Jangan melakukan pekerjaan berat terlebih dahulu

Pexels.com/SarahChai

Yap, hal paling umum yang banyak disarankan oleh dokter adalah jangan mencoba untuk melakukan segala secara berlebihan terlebih dahulu setelah melahirkan, termasuk olahraga. Hal ini karena Mama masih dalam masa pemulihan sehingga pendarahan kemungkinan bisa terjadi.

Untuk itu, penting sekali memperhatikan tubuh Mama agar tidak melakukan pekerjaan berat setelah melahirkan demi menghindari cedera, ketegangan otot, dan perasaan kewalahan atau kecemasan.

3. Jangan mengabaikan rasa sakit yang dirasakan setelah melahirkan

Pexels.com/RodnaeProduction

Kebanyakan orang akan mengalami beberapa tingkat rasa sakit setelah melahirkan, tetapi jenis dan durasi rasa sakitnya akan bervariasi.

Misalnya, rasa sakit Mama bisa berbeda tergantung pada melahirkan pertama kali atau tidak, proses melahirkan (normal atau melalui operasi caesar), atau jika Mama mengalami komplikasi selama atau setelah melahirkan. Nyeri dapat berlangsung berhari-hari hingga berminggu-minggu dan dapat bervariasi dari orang ke orang dan bahkan kehamilan ke kehamilan.

Jenis-jenis nyeri yang normal setelah melahirkan antara lain:

  • Kram saat rahim menyusut kembali ke ukuran sebelum melahirkan bayi
  • Rasa sakit di daerah antara vagina dan anus Mama
  • Rasa sakit di dalam atau di sekitar sayatan dan jahitan Mama
  • Ketidaknyamanan di leher, punggung, dan persendian
  • Rasa sakit akibat pembengkakan payudara

Jika merasakan rasa sakit di luar dari jenis-jenis nyeri yang umumnya dirasakan setelah melahirkan, maka segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasinya.

4. Jika merasa kesulitan, beritahu suami atau orang terdekat

Pexels.com/YanKrukov

Pastinya banyak ibu yang merasakan kesulitan setelah melahirkan. Yap, baby blues melanda sekitar 80 persen orang setelah melahirkan dan dapat menyebabkan Mama merasakan perasaan sedih, cemas, atau stres yang intens dalam 10 hingga 14 hari pertama pascapersalinan.

Namun, di luar 2 minggu pertama, jika Mama masih tidak merasa seperti diri sendiri, penting untuk mengevaluasi depresi pascapersalinan. Untuk itu, Mama bisa memberitahu kondisi tersebut kepada suami, orang terdekat, ataupun dokter untuk membantu Mama mengatasi hal tersebut.

5. Jangan lupa kontrol kehamilan selanjutnya, misal dengan gunakan alat kontrasepsi

netdoctor.net

Setelah melahirkan, Mama bisa hamil lagi segera dalam 6 hingga 8 minggu setelah melahirkan. Untuk itu, jika tidak ingin hamil dalam waktu dekat kembali, Mama bisa konsultasikan kepada dokter terkait metode pencegahan kehamilan.

Berikut beberapa pilihan metode untuk pencegahan kehamilan, antara lain:

  • Alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
  • Implan kontrasepsi
  • Suntikan KB
  • Kombinasi kontrasepsi hormonal
  • Kontrasepsi progestin
  • Sterilisasi
  • Atau bisa juga menggunakan kondom.

6. Jangan meremehkan kebutuhan Mama akan dukungan sosial setelah melahirkan

Pexels.com/RodnaeProduction

Berdasarkan penelitian terbaru, telah ditemukan bahwa dukungan sosial pada periode postpartum dapat membantu menurunkan tingkat depresi pascapersalinan.

Dengan semua tuntutan kehidupan bayi yang baru lahir, Mama mungkin merasa terisolasi dan kewalahan. Untuk itu, penting sekali dukungan sosial dari pasangan ataupun orang-orang terdekat Mama agar bisa menyesuaikan diri kembali pascapersalinan.

7. Jangan abaikan kebutuhan nutrisi untuk Mama yang baik bagi kesehatan Mama dan bayi

Pixabay/HeVoLi

Meskipun menjaga bayi Mama agar tetap bergizi adalah fokus utama setelah melahirkan. Namun, jangan lupakan juga untuk memberikan nutrisi pada tubuh Mama sendiri demi kesehatan Mama dan juga bayi.

Terutama, jika Mama menyusui mama tubuh Mama juga membutuhkan antara 450 dan 500 kalori ekstra dalam sehari untuk mendukung produksi ASI. Nah, berikut beberapa cara untuk mendukung nutrisi Mama selama periode pascapersalinan meliputi:

  • Makan makanan utuh, seperti buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak
  • Meminimalkan makanan ringan yang tinggi lemak jenuh dan gula tambahan
  • Konsumsi vitamin prenatal Mama (atau beralih ke vitamin postnatal)
  • Tetap terhidrasi dengan banyak minum air mineral.

8. Tidak membatasi tamu yang datang

Freepik/wayhomestudio

Kelahiran teman dan keluarga selalu jadi kabar yang bahagia, tak heran kalau banyak yang ingin berkunjung. Meski sebenarnya mungkin tidak enak jika menolak kunjungan, namun hal ini masih bisa dilakukan. 

Menerima terlalu banyak tamu yang datang di setiap harinya pasca melahirkan bisa melelahkan lahir dan batin. Waktu istirahat Mama dan bayi pun jauh berkurang dan bisa mengganggu kesehatan keduanya. 

Jadi, tak apa jika ingin menunda kedatangan para tamu, tolaklah dengan halus dan berikan opsi waktu di lain hari. 

 

9. Mengabaikan hal yang abnormal dari tubuh pasca melahirkan

Freepik

Banyak yang mengatakan bahwa tubuh memang mengalami perubahan ekstrem setelah melahirkan. Juga, tubuh bisa saja merasakan berbagai rasa sakit pasca melahirkan. 

Namun Mama tidak bisa mengabaikan hal-hal yang tidak biasa yang dialami pasca melahirkan normal. Jika tidak bisa buang air kecil selama 6 jam pasca melahirkan normal, segera beri tahu dokter atau bidan. Bisa jadi, ada masalah dengan otot kantung kemih yang jika didiamkan bisa jadi berbahaya. 

Jadi, jangan menganggap hal tidak biasa sebagai salah satu tanda setelah melahirkan yang dianggap normal, ya. Jangan sungkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan Mama. 

 

10. Mengesampingkan tanda-tanda baby blues

Freepik/wayhomestudio

Anggapan lain tentang ibu melahirkan normal adalah tidak akan mengalami masalah apapun. Nyatanya, setiap ibu bisa saja mengalami kesulitan masing-masing. 

Nah, karena dianggap melahirkan normal, Mama sering dianggap sudah mampu menjalani segalanya dengan lebih siap. Padahal, tidak seperti itu. 

Setiap ibu bisa saja mengalami baby blues, baik itu melahirkan dengan cara normal atau dengan cara operasi. Jadi, jangan diabaikan. 

11. Mengonsumsi makanan yang bisa menyebabkan masalah pencernaan

Pexels/Vanessa Loring

Sebenarnya, tidak ada pantangan makanan tertentu bagi ibu yang melahirkan normal. Hanya saja, jaga makanan jangan mengonsumsi menu yang bisa memicu masalah pencernaan. 

Makanan terlalu asam, pedas, minim serat, atau terlalu tinggi lemak bisa membuat diare atau malah konstipasi. Hal ini bisa mengganggu kerja otot di area pembuangan dan sedikit banyak berpengaruh pada vagina yang baru melewati persalinan. 

Jadi, makan yang biasa-biasa dulu ya, Ma. 

Selain itu, ASI juga terpengaruh karena diet yang terlalu ketat itu. Jadi, pertimbangkan ulang, ya. 

12. Langsung diet ketat

Freepik/Jcomp

Setelah melahirkan, biasanya Mama ingin langsung kembali singset seperti dahulu kala. Akhirnya, banyak yang menjaga makannya, atau malah sampai diet ketat. 

Padahal, hal ini memiliki efek buruk untuk diri sendiri dan juga buah hati. Tubuh masih perlu banyak nutrisi untuk mengembalikan keseimbangannya. 

Nah, itulah 12 larangan setelah melahirkan normal. Dengan mengikuti anjuran-anjuran yang diberikan, proses pemulihan pascapersalinan bisa lebih lancar dan tenang. Semoga informasi ini bisa membantu ya, Ma.

Baca juga:

The Latest