- Sel Th-1, yang bertugas melawan infeksi dan kuman,
- Sel Th-2, yang lebih aktif memicu reaksi alergi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya.
Benarkah Bayi yang Lahir Caesar Lebih Rentan Alergi? Ini penjelasannya

- Bayi yang lahir Caesar memiliki risiko alergi lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir normal.
- Penelitian menemukan hubungan antara metode kelahiran dan risiko alergi pada bayi.
- Mikrobiota usus dan paparan bakteri baik dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh bayi.
Ada dua metode persalinan yang utama. Pertama, melahirkan secara normal. Kedua, melahirkan lewat operasi caesar. Dua pilihan metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Namun, apa pun pilihan yang diambil oleh seorang ibu, itu adalah pilihan terbaik.
Seperti yang sudah disebutkan tadi bahwa dua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Khususnya pada metode persalinan caesar, bayi yang lahir lewat cara ini rentan mengalami alergi.
Benarkah bayi yang lahir caesar lebih rentan alergi? Untuk tahu penjelasannya, yuk, simak penjelasan Popmama.com di bawah ini.
Benarkah Bayi yang Lahir Caesar Lebih Rentan Alergi?

Faktanya, benar, Ma. Beberapa penelitian ilmiah memang menemukan hubungan antara kelahiran melalui operasi caesar dan peningkatan risiko alergi pada bayi. Salah satunya berasal dari penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Goteborg, Swedia, dan dipublikasikan di Journal of Allergy & Clinical Immunology (2018).
Dalam riset ini, para ilmuwan menganalisis data lebih dari 1 juta anak yang lahir di Swedia antara tahun 2001 hingga 2012. Mereka membandingkan metode kelahiran, baik normal maupun operasi caesar, termasuk caesar elektif (terencana) dan caesar darurat, dengan kejadian alergi makanan yang terdiagnosis hingga anak-anak berusia 13 tahun.
Hasilnya, sebanyak 2,5 persen anak dalam penelitian tersebut mengalami alergi makanan, dan angka ini cenderung lebih tinggi pada anak-anak yang lahir dengan metode caesar. Bayi yang lahir melalui caesar elektif memiliki risiko alergi makanan 18 persen lebih tinggi, sedangkan pada caesar darurat risikonya meningkat hingga 21 persen dibandingkan bayi yang lahir normal.
Para peneliti menduga hal ini terjadi karena bayi yang lahir normal mendapatkan paparan mikroorganisme dari vagina ibu atau disebut mikroflora vagina, yang berperan penting dalam membentuk sistem imun awal. Mikroorganisme ini membantu melatih tubuh bayi untuk mengenali mana zat berbahaya dan mana yang tidak.
Mengapa Bayi yang Lahir Caesar Lebih Rentan Terkena Alergi?

Alasan utama bayi lahir caesar lebih rentan alergi berkaitan dengan mikrobiota usus, yaitu kumpulan bakteri baik yang tinggal di saluran pencernaan dan berperan besar dalam membentuk sistem imun sejak dini. Sistem imun bayi sangat dipengaruhi oleh jenis dan keberagaman bakteri pertama yang masuk ke tubuhnya setelah lahir.
Pada bayi yang lahir secara normal, si Kecil akan bersentuhan langsung dengan bakteri yang ada di jalan lahir mama. Proses ini disebut sebagai bacterial seeding. Paparan bakteri baik ini menjadi “penghuni pertama” di usus bayi dan membantu tubuhnya belajar membedakan mana yang berbahaya, seperti virus atau bakteri jahat, dan mana yang aman, seperti makanan atau debu.
Sebaliknya, bayi yang lahir melalui operasi caesar tidak melewati jalan lahir, sehingga tidak mendapatkan kontak awal dengan bakteri baik dari Mama. Paparan pertama mereka biasanya berasal dari udara di ruang operasi, kulit orang dewasa, atau lingkungan rumah sakit. Kondisi ini menyebabkan komposisi mikrobiota ususnya cenderung kurang beragam dan lebih lambat berkembang.
Ketika mikrobiota usus tidak seimbang, sistem kekebalan tubuh bayi bisa menjadi lebih sensitif. Hal ini berhubungan dengan ketidakseimbangan kerja sel imun:
Jika sel Th-2 lebih dominan, tubuh bayi lebih mudah bereaksi berlebihan sehingga memicu alergi seperti eksim, asma, hingga alergi makanan. Inilah yang membuat bayi lahir caesar memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami alergi bila dibandingkan dengan bayi lahir normal.
Cara Memperkuat Sistem Imun Tubuh Bayi Lahir Caesar

Kabar baiknya, Ma, risiko alergi pada bayi lahir caesar bisa diminimalkan dengan langkah-langkah sederhana namun efektif. Kuncinya adalah membantu menyeimbangkan kembali mikrobiota ususnya agar sistem imun bisa berkembang optimal. Ada dua cara utama yang bisa Mama lakukan:
1. Berikan ASI Eksklusif
ASI adalah “makanan super” untuk si Kecil. Selain kaya nutrisi, ASI mengandung probiotik alami seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, serta prebiotik berupa Human Milk Oligosaccharides yang menjadi “makanan” bagi bakteri baik di usus bayi. Kombinasi keduanya membantu menciptakan lingkungan usus yang sehat dan menyeimbangkan sistem imun bayi.
Dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, Mama membantu tubuh si Kecil membangun mikrobiota yang kuat dan beragam. Ini akan membuat sistem kekebalan tubuhnya lebih stabil dan tidak mudah bereaksi berlebihan terhadap alergen.
2. Pertimbangkan Suplemen Sinbiotik
Untuk beberapa kasus, terutama bila bayi tidak bisa mendapatkan ASI secara penuh, sinbiotik bisa menjadi alternatif. Sinbiotik adalah kombinasi antara probiotik (bakteri baik) dan prebiotik (makanan bagi bakteri baik). Suplemen ini membantu meningkatkan keragaman bakteri baik di usus, menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan memperkuat sistem imun bayi.
Dengan pemberian ASI dan sinbiotik yang tepat, bayi lahir caesar tetap bisa tumbuh sehat dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Mama juga bisa berkonsultasi dengan dokter anak sebelum memberikan suplemen agar dosisnya sesuai kebutuhan si Kecil.
Itulah penjelasan tentang mengapa bayi yang lahir caesar lebih rentan alergi, Ma. Meski memiliki risiko sedikit lebih tinggi, kondisi ini bukan hal yang harus ditakuti. Dengan dukungan nutrisi yang baik, perhatian ekstra, dan perawatan yang tepat, bayi lahir caesar tetap bisa tumbuh sehat dan kuat seperti bayi lainnya.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.



















