“Di saluran cerna kucing berpotensi terdapat parasit Toxoplasma gondii yang dapat menyebabkan infeksi toxoplasmosis. Kondisi ini berisiko memicu keguguran berulang atau bahkan kecacatan pada janin. Maka dari itu harus hati-hati,” jelasnya.
Bahaya Memelihara Kucing saat Hamil, Berisiko bagi Janin

Banyak orang memilih kucing sebagai hewan peliharaan karena sifatnya yang lucu dan menggemaskan. Dari cara mereka bermain, mengeong manja, hingga sikapnya yang selalu ingin dekat dengan pemiliknya, semua itu membuat kucing begitu mudah dicintai. Tak heran, kucing sering dianggap sebagai teman setia sekaligus bagian dari keluarga yang selalu hadir dalam keseharian.
Meski begitu, bagi Mama yang sedang hamil, kehadiran hewan berbulu ini terkadang menimbulkan rasa khawatir. Sebenarnya, boleh-boleh saja Mama memelihara kucing saat hamil, asal memenuhi syarat dan ketentuannya.
Tapi, ada juga bahayanya yang perlu diwaspadai. Apa saja bahayanya?
Berikut Popmama.com telah rangkum mengenai bahaya memelihara kucing saat hamil. Yuk, simak selengkapnya, Ma!
1. Bahaya memelihara kucing saat hamil

Mama mungkin sudah sering mendengar anjuran tidak terlalu dekat dengan kucing selama masa kehamilan. Banyak yang percaya bahwa kucing dapat membawa penyakit yang berisiko menimbulkan gangguan pada ibu hamil maupun janin.
Menanggapi hal tersebut, dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, Sp.OG, M.Kes, melalui akun Instagram @spogman menjelaskan bahwa memelihara kucing memang memiliki risiko bagi ibu hamil.
Oleh karena itu, dokter Ardiansjah menyarankan agar Mama yang sedang hamil sebaiknya menitipkan atau meminta orang lain untuk merawat kucing kesayangan sementara waktu demi mengurangi risiko kesehatan.
2. Penularan toksoplasma selain dari kucing

Toksoplasmosis umumnya tidak berpindah dari satu orang ke orang lain. Pengecualian terjadi pada kondisi tertentu, seperti penularan dari ibu ke janin selama kehamilan atau persalinan (kongenital), serta melalui prosedur medis seperti transfusi darah atau transplantasi organ.
Parasit penyebab toksoplasmosis bisa masuk ke tubuh manusia lewat beberapa jalur, terutama melalui makanan. Penularannya dapat terjadi dengan cara:
Mengonsumsi daging setengah matang yang sudah terkontaminasi, misalnya daging babi, domba, rusa, atau jenis kerang seperti tiram dan remis.
Menyentuh daging atau kerang yang terkontaminasi lalu tidak mencuci tangan dengan benar sebelum makan (kulit sehat tidak bisa menyerap parasit ini).
Mengonsumsi makanan lain yang terpapar melalui pisau, talenan, atau peralatan dapur yang sebelumnya digunakan untuk memotong daging mentah atau kerang.
Makan buah atau sayur yang tidak dicuci bersih.
Minum air yang telah terkontaminasi Toxoplasma gondii.
Mengonsumsi susu kambing yang tidak dipasteurisasi.
3. Bulu kucing juga dapat memicu alergi

Selain risiko toksoplasma, bulu kucing juga dapat menimbulkan masalah bagi ibu hamil. Rambut atau bulu kucing bisa memicu reaksi alergi, meskipun sebelumnya Mama tidak memiliki riwayat alergi.
“Ibu hamil yang sebelumnya tidak alergi terhadap rambut kucing, bisa saja alergi saat hamil dan dapat mengganggu kenyamanan selama kehamilan,” jelas dr. Ardiansjah.
Umumnya reaksi alergi tidak menimbulkan dampak serius bagi ibu maupun janin. Namun, pada kondisi tertentu, alergi dapat memperburuk kondisi asma atau bahkan memicu serangan asma pada ibu hamil yang sudah memiliki riwayat tersebut.
Dalam beberapa kasus, reaksi alergi yang sangat berat seperti anafilaksis juga bisa berisiko membahayakan kesehatan ibu dan janin.
4. Tips memelihara kucing di rumah saat hamil

Jika Mama memang tetap ingin memelihara kucing saat hamil, perhatikan beberapa hal di bawah ini agar terhindar dari bahayanua:
Bersihkan kandang kucing secara rutin
Selama hamil, sebaiknya minta bantuan orang lain untuk membersihkan kotoran kucing di kotak pasir maupun kandangnya.
Hal ini karena infeksi toksoplasmosis bisa terjadi jika Mama tanpa sengaja menyentuh feses kucing lalu tidak mencuci tangan sebelum menyentuh mulut. Jika terpaksa harus melakukannya, gunakan sarung tangan serta masker sekali pakai.
Jangan biarkan kucing keluar rumah
Kucing peliharaan sebaiknya tetap berada di dalam rumah. Membiarkannya berkeliaran di luar bisa meningkatkan risiko terpapar toksoplasma, apalagi karena kucing yang terinfeksi sering kali tidak menunjukkan gejala.
Perhatikan makanan kucing
Hindari memberikan daging mentah atau setengah matang pada kucing peliharaan. Daging yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penularan parasit. Pilihan terbaik adalah memberikan makanan khusus kucing yang sudah aman.
Hindari kontak dengan kucing liar
Jangan mengadopsi atau bermain dengan kucing liar, karena mereka lebih rentan terinfeksi toksoplasmosis akibat pola makan atau kondisi kesehatannya.
Demi keamanan, cukup fokus merawat kucing peliharaan di rumah tanpa perlu berinteraksi dengan kucing asing.
Nah, itu dia rangkuman mengenai bahaya pelihara kucing saat hamil. Semoga informasinya dapat membantu, ya, Ma.



















