Bayi 2 Bulan di Solok Meninggal Dunia, Diduga Hepatitis Akut Misterius

Sempat mengalami gejala seperti penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, diare, dll

10 Mei 2022

Bayi 2 Bulan Solok Meninggal Dunia, Diduga Hepatitis Akut Misterius
Freepik/onlyyouqj

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengintai, publik kembali dikejutkan dengan kemunculan Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia sejak 15 April 2022.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mulai meningkatkan kewaspadaan setelah tiga anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta, dinyatakan meninggal dunia dengan dugaan hepatitis akut misterius dalam dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Baru-baru ini, seorang bayi berusia dua bulan di Sumatera Barat, meninggal dunia dan diduga disebabkan oleh penyakit hepatitis misterius.

Berikut Popmama.com telah merangkum informasinya di bawah ini:

1. Memiliki gejala yang mirip dengan hepatitis misterius

1. Memiliki gejala mirip hepatitis misterius
Freepik/Pvproduction

Seorang bayi berusia dua bulan di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, meninggal diduga akibat penyakit hepatitis misterius akut. 

Sebelumnya, bayi tersebut sempat dirujuk dari puskesmas di Solok, RSUD sebelum dirawat di RS Hermina Padang, dan akhirnya meninggal dunia pada 2 Mei 2022.

"Gejalanya mirip dengan hepatitis misterius itu. Dia seperti hepatitis A. Tapi ternyata tidak cocok pemeriksaan laboratoriumnya dengan hepatitis A sehingga kita menyebutnya sebagai 'hepatitis unknown etiology',” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Lila Yanwar kepada wartawan di Gubernuran Sumbar, Senin (9/5/2022).

Editors' Pick

2. Kasus meninggalnya bayi dua bulan tersebut masih suspek, karena perlunya pemeriksaan lebih lanjut

2. Kasus meninggal bayi dua bulan tersebut masih suspek, karena perlu pemeriksaan lebih lanjut
Freepik/Saiful52

Lila mengatakan, kasus tersebut masih suspek karena membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, tetapi pasien ternyata sudah meninggal dunia sebelum dilakukan pemeriksaan.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi, membenarkan kabar tersebut. Ia menegaskan bahwa kasus tersebut masih suspek, sebab membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

"Masih dilakukan pemeriksaan laboratorium," ujarnya saat dihubungi IDN Times.

Meskipun demikian, kata Lila, pihaknya telah melakukan penelusuran status kesehatan anak tersebut mulai dari riwayat perjalanan, kondisi rumah, dan sebagainya.

3. Mengalami gejala seperti penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, diare, dll

3. Mengalami gejala seperti penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, diare, dll
Freepik/Comzeal

Menurut Lila, gejala hepatitis misterius yang dialami bayi tersebut yaitu penyakit kuning, demam, gangguan pencernaan, diare, dan berakhir dengan pendarahan saluran cerna, lalu banyak gangguan hati yang terjadi dalam waktu yang cepat.

Sebagai langkah antisipasi Lila mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan imbauan kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota serta rumah sakit agar segera melaporkan jika ditemukan kasus serupa.

"Langkah selanjutnya kami memberikan warning kepada teman-teman direktur rumah sakit terutama, dan juga kepala Dinkes kabupaten dan kota. Jika ada gejala seperti itu untuk melaporkan,” ujar Lila.

4. Kemenkes mencatat ada empat kasus pending hepatitis misterius akut

4. Kemenkes mencatat ada empat kasus pending hepatitis misterius akut
Freepik/rawpixel.com

Sebelumnya, Kemenkes mencatat ada empat kasus pending hepatitis misterius akut. Artinya, pemerintah belum bisa mengonfirmasi kepastian penyebab meninggalnya empat pasien tersebut.

"Ada empat kasus pending hepatitis akut. Belum bisa dikonfirmasi karena masih perlu beberapa tes," kata Nadia.

Ia juga menerangkan bahwa empat kasus pending ini terdiri dari tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, dan satu anak di Tulungagung, Jawa Timur.

Pada ketiga kasus yang di Jakarta, anak berusia dua tahun sudah mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia delapan tahun sudah vaksinasi Covid-19 satu kali dan vaksin hepatitis lengkap, dan usia 11 tahun sudah vaksinasi Covid-19 dan hepatitis lengkap.

Nadia juga menjelaskan bahwa sampai saat ini, ketiga kasus tersebut belum bisa digolongkan sebagai hepatitis akut dengan gejala berat tadi, tetapi masuk pada kriteria pending klasifikasi, karena masih ada pemeriksaan laboratorium.

5. Satu kasus yang berada di Tulungagung masih dalam penelusuran epidemiologi

5. Satu kasus berada Tulungagung masih dalam penelusuran epidemiologi
Freepik/lifeforstock

Sementara itu satu kasus lain diduga hepatitis misterius akut yang berada di Tulungagung masih dalam penelusuran epidemiologi.

"Kasus Tulungagung masih pemeriksaan epidemiologis, kriteria pending klasifikasi," terang Nadia.

Itulah informasi seputar bayi 2 bulan di Sumbar meninggal, diduga hepatitis akut. Yuk pastikan anak terhindar dari penyebaran hepatitis akut dengan melakukan tindakan pencegahan.

Mulai dari mencuci tangan rutin dengan air mengalir dan sabun, memberikan asupan air putih bersih yang matang, menjaga makanan anak agar tetap bersih dan matang sepenuhnya, memberikan anak alat makan sendiri, memakai masker, dan menjaga jarak. 

Baca juga:

The Latest