Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Kapan Anak Bisa Menyebutkan Namanya? Ini Penjelasan Dokter

ilustrasi bayi lucu (pexels.com/cnet.com)
ilustrasi bayi lucu (pexels.com/cnet.com)
Intinya sih...
  • Bayi sudah mulai mengenali nama sendiri di usia 4 bulan, sekalipun masih bergumam.
  • Latih anak dengan menatap dan jaga pandangan saat berbicara dengan anak.
  • Ajak anak mengobrol tentang aktivitas sehari-hari di rumah, ini menstimulasinya berbicara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perkembangan dan pertumbuhan anak selalu menjadi hal yang membuat antusias orangtua. Salah satunya adalah menanti perkembangan kemampuan bicara anak, termasuk momen ketika si Kecil bisa menyebutkan namanya sendiri. 

Momen ini menjadi perkembangan bahasa dan kognitif anak yang membuat orangtua bisa merasa terharu sekaligus bangga. Namun, kapan sebenarnya anak umumnya mulai bisa menyebutkan namanya dengan jelas?

Berikut Popmama.com rangkum penjelasan soal kapan anak bisa menyebutkan namanya? Ini penjelasan dokter!

Bayi Sudah Mengenali Nama Sendiri di Usia 4 Bulan

Ilustrasi  bayi (freepik.com/bristekjegor)
Ilustrasi bayi (freepik.com/bristekjegor)

Dikutip dari Instagram pribadi dr. Citra, SpA, IBCLC, M.Kes, ia menjelaskan kalau umumnya bayi sudah mengenali namanya sendiri di usia 4-9 bulan. Ini ditandai dengan anak konsisten menoleh dan mengoceh saat dipanggil. 

Orangtua bisa menstimulasi ini dengan sering menyebut nama anak dengan nada yang berbeda saat memulai percakapan. Misalnya:

"Nisa, mau minum susu?"

"Nisa, suka main bola ya?"

"Nisa, temenin mama kerja ya!"

Sebagai informasi, dr. Citra menyebut kalau anak belajar bicara bukan karena diajarkan, melainkan karen sering mendengar dan didengarkan. Oleh karenanya berikut cara menstimulasi anak untuk bisa mengenal dan menyebutkan namanya.

1. Selalu tatap dan jaga pandangan saat berbicara dengan anak

Pexels/Korede Adenola
Pexels/Korede Adenola

Menjaga kontak mata saat berbicara dengan anak membantu mereka merasa dihargai dan diperhatikan. Dengan menatap mata anak, mereka belajar fokus pada lawan bicara dan memahami ekspresi wajah serta intonasi suara.

Selain itu, tatapan mata juga memperkuat ikatan emosional orangtua dan anak. Anak akan merasa lebih nyaman untuk merespons, meniru kata, dan pada akhirnya terbiasa mengungkapkan apa yang mereka rasakan.

2. Ajak anak mengobrol tentang aktivitas sehari-hari di rumah

Ilustrasi bayi (freepik.com/freepik)
Ilustrasi bayi (freepik.com/freepik)

Mengajak anak mengobrol mengenai aktivitas kecilnya mungkin terdengar membosankan bagi orang dewasa. Namun, orangtua sebisa mungkin jangan ragu mengajak anak bicara. 

Misalnya, saat sedang memandikan anak, orangtua bisa berkata, “Nisa lagi mandi, biar segar ya!” atau “Ayah lagi bersihin baju Nisa, nih.”

Kebiasaan ini dapat merangsang kemampuan berbahasa karena anak mendengar kata-kata yang akrab dan berhubungan dengan rutinitasnya. Lambat laun, anak akan belajar memahami konteks, mengenal kosakata, hingga mencoba menirukan ucapan orangtua.

3. Tunjukkan antusiasme saat anak mulai mengoceh dan berbicara

Pexels/Kaboompics.com
Pexels/Kaboompics.com

Respons positif sangat penting ketika anak mulai berusaha mengoceh atau mencoba bicara. Tunjukkan ekspresi wajah ceria, tersenyum, dan gunakan nada suara yang hangat agar anak merasa usahanya dihargai.

Dukungan semacam ini akan memotivasi anak untuk terus mencoba mengeluarkan kata-kata baru. Anak pun akan merasa percaya diri untuk mengulang kata-kata yang pernah ia dengar, termasuk namanya sendiri.

4. Ulangi suara atau kata yang diucapkan anak

Pexels/krishna Kids Photography
Pexels/krishna Kids Photography

Jika anak mulai mengeluarkan bunyi, meski belum jelas maksudnya usahakan untuk menanggapi dan mengulanginya. Contohnya, ketika bayi berkata “ba ba”, orangtua bisa menjawab, “Iya ini Papahnya Nisa, ya.”

Dengan cara ini, anak belajar bahwa bunyi yang ia keluarkan punya arti dan bisa memancing interaksi. Mengulang kata-kata anak juga membantu mereka memperkaya kosakata dan melatih pengucapan yang lebih jelas seiring waktu.

5. Tanggapi dan bicarakan hal-hal yang menarik perhatian anak

Pexels/Tatiana Syrikova
Pexels/Tatiana Syrikova

Perhatikan apa yang sedang menarik minat si Kecil, kemudian gunakan momen itu untuk mengajaknya bicara. Misalnya, saat anak sedang bermain kereta mainan, orangtua bisa berkata, “Tut... tut... Nisa lagi naik kereta, ya!”.

Momen-momen kecil seperti ini bermanfaat untuk mengajarkan anak kata-kata baru sambil membangun koneksi antara objek dan nama benda. Anak juga merasa senang karena orangtuanya hadir dan terlibat dalam dunianya.

6. Bacakan buku dan cerita dongeng ke anak

boy in hoodie sitting on picnic blanket with books
Pexels/Xhemi Photo

Membacakan buku cerita atau dongeng adalah cara seru untuk menambah kosakata anak. Pilih buku dengan gambar menarik dan kata-kata sederhana agar anak mudah memahami isi ceritanya.

Selain itu, nyanyikan lagu anak-anak atau pengantar tidur, serta ajak bermain permainan interaktif seperti cilukba. Aktivitas ini tidak hanya memperkaya bahasa, tetapi juga mempererat ikatan emosional anak dan orangtua.

Itulah tadi informasi mengenai kapan anak bisa menyebutkan namanya dan penjelasan dokter. Semoga membantu ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Dongeng untuk Bayi: Kisah Beruang Madu yang Mencuri Makanan

05 Des 2025, 19:20 WIBBaby