Lagi Viral, Apakah Bubuk ASI Aman untuk Bayi?

Sebelum ikut tren memberikan bubuk ASI, ketahui dahulu risiko dan keamanannya untuk si Kecil

10 Mei 2024

Lagi Viral, Apakah Bubuk ASI Aman Bayi
Pexels/Towfiqu barbhuiya

Belakangan ini, tengah ramai diperbincangkan soal air susu ibu (ASI) yang diolah menjadi bubuk. ASI tersebut diolah dengan metode freeze-drying hingga membentuk tekstur bubuk layaknya susu formula. 

Pengolahan ASI menjadi bubuk rupanya menuai pro dan kontra di masyarakat. Sebagian berpendapat bahwa metode ini membantu penyajian ASI agar lebih praktis, lalu ada juga yang berpendapat bahwa mengubah ASI dari cair ke bubuk berisiko menurunkan kandungan nutrisi di dalamnya.

Nah, sebelum ikut tren bubuk ASI, sebaiknya Mama mengetahui terlebih dahulu apakah bubuk ASI aman untuk bayi. Selain itu, ketahui pula manfaat dan risiko penggunaannya.

Berikut Popmama.com membahas informasi terkait apakah bubuk ASI aman untuk bayi. Yuk, simak sampai tuntas!

1. Proses pengolahan ASI menjadi bubuk

1. Proses pengolahan ASI menjadi bubuk
Unsplash/Aleksander Saks

Dikutip dari Instagram @drtanshotyen, Satgas ASI IDAI menyampaikan bahwa ASI bubuk diolah melalui metode freeze-drying atau pengeringan beku ASI menjadi bentuk bubuk atau disebut juga lyophilization

Proses ini dilakukan dengan cara membekukan ASI pada suhu ekstrem -50ºC selama 3 hingga 5 jam. ASI beku kemudian diubah menjadi susu bubuk dengan teknik sublimasi, yaitu transisi ekstraksi air selama 2 hari langsung dari bentuk padat (es) ke gas (uap air) tanpa fase cair.

Editors' Pick

2. Manfaat mengubah ASI menjadi bubuk

2. Manfaat mengubah ASI menjadi bubuk
Freepik/valeria-aksakova

Umumnya, 1 liter ASI akan menghasilkan sekitar 140 gr ASI bubuk sehingga dianggap dapat menghemat ruang penyimpanan ASI. Selain itu, tujuan lain dari ASI bubuk adalah memperpanjang umur simpan ASI dari 6 bulan di dalam freezer menjadi 3 tahun. 

Dengan begitu, ASI bubuk dianggap dapat memudahkan ibu dalam penyajian ASI saat ingin bepergian. Tren ini juga dapat mempermudah ibu yang ingin terus memberikan ASI di luar masa cuti melahirkan.

3. Risiko pengolahan ASI bubuk

3. Risiko pengolahan ASI bubuk
Freepik/atlascompany

Pembekuan ASI yang lazim dilakukan pada praktik rumahan telah diteliti dapat mengubah komponen utama ASI seperti pecahnya membran gumpalan lemak, perubahan misel kasein, hingga penurunan komposisi faktor bioaktif protein seiring lamanya penyimpanan beku.

Sementara itu, Ketua Satgas ASI IDAI, Dr. dr. Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), menjelaskan dampak pengeringan beku pada komponen penting ASI saat ini masih belum diketahui. Proses ini dinyatakan dapat mempertahankan struktur molekul susu, namun mengingat penggunaan suhu tinggi saat proses pengeringan untuk menghilangkan kandungan air, freeze-drying memiliki dampak pada rasa dan kualitas ASI.

“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” jelas dr. Naomi.

Selain itu, metode freeze-drying juga tidak melalui prosedur pasteurisasi yang bertujuan membunuh bakteri berbahaya. Dalam hal ini, pasteurisasi sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang ada dalam ASI.

Alhasil, terdapat risiko kontaminasi, khususnya pada saat rekonsiliasi penambahan air pada bubuk freeze-dryed ASI sebelum dikonsumsi bayi.

4. Apakah bubuk ASI aman untuk bayi?

4. Apakah bubuk ASI aman bayi
Freepik/shurkin_son

Karena temuan ini relatif masih sangat baru, sejauh ini belum lengkap pembuktian melalui riset ilmiah mengenai keamanan ASI bubuk. Organisasi kesehatan seperti CDC, AAP, atau FDA juga belum mengatur soal keamanan ASI bubuk untuk bayi.

Untuk itu, Satgas ASI IDAI memperingatkan kepada semua pihak, khususnya orangtua agar tidak gegabah mempromosikan atau memberikan freeze-dryed ASI kepada bayi. Terutama untuk bayi dengan kondisi medis tertentu, seperti prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh dan penyakit kronis.

Terlebih lagi, zat aktif yang menjadi keunggulan ASI dapat hilang selama proses freeze-drying. Produk susu bubuk juga berpotensi tidak steril dalam proses pembuatannya, ditambah adanya risiko multiplikasi bakteri selama penyimpanan.

5. IDAI merekomendasikan ibu untuk tetap menyusui langsung dari payudara

5. IDAI merekomendasikan ibu tetap menyusui langsung dari payudara
Freepik/freepik

Sebagai penutup, IDAI menyarankan agar para ibu tetap berupaya menyusui langsung bayinya dari payudara.

Bukan hanya sekadar memberikan makan kepada si Kecil, menyusui langsung dari payudara dapat menjalin kontak erat antara ibu dan bayi. Dengan begitu, metode ini dapat menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan antara orangtua dan anak.

Itu dia informasi terkait apakah bubuk ASI aman untuk bayi. Semoga penjelasan di atas membantu, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest