Mitos atau Fakta: Penggunaan Peniti pada Bayi sebagai Jimat Tolak Bala

Penggunaan peniti sebagai jimat dipercaya dapat menolak bala. Praktik ini diperkirakan sudah dimulai sejak abad ke-17 atau sebelumnya.

Penggunaan jimat sejak dulu tidak lepas dari faktor adat dan kebiasaan, Ma. Mereka yang menggunakan jimat dan terlindung dari masalah, dipandang sebagai hubungan sebab akibat. Maka, kepercayaan bahwa jimat tertentu ampun pun diwariskan secara turun-temurun, termasuk peniti.

Mama mungkin pernah mendengar tentang penggunaan peniti untuk tolak bala atau melindungi bayi dari roh jahat. Peniti dilekatkan di tubuh bayi.

Saat ini, kedokteran berbasis bukti ilmiah merupakan baku emas untuk rekomendasi praktik kesehatan, termasuk untuk bayi. Hingga saat ini, penggunaan peniti untuk kesehatan serta tolak bala pada bayi tidak memiliki bukti ilmiah, Ma.

"Penggunaan peniti untuk tolak bala merupakan kepercayaan yang berbasis mitos," kata dr. Ignatia Karina di akun Instagramnya @ignatia.karina.

Untuk menjaga kesehatan bayi, pemberian nutrisi yang baik, imunisasi, dan stimulasi harus dilakukan dengan baik.

Melekatkan benda tajam pada bayi sangat berbahaya, Ma. Misalnya peniti. Jika tidak dipasang dengan sempurna atau benar, peniti dapat menusuk bayi dan menimbulkan luka.

Luka tersebut bisa menimbulkan komplikasi, seperti infeksi serius pada luka yang menjalar ke seluruh tubuh (sepsis). Juga dapat menyebabkan tetanus.

Nah, karena tidak terbukti secara ilmiah, hindari menempatkan benda-benda tajam dan jimat lainnya pada tubuh bayi ya, Ma.

Nah, jadi penggunaan peniti pada bayi sebagai jimat tolak bala itu mitos, ya, Ma. Untuk keamanan bayi, praktik ini sebaiknya dihindari.

Mitos apa lagi yang sering Mama dengar yang berkaitan dengan bayi?