Kenali Penyebab Bayi Kuning dan Cara Mengatasinya

Bayi kuning terasa umum terjadi, ini cara menanganinya

27 Agustus 2018

Kenali Penyebab Bayi Kuning Cara Mengatasinya
Freepik/Shutter2u

Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir adalah jaundice (ikterus) atau bayi kuning. Walau banyak yang bilang jaundice tidak berbahaya, namun kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan otak anak jika terlambat ditangani dengan baik.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), istilah jaundice berasal dari bahasa Perancis jaune yang artinya kuning. Jaundice atau ikterus ini menunjukkan membuat bayi terlihat berwarna kuning, terutama pada bagian kulit, sklera, atau membran mukosa. Ini diakibatkan oleh penumpukan bilirubin yang berlebihan pada jaringan.

Jika bayi Mama mengalami jaundice, Mama tidak sendiri. “Kuning sering ditemukan pada sekitar 60 persen bayi baru lahir yang sehat, dengan usia gestasi lebih dari 35 minggu,” tulis dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K), pada Buku Indonesia Menyusui.

Mama mau tahu, apa sih penyebab kuning dan bagaimana cara mengatasinya? Simak info penting berikut ini, yuk.

Penyebab Bayi Kuning

Penyebab Bayi Kuning
Freepik/Yanalya

Menurut IDAI, kuning adalah masalah yang sering muncul dalam 1-2 minggu pertama usia bayi, dan umumnya terjadi di usia 2-3 hari. Kalau sudah begini, bayi terlihat kuning, berat badan turun, dan gula darahnya juga rendah.

Dari 100 bayi sehat, 60 bayi mengalami kuning, maka masalah kesehatan ini memang sering terjadi, Ma.

“Kuning terjadi karena bilirubin dalam darah meningkat. Ada beberapa kondisi yang membuat bayi terlihat lebih kuning (bilirubin sangat tinggi atau hiperbilirubin).  Bayi ini yang perlu penanganan khusus seperti terapi sinar biru (blue light  therapy),” tulis dr. Eveline P.N., SpA, pada artikelnya untuk situs IDAI.

Seperti yang Mama ketahui, bilirubin adalah zat kuning yang diproduksi saat sel darah merah dipecah. Siklus pemecahan sel darah merah pada orang dewasa adalah 120 hari, sedangkan pada newborn hanya 70-90 hari. Maka bayi baru lahir mengolah sel darah merah menjadi bilirubin lebih tinggi dari orang dewasa.

Nah, ketika bayi tidak mampu membuang bilirubin dengan maksimal, maka kadar bilirubin dalam tubuh bayi menjadi tinggi dan terjadilah jaundice atau bayi kuning.

Cara Mengatasi Bayi Kuning

Cara Mengatasi Bayi Kuning
Wikipedia

Seiring dengan semakin baiknya organ-organ pada tubuh bayi, maka semakin baik pula ia dapat mengolah bilirubin. Dengan begitu, kuning akan hilang dengan sendirinya.

Walau begitu, namun sebaiknya Mama segera menangani kuning dengan serius, karena kalau terlambat diatasi bisa mengakibatkan kerusakan otak yang disebut kernicterus.

Kernicterus adalah kondisi tingginya bilirubin dalam tubuh bayi, sehingga bisa menumpuk di otak dan mengakibatkan kerusakan. Kalau sudah begini, bayi bisa mengalami cerebral palsy.

Bagaimana cara mengatasi bayi kuning? Seperti yang dikatakan dr. Eveline, bayi kuning membutuhkan bantuan terapi sinar biru atau blue light therapy. Selain itu, cara mengatasinya adalah:

- Blue light therapy. Seperti yang dikatakan dr. Eveline, bayi kuning membutuhkan bantuan terapi sinar biru atau blue light therapy. Ini diperlukan selama beberapa hari, hingga hati bayi sudah cukup matang untuk mengolah bilirubin sendiri.

- Memberi ASI setiap 2-3 jam. Ini sangat direkomendasikan para ahli untuk mengurangi kadar kuning pada bayi.

- Fototerapi. Menurut IDAI, pilihan terapi untuk ikterus neonatorum (kuning) adalah fototerapi, bukan papara sinar matahari. Menurut NHS.uk, fototerapi adalah terapi menggunakan sinar. Bayi akan dibaringkan di bawah lampu halogen atau fluorescent, dan matanya akan ditutupi. Ada juga fibreoptic phototherapy, di mana bayi dibaring menggunakan selimut yang terhubung dengan kabel fiberoptik. Semua ini akan dihentikan selama 30 menit setiap 3-4 jam, agar Mama bisa menyusui bayi Mama.

Faktor Risiko

Faktor Risiko
Freepik/Phduet

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, beberapa faktor risiko anak memiliki kadar bilirubin lebih tinggi dari anak lain, adalah:

  • Bayi prematur.
  • Bayi dengan warna kulit yang lebih gelap.
  • Keturunan Asia Timur atau Mediteranian.
  • Gangguan menyusu.
  • Memiliki saudara yang juga sakit kuning.
  • Memar.
  • Memiliki ibu dengan golongan darah O atau resus negatif.

Semoga bayi Mama sehat selalu, ya.

The Latest