Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Pup Anak Ambyar saat Mulai MPASI, Apakah Normal?

Pexels/Helena Lopes
Pexels/Helena Lopes
Intinya sih...
  • 1 dari 7.000 anak usia <2 tahun mengalami Food Protein-Induced Enterocolitis Syndrome (FPIES), reaksi usus tertunda terhadap makanan.
  • Makanan seperti susu sapi, nasi, kedelai, gandum, dan telur bisa memicu reaksi FPIES pada bayi.
  • Kebanyakan anak akan sembuh dari FPIES saat berusia 3 tahun, namun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ketika bayi mulai mengonsumsi MPASI, Mama pasti sangat bersemangat. Mengonsumsi makanan padat merupakan salah satu tonggal perkembangan bayi yang penting.

Saat mulai mengonsumsi MPASI, Mama harus memastikan bayi mendapatkan nutrisi harian yang dibutuhkannya.

Tapi, mungkin ada beberapa hal yang membuat Mama khawatir. Misalnya berkaitan dengan pup bayi. Jika biasanya padat, pup anak ambyar saat mulai MPASI, apakah normal?

Bila ini terjadi pada si Kecil, yuk, simak penjelasan dari dokter yang sudah Popmama.com rangkum pada ulasan berikut ini, Ma.

Pexels/Sarah Chai
Pexels/Sarah Chai

Pup Anak Ambyar saat Mulai MPASI, Apakah Normal?

Dilansir dari unggahan dr. Citra Amelinda, Sp. A, IBCLC, Mkes., di laman Instagram pribadinya @citra_amelinda, 1 dari 7.000 anak usia <2 tahun mengalami Food Protein-Induced Enterocolitis Syndrome (FPIES).

Apa itu FPIES? FPIES adalah reaksi usus yang tertunda terhadap makanan. Bayi yang mengalami FPIES, 1-4 jam setelah mengonsumsi makanan tertentu, bayi diare dan sangat mengantuk. Nah, ini bisa menjadi salah satu penyebab mengapa pup bayi ambyar setelah ia mengonsumsi MPASI, Ma.

Pexels/Kaboompics
Pexels/Kaboompics

Makanan Apa yang Bisa Menimbulkan Reaksi PFIES?

Sebagai orangtua, Mama pasti tidak ingin si Kecil mengalami PFIES. Oleh karena itu, Mama akan menghindari memberikan makanan-makanan yang memicu reaksi. Tapi apa saja makanan yang harus dihindari?

dr. Citra menambahkan jika makanan apapun bisa menyebabkan reaksi FPIES, Ma. Tapi yang paling umum adalah susu sapi, nasi, kedelai, gandum, dan telur. FPIES pada bayi yang mendapatkan ASI eksklusif biasanya jarang terjadi.

Bila bayi memiliki FPIES terhadap makanan tertentu, dapat meningkatkan risiko terhadap makanan tertentu lainnya. Contohnya adalah sebagai berikut:

  • Bila si Kecil memiliki FPIES terhadap susu sapi, coba hindari makanan yang mengandung kedelai.

  • Bila si Kecil memiliki FPIES terhadap ayam, hindari daging bebek serta puyuh.

  • Bila si Kecil memiliki FPIES terhadap ikan, hindari pemberian makanan laut lainnya.

Namun 75% bayi dan anak hanya memiliki 1 pemicu FPIES, Ma. Jadi jika si Kecil memiliki FPIES terhadap nasi dan tetap aman saat mengonsumsi gandum, ia dapat menghindari nasi saja dan Mama bisa terus mengenalkan makanan lainnya.

Desain tanpa judul(5).jpg
Unsplash/Jimmy Conover

Apakah Kondisi Ini Bisa Sembuh?

Tidak ada tes khusus yang menunjukkan apakah bayi dan anak-anak menderita FPIES. Tapi terkadang dokter akan melakukan tes alergi untuk melihat apakah ada hal lain yang menyebabkan munculnya gejala-gejala FPIES.

Apakah kondisi ini bisa sembuh? Berita baiknya, kebanyakan anak akan sembuh dari FPIES seiring dengan berjalannya waktu, Ma. Menurut dr. Citra, FPIES ini akan menghilang saat si Kecil berusia 3 tahun.

Mama juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi ini. Dokter akan menawarkan perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan si Kecil, ya.

Desain tanpa judul(4).jpg
Pexels/Kaboompics.com

Tips untuk memulai MPASI

Memulai MPASI pada bayi tidak seperti menyalakan lampu. Ini lebih seperti menggunakan sakelar peredup untuk mengubah suasana secara bertahap. Mama tidak akan langsung beralih dari ASI atau susu formula ke MPASI. Sebaliknya, Mama akan memperkenalkan MPASI secara bertahap hingga bayi benar-benar nyaman.

Berikut beberapa tips yang perlu diingat:

  • Bicaralah dengan bayi saat Mama menyuapinya. Mengatakan hal-hal seperti "yum, ini enak, kan?" atau "mmm" dapat membantu bayi mulai memahami apa yang terjadi (dan bahwa itu hal yang positif).
  • Berikan contoh pada bayi. Biarkan bayi menyentuh atau bermain dengan MPASI yang dimaksud sebelum Mama menyuapinya. Letakkan sedikit di atas nampan kursi makan bayi dan biarkan mereka mengeksplorasi. Kemudian, cobalah menaruhnya di sendok dan mendekatkannya ke mulut bayi.
  • Tiru. Tunjukkan pada bayi apa yang harus dilakukan dengan mendekatkan sesendok makanan ke mulut Mama sendiri (meskipun Mama hanya berpura-pura memakannya). Membantu bayi melihat apa yang harus dilakukan dapat membantunya mencobanya sendiri.
  • Awali dan akhiri dengan hal-hal yang sudah dikenal. Cobalah memberi bayi sedikit ASI atau susu formula untuk memulai. Kemudian, beri mereka sesendok kecil makanan sebelum diakhiri dengan lebih banyak ASI atau susu formula.
  • Bersabarlah. Bayi mungkin akan menolak atau kesal ketika sendok menghampirinya. Tidak apa-apa. Jangan memaksa bayi untuk menerima makanan jika ia belum siap. Kembalilah memberinya ASI atau susu formula dan coba lagi beberapa hari kemudian.
  • Jika bayi tidak mau makan makanan padat setelah berkali-kali mencoba, Mama mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan saran. Namun, jangan menyerah. Tak lama kemudian, sebagian besar makanan akan masuk ke mulut bayi, alih-alih ke celemeknya!

Mama perlu membawa bayi ke dokter anak jika:

  • Bayi terus menolak makanan padat setelah 6 bulan, meskipun sudah berkali-kali mencoba, atau tampak kesulitan makan.
  • Kotoran bayi sangat encer, berair, atau penuh lendir.
  • Mama merasa bayi makan terlalu sedikit atau terlalu banyak.
  • Mama memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang pemberian makan bayi.
  • Bicaralah dengan dokter anak jika bayi lahir prematur atau memiliki kondisi medis tertentu. Mereka dapat memberi saran tentang cara terbaik untuk memberi makan bayi agar kebutuhannya terpenuhi.

Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Mama ajukan kepada dokter anak untuk mempelajari lebih lanjut tentang pemberian makan bayi di tahun pertama:

  • Berapa lama saya harus menyusui?
  • Makanan padat apa yang harus saya perkenalkan kepada bayi saya terlebih dahulu?
  • Apakah dokter punya tips untuk menyiapkan makanan agar lebih mudah ditelan bayi?
  • Apakah dokter merekomendasikan suplemen untuk bayi, seperti vitamin D atau zat besi?
  • Bagaimana cara terbaik untuk memberi makan bayi jika mereka mengalami refluks?

Itu penjelasan tentang normalkah jika pup anak ambyar saat mulai MPASI. Jangan ragu untuk berkonsultasi juga dengan dokter, ya, Ma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

7 Foto Benjamin Anak Ketiga Kimmy Jayanti dalam Berbagai Ekspresi

18 Des 2025, 17:47 WIBBaby