Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Transformasi Gaya Parenting dari Masa ke Masa Menurut Psikolog

Ilustrasi parenting (Freepik)
Ilustrasi parenting (Freepik)

Pola asuh atau parenting mengalami banyak perubahan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, budaya, serta akses informasi. Jika dulu orangtua cenderung menerapkan pola pengasuhan tradisional yang lebih menekankan pada disiplin ketat dan kepatuhan, kini banyak yang beralih pada gaya parenting yang lebih modern dengan memperhatikan kebutuhan emosional anak. 

Perubahan gaya parenting ini bukan hanya sekadar tren, tapi juga berperan penting dalam pembentukan karakter, kepribadian, dan masa depan anak sejak dini. Oleh karena itu, memahami perjalanan perkembangan pola asuh dari masa ke masa penting agar Mama dapat menemukan pendekatan yang tepat dalam mendukung tumbuh kembang si Kecil.

Yuk, simak informasi mengenai transformasi gaya parenting yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini.

1. Transformasi gaya parenting dari masa ke masa

Popmama.com/Nindiani Rizka Dwiningtyas
Popmama.com/Nindiani Rizka Dwiningtyas

Pada Kamis (21/08/2025), Cussons Baby resmi memperkenalkan kemasan baru yang tampil lebih segar dan modern. Tampilan ini menjadi simbol kasih sayang ibu yang senantiasa berkembang, sejalan dengan dinamika pola asuh yang berubah dari masa ke masa. 

Dalam acara tersebut, Psikolog Klinis Ratih Ibrahim, M.M., menjelaskan bahwa pola pengasuhan selalu berevolusi mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan anak.

  • Era 1990-an

Di era 90-an hingga awal 2000-an, orangtua sangat berorientasi pada kebutuhan anak. Mereka mendampingi proses tumbuh kembang dengan penuh perhatian, energi, dan waktu. Pola asuh saat itu cenderung intensif karena orangtua terlibat langsung dalam aktivitas anak sehari-hari. 

“Di zaman tahun 1990-an, orangtua memang lebih berorientasi pada anak. Orangtua juga bahkan sudah punya planning buat masa depan anak-anaknya,” ujar Ratih.

  • Era 2010-an

Memasuki dekade 2010-an, pola asuh mulai berubah dengan munculnya kesadaran bahwa anak perlu diberi ruang untuk mandiri. Gaya parenting menjadi lebih hangat, suportif, dan menyenangkan, di mana anak diberi kesempatan untuk berekspresi. 

“Orangtua di zaman ini memberikan ruang untuk anak berekspresi dan bertumbuh. Orangtua juga ingin anak mandiri, bisa berpendapat, dan punya cita-cita,” ungkap Ratih.

  • Era 2020-an

Hubungan antara orangtua dan anak pun menjadi lebih dekat. Namun, tantangan parenting semakin kompleks karena anak-anak tumbuh dengan gadget dan teknologi. Mulai dari membuat konten TikTok hingga belajar coding, orangtua dituntut bijak dalam mendampingi mereka. 

“Orangtua zaman sekarang jadi lebih bestie sama anaknya. Lebih dekat, suka ngobrol bareng, lebih menghargai emosi anak. Tapi orangtua juga jadi lebih cemas. Kalau anaknya ada masalah, orangtua ikut cemas menghadapinya,” jelas Ratih.

2. Fondasi utama dalam pola asuh anak

Perubahan Gaya Parenting dan Perannya dalam Pembentukan Karakter Anak 2.png
Popmama.com/Nindiani Rizka Dwiningtyas

Psikolog Ratih menjelaskan bahwa tidak ada pola asuh yang sempurna, karena setiap gaya parenting memiliki kelebihan sekaligus tantangan masing-masing. Namun, di balik perubahan tren parenting dari waktu ke waktu, selalu ada nilai dasar yang konsisten hadir dalam mendampingi anak. 

Terlepas dari tren atau metode yang digunakan, cinta, kasih sayang, perlindungan, serta niat tulus orangtua tetap menjadi benang merah yang menyatukan pengasuhan dari generasi ke generasi.

Selain itu, Psikolog Ratih juga menegaskan bahwa inti dari parenting yang baik tidak berubah, yaitu menciptakan suasana rumah yang penuh kasih, lingkungan yang aman, dan mendukung tumbuh kembang anak. 

“Meskipun metode berubah, kebutuhan anak akan perhatian, kasih sayang, dan kehadiran orangtua tetap menjadi fondasi utama,” ujar Ratih dalam acara Peluncuran Kemasan Baru Cussons Baby di Ganara Art Space Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

3. Gaya parenting di era digital

Perubahan Gaya Parenting dan Perannya dalam Pembentukan Karakter Anak 3.png
Popmama.com/Nindiani Rizka Dwiningtyas

Ratih juga menekankan bahwa orangtua perlu memiliki kemampuan beradaptasi dalam menghadapi tantangan zaman. Saat ini, peran orangtua tidak hanya sebatas menegakkan disiplin, tetapi juga menyeimbangkan antara pengawasan, komunikasi terbuka, serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang perkembangan anak. 

Pola asuh pun semakin menekankan respons emosional dengan tetap menjaga batasan yang jelas, sekaligus memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri. Menghargai perasaan dan opini anak, serta membangun komunikasi dua arah menjadi kunci penting dalam pola pengasuhan masa kini.

Nah, itu dia soal transformasi gaya parenting. Dengan memahami gaya parenting dan kebutuhan anak, Mama bisa membantu si Kecil tumbuh menjadi pribadi positif, mandiri, dan percaya diri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wahyuni Sahara
EditorWahyuni Sahara
Follow Us

Latest in Baby

See More

Kenali Risiko Tersembunyi jika Vaksinasi Anak Tidak Lengkap

05 Des 2025, 14:58 WIBBaby