“Saya harus jujur, menempelkan emoji di wajah anak hampir tidak memberikan perlindungan privasi sama sekali. Data gabungan dari semua unggahan tersebut justru menciptakan risiko privasi yang jauh lebih besar dibanding satu foto saja,” jelas Ventura.
Tutupi Wajah Anak dengan Stiker Emoji Tak Lagi Aman, Ini Alasannya

Di era digital yang semakin maju, media sosial menjadi salah satu cara untuk mendokumentasikan setiap momen tumbuh kembang anak. Tak jarang, orangtua rutin membagikan foto kebersamaan, bahkan ada yang membuat akun khusus untuk anak-anak mereka di media sosial.
Meski begitu, sebagian orangtua tetap ingin melindungi privasi buah hatinya. Salah satu cara adalah menutupi wajah anak dengan stiker emoji, sehingga momen kebersamaan tetap bisa dibagikan tanpa mengungkap identitas anak. Namun, seorang ahli memperingatkan bahwa cara ini tidak lagi sepenuhnya aman.
Berikut Popmama.com sudah siapkan rangkuman penyebab tutupi wajah anak dengan stiker emoji tak lagi aman. Yuk, simak selengkapnya, Ma!
1. Penyebab tutupi wajah anak dengan stiker emoji tak lagi aman

Perkembangan teknologi kini membuat metode menutupi wajah anak dengan stiker emoji tidak lagi sepenuhnya aman. Alat berbasis Artificial intelligence (AI) dapat dengan mudah menghapus stiker dan menampilkan kembali wajah anak, yang berpotensi disalahgunakan untuk cyberbullying, pemerasan, atau konten penyalahgunaan.
Menurut Lisa Ventura, pendiri Cyber Security Unity, meski stiker emoji menutupi wajah, orangtua tetap membagikan banyak informasi penting. Tanpa wajah yang terlihat, detail seperti perkiraan usia, bentuk tubuh, lokasi, hingga sekolah anak tetap bisa diketahui dari foto.
Masalah utama bukan sekadar potensi penghapusan stiker, tetapi kebiasaan orangtua yang sering membagikan banyak foto anak secara berulang. Data gabungan dari berbagai unggahan ini menciptakan risiko privasi yang jauh lebih besar dibanding satu foto saja.
2. Hal yang harus diperhatikan orangtua sebelum membagikan foto anak

Sebelum membagikan foto anak di media sosial, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan orangtua untuk menjaga privasi dan keamanan si Kecil.
Kehilangan hak penggunaan
Mengunggah foto atau video anak di media sosial biasanya berarti orangtua melepaskan hak atas gambar tersebut. Platform bisa menggunakannya secara global, bahkan kadang diteruskan ke pihak ketiga tanpa izin.
Berisiko membocorkan informasi pribadi
Foto anak yang disertai data seperti nama, alamat, sekolah, atau kegiatan yang diikuti bisa dimanfaatkan pihak asing untuk melacak lokasi anak dan menghubungi mereka secara langsung.
Potensi cyberbullying
Foto anak dapat dengan mudah digunakan untuk mengejek atau mempermalukan mereka secara online. Bahkan, unggahan lama bisa menjadi sumber cyberbullying bertahun-tahun kemudian.
Penyalahgunaan untuk tujuan seksual
Polisi memperingatkan bahwa gambar anak yang tersebar di internet sering dimanfaatkan untuk tujuan seksual oleh pelaku kriminal, yang mencari gambar tersebut untuk disebarkan atau dijual di forum ilegal.
Foto bisa dimanipulasi
Gambar yang tampak biasa saja bisa diedit untuk mempermalukan anak atau menempatkan mereka dalam situasi tidak pantas, terutama oleh troll dan pelaku cyberbullying.
3. Tips aman membagikan foto anak

Gunakan grup chat tertutup
Daripada mengunggah ke media sosial publik, orang tua bisa membagikan foto anak melalui grup chat terbatas, sehingga lebih aman dan privat. Pastikan hanya masukkan orang-orang yang benar-benar Mama kenal dan percayai, seperti orangtua dan saudara dekat.
Hindari membagikan informasi pribadi
Jangan sertakan data yang bisa mengungkap lokasi anak, seperti sekolah, alamat rumah, atau komentar yang menyingkap lokasi tertentu.
Jangan bagikan jadwal kegiatan anak
Jadwal rutin atau aktivitas anak sebaiknya tidak diposting secara online karena bisa disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.
Batasi penerima konten
Manfaatkan pengaturan privasi di media sosial untuk menentukan siapa saja yang bisa melihat foto si Kecil. Pastikan hanya orang yang benar-benar dikenal dan dipercaya yang dapat mengaksesnya.
Gunakan tagar dengan hati-hati
Gunakan tagar secara bijak dan pertimbangkan menonaktifkan fitur geotagging pada kamera agar lokasi tidak mudah terlacak.
Pilih foto yang aman dan sopan
Pilih gambar yang pantas dan tidak akan memalukan atau menimbulkan masalah bagi anak di masa mendatang.
Pertimbangkan izin anak
Tanyakan kepada anak apakah mereka setuju fotonya dibagikan. Cara ini membantu si Kecil belajar tentang persetujuan dan menghargai privasi.
Nah, itu dia rangkuman penyebab tutupi wajah anak dengan stiker emoji tak lagi aman. Semoga informasi ini dapat membantu Mama lebih berhati-hati saat membagikan foto si Kecil di media sosial.



















