7 Cara Perkenalkan Keberagaman Melalui Seni

Di era yang semakin terhubung seperti sekarang, keberagaman dan inklusivitas dalam dunia seni menjadi semakin penting. Keduanya membuka ruang bagi kelompok-kelompok yang selama ini terpinggirkan, sekaligus mendorong terciptanya komunikasi antarbudaya yang lebih kaya dan saling menghargai.
Keberagaman dalam seni artinya menghadirkan berbagai identitas, pengalaman, dan tradisi ke dalam sebuah karya.
Sementara itu, inklusivitas memastikan bahwa semua suara berbeda ini tidak hanya 'hadir', tetapi juga dihargai dan punya peran yang aktif dalam dunia seni.
Bagaimana cara memperkenalkan keberagaman itu melalui seni?
Di bawah ini Popmama.com memberikan 7 cara memperkenalkan keberagaman melalui seni. Poin terakhir adalah poin yang tidak ingin Mama lewatkan!
1. Residensi seniman

Program residensi memungkinkan seniman untuk tinggal dan berkarya di lingkungan yang berbeda dari asal mereka.
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan budaya baru, memahami perspektif lokal, dan mengintegrasikan elemen-elemen tersebut ke dalam karya mereka.
Selain memperkaya pengalaman kreatif seniman, residensi juga menciptakan dialog budaya yang dapat membuka jalan untuk kolaborasi lintas budaya.
Karya yang dihasilkan dari pengalaman residensi sering kali mencerminkan keberagaman, memperkenalkan audiens pada sudut pandang baru dan merayakan perbedaan melalui seni.
2. Penggunaan media karya yang beragam

Dalam konferensi pers Art Competition 2025 yang digelar di MR D.I.Y. Flagship Store, Lotte Mart pada 16 April lalu, perupa seni kontemporer Abigail Hakim menjelaskan, "Dalam seni kontemporer, diversity tidak hanya berkaitan dengan budaya, tetapi juga mencakup ragam media yang digunakan dalam berkarya."
Oleh karena itu, eksperimen dengan media yang tidak konvensional menjadi salah satu cara untuk mengeksplorasi dan menafsirkan makna keberagaman dalam seni.
Penggunaan bahan-bahan yang unik, seperti plastik daur ulang atau kain, dapat menjadi pendekatan baru yang efektif dalam menghadirkan keberagaman dalam konteks seni rupa.
3. Pameran seni yang bersifat multikultural

"Di industri manapun, terutama seni, recognition itu kunci untuk sukses," lanjut Abigail dalam pertemuan yang sama. Seniman, apa pun latar belakangnya, membutuhkan pengakuan atas karya mereka agar dapat terus bertahan dan berkembang di dunia seni.
Pameran seni multikultural tidak hanya menjadi ruang untuk mempertemukan perupa, karya, dan pengapresiasi, tetapi juga berperan penting dalam membangun dialog antarbudaya.
Melalui pertukaran ide dan perspektif, pameran semacam ini turut memperkenalkan pandangan yang lebih inklusif terhadap seni kontemporer.
4. Pendidikan seni sejak usia kanak-kanak

Mengajarkan seni di tingkat preschool memainkan peran penting dalam menanamkan nilai acceptance dan menghargai keberagaman kepada anak.
Lebih dari sekadar pelajaran sekolah pada umumnya, seni menjadi sarana yang kuat untuk membantu anak-anak memahami bahwa setiap individu memiliki latar belakang dan pandangan yang berbeda.
Melalui kegiatan seni, anak-anak belajar untuk berbagi, berempati, dan menghargai perspektif orang lain. Seni juga memberi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan dan pengalaman pribadi dengan cara yang kreatif.
Sebagai contoh, ketika guru mengajak anak-anak membuat kolase menggunakan gambar keluarga dari berbagai budaya yang berbeda, anak-anak akan secara spontan membagikan cerita tentang keluarga mereka masing-masing.
Memahami berbagai perspektif membuat mereka mulai menyadari bahwa ada beragam cara hidup dan kebiasaan yang mungkin berbeda dari apa yang selama ini mereka kenal.
5. Mengangkat tema budaya lokal dalam kreasi karya

Dengan mengangkat tema budaya lokal dan tradisional, kita memberikan ruang bagi seniman-seniman yang berasal dari etnis minoritas tersebut untuk berkarya dan membagikan kisahnya.
Melalui pendekatan ini, kita tidak hanya menampilkan keunikan visual dari warisan budaya yang beragam, tetapi juga memperkuat identitas kultural yang seringkali terpinggirkan.
Hal ini tentu perlu didukung dengan melibatkan lebih banyak seniman lokal yang mampu merepresentasikan latar budaya mereka secara otentik.
Mengangkat seni lokal bukan sekadar soal estetika, tetapi juga bagian dari perjuangan untuk memberikan pengakuan, dukungan, dan akses ekonomi yang layak bagi para seniman lokal agar mereka bisa terus berkarya dan berkembang.
6. Memberikan ruang bagi kelompok minoritas

Memberikan ruang bagi kelompok minoritas—seperti penyandang disabilitas, etnis minoritas, komunitas dengan keberagaman gender, dan kelompok marjinal lainnya—bukan hanya soal memberi mereka kesempatan.
Lebih dari itu, kehadiran mereka turut memperkaya perspektif dalam dunia seni dan budaya.
Lebih dari sekadar menciptakan karya tentang mereka, penting untuk memastikan bahwa karya tersebut benar-benar mewakili pengalaman hidup dan kebutuhan emosional dari komunitas yang bersangkutan.
Pertanyaan yang perlu selalu kita renungkan adalah: apakah kita berkarya untuk komunitas yang kurang terwakili, atau hanya sekadar berkisah tentang mereka?
Ruang yang inklusif harus mampu mencerminkan suara dan kenyataan hidup kelompok-kelompok ini, bukan sekadar menjadikan mereka objek narasi.
7. Kompetisi seni dengan tema keberagaman

Mengadakan kompetisi seni dengan tema keberagaman merupakan langkah efektif dalam menyebarkan awareness secara luas. Kompetisi semacam ini melibatkan banyak partisipan dari berbagai latar belakang, sehingga jangkauannya pun menjadi lebih besar.
Tema keberagaman mendorong para peserta untuk secara aktif berpikir, merenung, dan mengeksplorasi gagasan serta interpretasi pribadi mereka tentang arti keberagaman.
Proses ini bukan hanya menghasilkan karya seni, tetapi juga menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap pentingnya menghargai perbedaan.
Baik peserta yang berhasil meraih juara maupun yang belum, tetap memperoleh pengalaman berharga melalui proses kreatif yang memperkuat kesadaran akan nilai-nilai inklusivitas dan toleransi.
Berkaitan dengan itu, pada Konferensi Pers Art Competition 2025 bertajuk 'Fasilitasi Seniman Berkarya untuk Inspirasi Anak Bangsa' yang diselenggarakan pada (16/4/2025) lalu di Flagship Store MR. D.I.Y. Lotte Mart Jakarta, Head of Commercial MR. D.I.Y., Michael Cohen meresmikan dimulainya lomba Art Competition dengan tema 'Identity & Diversity'.
Tema ini hadir sebagai respons untuk mengapresiasi lintas budaya dan menampilkan keindahan yang lebih beragam serta inklusif.
Kegiatan ini diadakan sebagai bentuk apresiasi kepada para seniman serta sebagai upaya perusahaan untuk memberikan timbal balik positif kepada masyarakat.
Dengan total hadiah Rp280.000.000, kompetisi ini terbuka untuk seluruh warga negara
Indonesia dan dibagi menjadi dua kategori dengan hadiah tiga pemenang di masing-masing
kategori, yaitu:
Kategori Pelajar & Mahasiswa:
- Grand Prize: Rp30.000.000
- Judges' Award: Rp25.000.000
- President Director's Award: Rp20.000.000
Kategori Umum:
- Grand Prize: Rp100.000.000
- Judges' Award: Rp70.000.000
- President Director's Award: Rp35.000.000
Menariknya, selain mendapat uang tunai dan kesempatan untuk karyanya dipamerkan di Flagship Store, kompetisi ini tidak berhenti di tingkat nasional saja, namun juga akan dilanjutkan di tingkat regional.
"Pemenang akan dikirim untuk berkompetisi kembali ke tingkat Regional dan mendapatkan kesempatan untuk bersaing dengan pemenang dari Thailand dan Malaysia," jelas Michael.
Di atas tadi adalah 7 cara memperkenalkan keberagaman melalui seni. Apakah Mama tertarik mengajak anak mencoba salah satu di antaranya?