Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Ini Pengertian Zat Aditif, Jenis-Jenis, dan Manfaatnya

Pexels/azerbaijan-stockers
Pexels/azerbaijan-stockers

Pada dasarnya, masyarakat sudah tidak asing lagi dengan zat aditif. Sebab, zat aditif ini dapat ditemukan pada berbagai olahan, baik bersifat alami maupun buatan.

Zat aditif yang dimaksud ialah zat aditif makanan, yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahan tambahan pada makanan tersebut sebenarnya telah digunakan sejak zaman dulu agar makanan terasa lebih enak dan awet.

Meski tergolong aman digunakan, tetapi ada beberapa jenis zat aditif yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Oleh sebab itu, sangat diperlukan untuk selektif dalam memilah mana zat aditif yang aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping kesehatan.

Nah, kali ini Popmama.com akan membahas mengenai pengertian zat aditif, jenis-jenis, dan manfaatnya untuk menambah wawasan kamu. Disimak, ya!

1. Pengertian zat aditif

Freepik/azerbaijan-stockers
Freepik/azerbaijan-stockers

Zat aditif adalah semua bahan yang ditambahkan atau dicampurkan secara sengaja ke dalam produk makanan dan minuman dalam jumlah yang kecil selama proses pengolahan, penyimpanan, dan pengemasan.

Umumnya, zat aditif ini akan tetap berada dalam makanan, tetapi dalam beberapa kasus zat aditif bisa menghilang selama pemrosesan.

Di Indonesia, zat aditif pada makanan disebut Bahan Tambahan Pangan (BTP). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.772/Menkes/PER/X/1999, Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang tidak digunakan sebagai bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut, yang secara sengaja ditambahkan pada saat pembuatan, pengolahan, dan penyimpanan atau pengemasan untuk meningkatkan mutu, sifat, atau bentuk pangan.

Penggunaan zat aditif di Indonesia di atur oleh Departemen Kesehatan, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM).

2. Tujuan penggunaan zat aditif

Freepik/jcomp
Freepik/jcomp

Zat aditif ini tidak semerta-merta ditambahkan ke dalam makanan, loh. Ada tujuan tertentu mengapa zat aditif dicampurkan ke dalam makanan.

Berikut ini tujuan zat aditif.

  1. Memperbaiki penampilan makanan
  2. Mempertahankan kesegaran, tekstur, dan cita rasa
  3. Memberikan warna pada makanan agar terlihat menarik
  4. Memperpanjang daya simpan
  5. Meningkatkan nilai gizi, seperti protein, mineral, dan vitamin

3. Jenis-jenis zat aditif

Freepik/pressfoto
Freepik/pressfoto

Bedasarkan bahannya, zat aditif dibedakan menjadi dua, yakni zat aditif alami dan zat aditif buatan (sintetis).

Zat aditif alami merupakan zat yang diperoleh secara alami, seperti dari tumbuhan, hewan atau mineral, rempah-rempah, dan tanaman herbal yang bisa menambah cita rasa pada makanan.

Sementara zat aditif buatan adalah zat yang dibuat melalui proses kimia. Apabila dikonsumsi secara berlebihan zat aditif buatan ini dapat menimbulkan efek samping negatif terhadap kesehatan.

Zat aditif buatan, di antaranya formalin, Monosium Glutamat (MSG), dan sakarin.

4. Manfaat zat aditif

Freepik/kamranaydinov
Freepik/kamranaydinov

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan zat aditif, di antaranya sebagai berikut.

  1. Sebagai bahan pengawet makanan, sehingga makanan dapat bertahan lebih lama, misalnya natrium benzoat, asam benzoat, asam asetat, asam propionat, natrium nitrit, dan garam dapur.
  2. Sebagai bahan pemanis, misalnya gula aren, gula pasir, madu, sakarin, aspartam, siklamat, dan sorbitol.
  3. Zat pewarna, sehingga makanan dapat memiliki warna yang menarik. Zat pewarna dapat diperoleh dari zat pewarna alami, misalnya kunyit, wortel, dan daun suji. Sedangkan zat pewarna sintetis, misalnya rhodamin B dan methanil yellow.
  4. Zat penyedap rasa misalnya Monosodium Glutamat (MSG).
  5. Zat pemberi aroma, sehingga makanan memiliki aroma tertentu sebagai daya tarik, misalnya etil butirat, metil butirat, oktil asetat, minyak atsiri, daun jeruk, dan serai.
  6. Antioksidan yang berperan sebagai penghambat, penunda, atau pencegah terjadinya kerusakan oksidasi dalam makanan. Misalnya, lesitin, vitamin C, vitamin E, butil hidroksianisol (BHA), askorbil palmitat, dan butil hidroksitoluen (BHT).
  7.  Zat pengemulsi dan pengental

5. Dampak negatif penggunaan zat aditif

Freepik/rawpixel-com
Freepik/rawpixel-com

Zat aditif yang masuk ke dalam tubuh akan menghasilkan dampak negatif apabila dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering.

Dampak negatif penggunaan zat aditif sebagai berikut.

  1. Terganggunya fungsi organ pencernaan
  2. Merusak paru-paru, jantung, dan sistem saraf
  3. Mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu makan, dan diare
  4. Menyebabkan kanker, mutasi genetik, alergi, dan perlukaan lambung
  5. Kerusakan pada kromosom

Itulah pengertian zat aditif, jenis-jenis, dan manfaatnya. Zat aditif boleh dikonsumsi asalkan tidak boleh berlebihan ya! Semoga informasi ini bermanfaat!

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

7 Alasan Pengalaman Liburan Lebih Bermakna dari Mainan untuk Masa Depan Anak

19 Des 2025, 10:05 WIBBig Kid