Cara Mencegah Remaja Mengalami Cyberbullying di Instagram

Penting untuk mengajarkan anak cara menggunakan Instagram dengan aman

19 Maret 2021

Cara Mencegah Remaja Mengalami Cyberbullying Instagram
Freepik/Wichayada

Saat Mama melihat anak remaja mengambil selfie, kemungkinan besar fotonya akan muncul di media sosia, seperti Instagram. Instagram merupakan aplikasi media sosial yang digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia untuk berbagi foto, video, dan pesan

Anak menggunakan Instagram untuk merayakan pencapaian besar, berbagi momen sehari-hari, tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, membangun komunitas yang mendukung, dan bertemu orang lain yang memiliki minat dan minat yang sama.

Namun sayangnya, anak remaja dan kaum muda perempuan seringkali dilecehkan, dibungkam, dan terusir dari ruang online. Hal inipun bisa membawa dampak buruk seperti kehilangan kepercayaan diri hingga gangguan pada mental anak.

Untuk mencegahnya, kali ini Popmama.com akan membahas apa yang dapat Mama sampaikan pada anak tentang penggunaan Instagram dengan aman yang memanfaatkan fitur-fitur keamanannya.

Simak informasinya di bawah ini!

1. Instagram merupakan jejaring sosial yang memungkinkan pengguna membagikan foto dan video

1. Instagram merupakan jejaring sosial memungkinkan pengguna membagikan foto video
Freepik

Instagram adalah aplikasi jejaring sosial yang memungkinkan pengguna memposting foto dan video, mengikuti selebriti dan teman, dan mengirim pesan. Setelah anak membuat akun, ia bisa mengikuti teman dan selebritas.

Saat anak siap untuk membagikan postingan, ketuk tanda plus dan pilih apa yang ingin dibagikan dari foto dan video terbaru. Bergantung pada jenis media yang dibagikan, anak dapat memilih dari semua jenis filter dan alat pengeditan gambar untuk membuat postingan terlihat menarik.

Kemudian anak menambahkan keterangan dan hashtag. Selain itu anak memiliki opsi untuk menambahkan lokasi ke postingannya, tetapi ini tidak disarankan anak-anak dan remaja menggunakan fungsi ini.

Instagram juga menawarkan lebih banyak fitur, termasuk:

Direct Message (DM): anak dapat mengirim pesan langsung ke satu atau beberapa orang, termasuk orang yang tidak diikuti dan yang tidak mengikuti anak.

Pesan yang hilang: Ini adalah yang memungkinkan anak mengirim pesan foto atau video dalam jangka waktu tertentu yang hanya dapat dilihat penerima satu kali sebelum menghilang.

Story: Ini adalah video atau tayangan slide berdurasi 15 detik yang terpisah dari unggahan.

Instagram TV (IGTV): Ini adalah video berdurasi lebih panjang, remaja juga dapat membuat saluran IGTV-nya sendiri dan menyiarkan sendiri.

2. Jenis konten yang muncul di Instagram anak bisa beragam

2. Jenis konten muncul Instagram anak bisa beragam
Freepik

Menurut persyaratan layanan, anak harus berusia 13 tahun namun sayangnya Instagram tidak memiliki proses verifikasi usia, jadi sangat mudah bagi anak di bawah 13 tahun untuk mendaftar. Jenis konten yang akan dilihat sebagian besar bergantung pada siapa yang anak ikuti.

Jika anak hanya mengikuti teman dan tidak mengikuti apa pun, anak mungkin hanya melihat foto temannya. Namun di Instagram juga memiliki fitur explore di mana anak bisa melihat konten dari orang yang tidak diikutinya.

Jadi kemungkinan besar anak bisa melihat konten dewasa, termasuk hal-hal seksi, umpatan, penggunaan narkoba, komentar kasar atau seksual, dan tagar tentang bunuh diri, anoreksia, dan topik terkait lainnya.

Editors' Pick

3. Cyberbullying adalah dampak negatif media sosial yang relatif umum terjadi

3. Cyberbullying adalah dampak negatif media sosial relatif umum terjadi
Freepik/Miksturaproduction

Seperti halnya setiap bentuk media sosial lainnya, beberapa pengguna melaporkan cyberbullying dan trolling.

Pelaku bisa menjadi teman anak atau orang asing acak, jika anak memiliki akun publik. Cyberbullying relatif umum terjadi, The Cyberbullying Research Center melakukan survei pada Maret 2019 dan mengungkapkan bahwa 36,5 persen responden pernah mengalami cyberbullying di beberapa titik dalam hidupnya.

Hal ini pun juga sesuai dengan laporan State of the World’s Girls 2020 yang dikeluarkan oleh Plan International, alih-alih didukung dan diberdayakan untuk mengekspresikan diri, anak remaja dan kaum muda perempuan seringkali dilecehkan, dibungkam, dan terusir dari ruang online.

Di Indonesia sendiri, laporan ini mengungkap bahwa 56 persen responden pernah mengalami atau melihat anak remaja dan kaum muda perempuan lainnya mengalami pelecehan di media sosial.

4. Kekerasan yang terjadi secara online bisa berujung pada gangguan kesehatan mental

4. Kekerasan terjadi secara online bisa berujung gangguan kesehatan mental
Freepik/Mrzivica

Terlebih lagi, laporan di atas menunjukkan bahwa anak remaja dan kaum muda perempuan belum memanfaatkan fitur dan dukungan yang tersedia di platform-platform online secara maksimal untuk mendukung kebebasan berekspresi remaja.

“Instagram berkomitmen untuk memastikan keamanan anak remaja dan kaum muda perempuan, serta mendukung mereka dalam mengekspresikan diri di layanan kami. Kami telah bekerja sama dengan para ahli seperti Plan Indonesia dan komunitas untuk mengembangkan fitur-fitur keamanan, termasuk Batasi, Blokir, Lapor, hingga kontrol pada Komentar, Tanda (Tagging), Sebut (Mentioning), hingga Pesan (Messaging),” ujar Philip Chua, Kepala Kebijakan Publik Instagram Asia Pasifik.

Dini Widiastuti selaku Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia juga menyambut baik kolaborasi bersama Instagram ini. Sebagai bagian dari kampanye Girls Get Equal #FreetoBeOnline, pada akhir 2020 lalu Plan International telah mengeluarkan sebuah surat terbuka untuk mengajak perusahaan-perusahaan media sosial agar mengambil langkah konkret untuk memerangi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

KBGO dapat menghancurkan kepercayaan diri anak dan kaum muda, membuat merasa tidak aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri, dan saat menyuarakan opininya. Bahkan, pada beberapa kasus terberat, pengalaman tersebut juga bisa berujung pada gangguan kesehatan mental.

“Melalui kolaborasi bersama Instagram, kami berharap inisiatif ini bisa menginspirasi para anak remaja dan kaum muda perempuan untuk melindungi pengalaman online mereka, menentukan konten dan komentar apa yang ingin mereka lihat, sehingga membuat mereka lebih nyaman dalam bersuara dan berbagi di Instagram,” ujar Dini.

Sejak diluncurkan pada tahun 2019, fitur Batasi telah digunakan oleh lebih dari 35 juta akun Instagram secara global. Selain itu, pembaruan Instagram yang memungkinkan pengguna untuk menghapus komentar, memblokir maupun membatasi beberapa akun sekaligus tahun lalu telah digunakan oleh lebih dari 3,5 juta akun guna mengurangi interaksi negatif di Instagram.

Diharapkan anak remaja dan kaum muda perempuan agar memiliki pemahaman yang lebih baik tentang fitur keamanan tersebut dan memiliki pengalaman online di Instagram untuk menyuarakan aspirasi, mengekspresikan diri, menyebarkan lebih banyak konten positif, bahkan mendukung isu-isu yang penting.

5. Cara mengaktifkan fitur-fitur yang mendukung keamanan anak saat menggunakan Instagram

5. Cara mengaktifkan fitur-fitur mendukung keamanan anak saat menggunakan Instagram
Freepik/Peoplecreations

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Mama lakukan sekarang untuk menjaga anak lebih aman saat menggunakan Instagram:

Cara menyetel akun anak ke akun pribadi (private)

Akun pribadi memungkinkan anak memilih siapa yang dapat mengakses dan mengikuti apa yang ia posting. Akun publik dapat dilihat dan diikuti oleh siapa saja, disetujui atau tidak.

  1. Buka Instagram.
  2. Tap foto profil anak di pojok kanan bawah.
  3. Di kanan atas layar, ketuk “…”.
  4. Layar akan terbuka ke kiri. Di bagian bawah, klik Pengaturan.
  5. Gulir ke bawah dan ketuk Privasi Akun.
  6. Ketuk untuk beralih dan mengaktifkan Akun Pribadi.

Cara membatasi akun (restrict)

Batasi adalah cara baru untuk melindungi akun anak dari interaksi yang tidak diinginkan. Jika pengguna lain bersikap agresif atau negatif di bagian komentar anak, maka Mama dapat memasukkannya ke dalam daftar "Dibatasi/Restrict".

  1. Batasi Akses dengan menggeser ke kiri ke komentar. Melalui tab Privasi di Pengaturan, atau langsung di profil akun yang ingin dibatasi.
  2. Ketuk "Batasi" untuk menambahkan akun ke daftar terbatas anak.

Cara memblokir akun (block)

Memblokir akun memastikan akun yang diblokir tidak dapat mencari akun anak.

  1. Tap nama pengguna atau foto profil pengguna yang melanggar. Ini akan membawa Mama ke profil mereka.
  2. Tap "..." di pojok kanan atas.
  3. Tap Blokir.

Cara melaporkan konten yang menghina atau tidak pantas (report)

Report berguna ketika anak melihat konten yang menghina atau tidak pantas di timeline-nya

  1. Ketuk "..." di pojok kanan atas profil pengguna yang menyinggung atau postingan tertentu. Atau, jika itu adalah komentar, geser ke kiri pada komentar itu sendiri dan tap tanda seru.
  2. Jika itu adalah pesan, ketuk dan tahan pesan tersebut lalu ketuk Laporkan.

Cara menonaktifkan atau mengaktifkan komentar untuk sebuah kiriman

Menonaktifkan komentar berguna untuk menghindari anak mendapatkan komentar negatif atau mengurangi risiko cyberbullying

  1. Tap "..." di atas postingan anak.
  2. Pilih Turn Off Commenting atau Turn On Commenting. Anak juga dapat menonaktifkan mengomentari kiriman sebelum ia membagikannya. Sebelum menambahkan keterangan atau lokasi ke postingan, ketuk Pengaturan Lanjutan, lalu pilih Matikan Komentar.

Cara melakukan filter komentar

Namun jika anak tetap ingin berinteraksi di kolom komentar, Mama dapat mengaktifkan kolom komentarnya dan menggunakan fitur filter komentar untuk menghindari komentar yang mengandung kata negatif.

  1. Buka profil anak dan ketuk "Pengaturan"
  2. Ketuk "Privasi"dan pilih "Komentar".
  3. Di samping Blokir Komentar dari, pilih "Orang". Di samping Sembunyikan komentar yang menyinggung, geser untuk mengaktifkan fitur.

Mama juga dapat secara manual memfilter kata atau frasa tertentu dari postingan atau cerita anak, yaitu dengan di samping Filter manual, geser untuk mengaktifkan fitur. Lalu masukkan kata-kata yang ingin Mama filter.

6. Penggunaan media sosial harus digunakan secara seimbang dengan aktivitas lain

6. Penggunaan media sosial harus digunakan secara seimbang aktivitas lain
Freepik

Remaja yang menggunakan Instagram sebagai cara untuk mengekspresikan diri, misalnya dengan memposting karya seni, puisi, dan video yang menunjukkan bakatnya cenderung memiliki pengalaman positif dengan aplikasi tersebut.

Saat digunakan secara seimbang dengan aktivitas lain di luar media sosialnya, seperti berolahraga, melukis, membaca buku, memasak, dan lain-lain. Anak dapat keluar dari aplikasi dengan perasaan terhubung dan didukung.

Jika Mama memutuskan untuk membiarkan anak remaja menggunakan Instagram, terapkan beberapa fitur keamanan di atas untuk memastikan anak tetap aman dalam kehidupan media sosialnya.

Baca juga:

The Latest