"Kami sudah berusaha sejak semester satu hingga lima untuk bisa lolos SNBP. Tapi, semua sia-sia karena kelalaian oknum guru," ucap Muhammad Hafiz dilansir dari berbagai sumber.
Kronologi 115 Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal Ikut SNBP 2025

Ratusan siswa SMAN 1 Mempawah, Kalimantan Barat, belum lama ini melakukan aksi demonstrasi di lingkungan sekolah. Hal itu dilakukan lantaran mereka terancam tidak dapat mengikuti tes Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Para siswa menggelar aksi demo sebagai bentuk tuntutan kepada pihak sekolah agar bertanggung jawab atas dugaan kelalaian dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap membahas informasi seputar kronologi 115 siswa SMAN 1 Mempawah gagal ikut SNBP 2025.
1. Siswa ungkap kekecewaannya lantaran kesempatan masuk PTN seketika sirna

Aksi demo tidak hanya dilakukan oleh para siswa, tetapi juga didukung oleh para orang tua. Salah satu siswa, Muhammad Hafiz, mengungkapkan kekecewaannya lantaran kesempatan untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa biaya melalui jalur prestasi kini hilang.
Hafiz juga menjelaskan bahwa jalur prestasi merupakan harapannya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini karena dirinya berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah dan telah kehilangan kedua orang tuanya.
"Orangtua saya sudah meninggal dunia, hanya dengan cara inilah saya bisa kuliah," lanjutnya.
2. Oknum guru diduga lalai melakukan pengisian data para siswa untuk SNBP 2025

Salah satu wali murid mengungkapkan bahwa sekitar 115 siswa SMAN 1 Mempawah berisiko gagal mengikuti SNBP 2025 akibat kelalaian oknum guru dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
"Tentu saja kami seluruh orangtua siswa merasa sedih, kecewa dan merasa dirugikan, pelajar yang berprestasi harus kehilangan masa depan, hanya karena oknum guru yang tak bertanggung jawab," lanjutnya.
3. Kepala sekolah SMAN 1 Mempawah angkat bicara

Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi, menyatakan bahwa ratusan siswanya terancam tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 akibat keterlambatan dalam pengisian data PDSS.
Ia menjelaskan bahwa keterlambatan tersebut disebabkan oleh kendala teknis dan terbatasnya waktu, yang mana menghambat proses finalisasi data siswa. Akibatnya, proses input data tidak dapat diselesaikan karena batas waktu yang telah berakhir.
"Kronologis pertamanya pada waktu penginputan finalisasi ada keterlambatan untuk beberapa siswa. Jadi ketika difinalisasi, karena waktu sudah habis, sehingga tidak bisa," ucapnya dalam audiensi orangtua siswa, Senin (3/2/2025).
4. Pihak sekolah berusaha bertanggung jawab, namun berujung tidak membuahkan hasil

Lebih lanjut, Endang juga mengungkapkan kini pihak sekolah telah berupaya mencari solusi agar siswa tetap bisa mengikuti SNBP 2025. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan menghubungi panitia pusat.
"Pada waktu itu kita menghubungi dari pihak panitia pusat itu ada perubahan tunggu dua hari. Jadi pada waktu itu memang dipenuhi dia hari tetapi bukan dibuka atau diperpanjang, akan tetapi pusat hanya membantu memfinalisasi bagi yang sudah lengkap mengisi," lanjutnya.
Sayangnya, upaya tersebut tidak membuahkan hasil maksimal karena data siswa yang diajukan tetap tidak bisa difinalisasi. Pihak sekolah juga telah mencoba meminta bantuan dari beberapa relasi, tetapi hasilnya tetap nihil.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa, orang tua, dan wali murid atas kelalaian yang telah dilakukan pihak sekolah.
"Kami akui ini merupakan human error ataupun kelalaian dari kami," katanya.
Beberapa siswa menyampaikan kekecewaan mereka akibat kelalaian pihak sekolah. Pihak sekolah dianggap telah menggagalkan perjuangan mereka untuk bisa masuk dalam daftar siswa eligible dan melanjutkan kuliah di PTN melalui jalur prestasi.
Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh para orangtua dan wali murid yang hadir. Mereka kecewa dengan keteledoran sekolah yang menghancurkan harapan ratusan siswa.
5. Pihak sekolah telah diberikan teguran oleh Dinas Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, menyatakan bahwa pihaknya telah memanggil serta memberikan teguran tertulis kepada Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, dan Tim PDSS SMAN 1 Mempawah terkait permasalahan ini.
Sebelum kejadian tersebut, Dinas Pendidikan telah berulang kali mengingatkan sekolah mengenai pengisian data siswa, termasuk melalui grup sekolah.
Rita juga menyoroti banyak sekolah lain telah menyelesaikan proses tersebut, sementara SMAN 1 Mempawah menjadi satu-satunya yang belum menyelesaikannya.
"Dinas sudah selalu mengingatkan untuk pengisian data siswa, karena sekolah lain selesai dan tuntas. Tapi SMAN 1 Mempawah ini saja yang tidak tuntas, dan sudah kita ingatkan berkali-kali, karena waktunya itu lama dari 9-31 Januari," ujarnya.
Rita menjelaskan bahwa pengisian data siswa melalui portal Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tidak terhubung ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar, melainkan langsung ke Kemendikbud RI.
6. Ada dua solusi yang ditawarkan sebagai bentuk tanggung jawab

Sebagai bentuk tanggung jawab sekolah, pihaknya akan mendampingi Kepala Sekolah dan Tim PDSS SMAN 1 Mempawah untuk berkoordinasi dengan admin pusat di Kemendikdasmen RI.
Pihak sekolah pun telah melakukan mediasi dan menawarkan dua solusi kepada siswa serta orang tua untuk mengatasi dampak kelalaian ini. Dua solusi yang diajukan antara lain melakukan koordinasi dengan admin pusat Kemendikdasmen terkait data siswa yang belum selesai diinput.
Jika opsi pertama tidak berhasil, solusi kedua yang ditawarkan adalah menghadirkan layanan bimbingan belajar guna membantu siswa dalam persiapan masuk perguruan tinggi.
Demikian kronologi 115 siswa SMAN 1 Mempawah gagal ikut SNBP 2025. Mari kita doakan yang terbaik untuk para siswa ini ya, Ma.



















