12 Obat yang Ampuh Mengatasi Muntah dan Mencret pada Anak

Muntah dan mencret adalah macam-macam gangguan pencernaan yang umum dialami oleh segala kalangan usia, baik dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kondisi yang lebih sering kita kenal dengan sebutan "Muntaber" atau gastroenteritis ini menandakan adanya infeksi bakteri, virus, dan parasit pada saluran pencernaan anak, sehingga menyebabkannya terus muntah dan mencret.
Meski terbilang cukup umum dialami oleh anak-anak, kondisi ini juga butuh pengobatan sebagai penanganan dini. Tujuannya agar mengurangi gejala hingga mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntaber.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum 12 obat yang ampuh mengatasi muntah dan mencret pada anak, mulai dari yang tradisional hingga yang bisa dibeli di apotek!
1. Air putih

Tubuh manusia membutuhkan air untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan dan minuman secara efisien. Ketika anak mengalami muntah dan mencret, cairan tubuhnya ikut terbuang.
Inilah yang bisa menyebabkan anak kekurangan cairan tubuh hingga dehidrasi. Saat anak dehidrasi, ini pencernaannya lebih sulit dan kurang efektif, yang meningkatkan kemungkinan sakit perut.
Mama mungkin sering mendengar bahwa kebutuhan air yang baik adalah sekitar 8 gelas air dalam sehari, dan ditambah dengan sekitar 20 persen kebutuhan cairan dari makanan.
Namun ketahuilah bahwa ini bisa berbeda tergantung dari usia anak. Dilansir dari Medical News Today, berikut adalah kebutuhan air sesuai usia anak:
- Anak-anak 1-3 tahun: 4 gelas air sehari.
- Anak-anak 4-8 tahun: 5 gelas air sehari.
- Anak-anak usia 8 tahun ke atas: 7-8 gelas air sehari.
Bagi anak yang memiliki masalah pencernaan, sangat penting untuk tetap terhidrasi. Muntah dan mencret dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi, sehingga anak harus tetap minum air.
2. Air dengan oralit

Salah satu cara lain mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah dan mencret adalah dengan pemberian air dengan oralit.
Meski air putih dapat meningkatkan cairan tubuh, air putih tidak mengandung mineral yang dibutuhkan untuk mengembalikan energi.
Oralit adalah larutan yang terbuat dari campuran air, gula, dan garam. Selain beli di apotek terdekat, Mama juga bisa membuat oralit sendiri di rumah.
Yaitu dengan cara menuangkan ¾ sendok teh garam meja dan 2 sendok makan gula ke 1 liter air putih, lalu aduk sampai rata, dan berikan pada anak yang mengalami muntaber.
3. Air jahe

Tak dapat dimungkiri bahwa anak-anak mudah bosan dengan air putih, dan ini bisa membuat Mama kesulitan untuk memenuhi kebutuhan cairan anak.
Jangan khawatir Ma, karena selain air putih, Mama juga bisa memberikan air jahe hangat untuk anak.
Tak hanya untuk mengatasi muntah dan mencret, air jahe juga dapat digunakan untuk mengatasi mual, muntah dan kejang perut pada anak. Hal ini karena jahe memiliki efek antidiare yang disebabkan oleh E. coli.
Jahe bekerja dengan cara menghalangi zat beracun bakteri yang menyebabkan diare, dan mencegah cairan menumpuk di dalam usus. Selain itu, minum air jahe juga dapat mencegah si Anak mengalami kekurangan cairan.
Cara membuat air juga sangat mudah, cukup ambil satu buah jahe dan rebus di air sampai mendidih. Jika sudah mendidih, diamkan beberapa saat lalu masukkan madu untuk menambah rasa manis.
4. Air beras

Tahukah Mama, bahwa air beras dapat membantu anak dalam menyembuhkan muntah akibat gastritis. Dalam membuat air besar, beras putih adalah pilihan yang lebih baik daripada beras merah.
Cara membuatnya yaitu dengan mengambil secangkir beras putih dan rebus dalam dua gelas air. Rebus hingga nasi setengah matang, lalu saring kelebihan air atau pati. Mintalah anak meminum air ini untuk menghentikan muntah.
5. Air kaldu dari sup ayam

Sup menjadi salah satu menu yang tepat diberikan untuk anak-anak yang sedang sakit.
Selain rasanya yang gurih dan menggugah selera makan, air kaldu dari sup ayam juga dapat menggantikan cairan yang hilang akibat muntah dan mencret.
Tak hanya itu saja, kaldu sup ayam juga dapat menghangatkan tubuh dan perut anak yang sakit. Hingga akhirnya bisa membuat tubuh anak lebih nyaman untuk istirahat.
6. Teh kamomil

Teh kamomil atau chamomile dikenal karena sifatnya yang menghangatkan dan menenangkan.
Dilansir dari Parenting FirstCry, teh yang satu ini juga bekerja dengan baik untuk mengatasi masalah pencernaan dan mual, serta mendorong tidur nyenyak pada anak-anak.
Masukkan satu sendok teh kamomil ke dalam air panas dan tambahkan madu ke dalamnya. Berikan teh ini kepada anak dua hingga tiga kali sehari.
7. Melakukan diet BRAT

Tak hanya soal minuman saja, penting juga bagi Mama untuk menyediakan makanan yang mengurangi kondisi muntah dan mencret. Nah, pola makan yang diperlukan untuk kondisi ini adalah diet BRAT.
BRAT adalah singkatan dari Bananas (pisang), Rice (nasi), Applesauce (selai apel), dan Toast (roti panggang).
Dilansir dari MedicineNet, makanan ini hambar dan mengikat, yang dapat membuat BAB anak menjadi kembali normal dan tidak berair. Pisang juga mengandung potasium yang dapat membantu menggantikan nutrisi yang hilang akibat muntaber.
Namun perlu diingat, hindari pemberian makanan yang berlebihan saat anak muntaber. Porsi yang berlebihan justru bisa membuat anak semakin mual dan muntah.
Sebaliknya, berikan makanan sedikit demi sedikit dengan intensitas yang lebih sering. Misalnya biasanya anak makan 3x sehari dengan porsi utuh, kini porsinya dibagi menjadi lebih sedikit dengan waktu makan 5 atau 6x sehari.
8. Minyak lavender

Minyak aromatik yang satu ini akan membuat anak merasa lebih segar.
Minyak lavender bahkan dapat membantu menyembuhkan sakit kepala yang berhubungan dengan mual dan menyebabkan tidur nyenyak pada anak-anak.
Mama bisa menuangkan beberapa tetes minyak lavender ke bantal atau saputangan anak, dan biarkan ia menghirupnya agar merasa lebih baik.
9. Paracetamol

Sakit perut parah yang bersamaan dengan muntah dan mencret, menandakan adanya infeksi pencernaan dari bakteri, virus, atau parasit.
Untuk meredakan gejala ini pada anak, Mama bisa memberikannya obat paracetamol. Selain meredakan sakit perut, obat ini juga bisa menurunkan demam.
Paracetamol umumnya aman digunakan segala usia, baik itu anak-anak hingga orang dewasa. Pastikan Mama memberikan obat muntah dan mencret ini ketika gejalanya muncul, sesuai dosis dan usia anak.
Jika gejala sudah membaik, hentikan pemberian obat.
10. Antibiotik

Seperti yang disebutkan di atas, salah satu penyebab muntah dan mencret adalah bakteri.
Bila penyebabnya memang bakteri, umumnya dokter akan meresepkan antibiotik. Obat antibiotik bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri dan membunuhnya sehingga infeksinya tidak terus menyebar.
Namun jika penyebabnya adalah virus, antibiotik tidak diperlukan.
11. Suplemen probiotik

Menurut laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases menyebutkan bahwa suplemen probiotik, termasuk dalam daftar obat untuk muntah dna mencret. Namun ini hanya bisa diberikan apabila dokter meresepkan.
Suplemen probiotik ini mengandung bakteri yang mirip dengan bakteri baik di usus. Adanya bakteri baik ini dapat meningkatkan kesehatan sistem pencernaan, sehingga membuat proses pemulihan usus anak dari infeksi menjadi jadi lebih cepat.
12. Obat antidiare

Obat terakhir untuk mengatasi gangguan pencernaan muntah dan mencret pada anak adalah obat diare.
Yup, infeksi membuat anak mencret atau diare, akan buang air besar dengan feses encer secara terus menerus. Ini tentu akan membuat anak jadi bolak-balik ke kamar mandi atau mengalami BAB di celana.
Untungnya, gejala ini bisa Mama redakan dengan obat antidiare. Cara kerja obat antidiare adalah mengurangi aliran cairan dan elektrolit ke dalam usus dengan memperlambat pergerakan usus, serta membunuh organisme yang menyebabkan diare.
Nah itulah beberapa informasi seputar 12 obat yang ampuh mengatasi muntah dan mencret pada anak. Dalam memberikan pengobatan rumahan atau obat apotek, sebaiknya tidak secara berlebihan dan tetap mengikuti anjuran dosis.
Jika pengobatan di atas tak mengurangi gejala anak atau muncul gejala lain seperti mudah lelah, muncul rasa sakit yang lebih parah, keringat dingin, kehilangan selera makan, dan sebagainya, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter ya, Ma!