Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

5 Rahasia Bikin Storytelling yang Lebih Diingat Orang

remaja gunakan handphone
Freepik

Sebagai Mama yang punya anak remaja, pasti sering lihat mereka menghabiskan waktu dengan konten di media sosial. Tapi pernah nggak sih, bertanya-tanya, kenapa ada konten yang langsung lewat, sementara ada yang bikin kita ingat sampai berhari-hari?

Kuncinya ada di storytelling atau cara bercerita, Ma. Nah, seorang content creator @masasijoe baru-baru ini berbagi ilmunya lagi kepada para pengikutnya tentang gimana caranya bikin cerita yang nempel di hati audiens.

Buat Mama atau anak remaja mama yang mau coba buat konten sendiri, berikut Popmama.com rangkumkan tips membuat storytelling yang gampang diingat orang.

1. Pastikan ada 4 bahan rahasia ini

siswi smp muratara bullying
Freepik/rawpixel.com

Menurut Masasijoe dalam unggahannya, sebuah cerita yang impactful harus dibangun di atas empat pilar utama, yaitu:

  • Emosi: Bikin yang lihat atau baca merasakan sesuatu. Sedih, senang, terharu, semua ini yang penting ada rasanya.
  • Konflik: Cerita tanpa masalah itu seperti martabak tanpa isi, kurang seru, Ma! Itulah mengapa adanya konflik bikin orang penasaran dan peduli pada jalan cerita yang dibuat.
  • Perubahan: Tunjukin gimana si tokoh utama berubah atau belajar sesuatu. Ini yang bikin cerita punya arah mau dibawa ke mana.
  • Makna: Pesan apa yang mau disampaikan? Inilah makna yang nantinya akan dibawa pulang sama yang lihat.

2. Pakai 3 Act Structure

boy watching film on laptop
Freepik.com

Agar cerita yang dibuat jadi mudah diikuti dan memiliki "rasa", salah satu tips yang nggak boleh ketinggalan adalah menggunakan rumah 3 Act Structure yang digunakan di hampir semua film besar.

Nah, 3 Act Structure ini terdiri dari:

  1. Masalah: Mulailah dengan memperkenalkan keresahan, rasa penasaran, atau pertanyaan besar. Ini adalah "pengait" yang menarik perhatian audiens.
  2. Konflik atau proses: Di bagian ini, munculkan tantangan, rintangan, dan proses yang dijalani. Ini adalah inti dari perjuangan yang membuat audiens semakin terlibat.
  3. Hasil: Akhiri dengan titik balik, solusi, atau pelajaran yang membuat audiens "ngeh". Struktur ini membuat audiens merasa, "Aku juga pernah nih mengalami hal seperti ini," sehingga menciptakan kedekatan emosional.

3. Atur ritme cerita biar nggak ngebosenin

parents with kids playing gadget together
Freepik.com

Sama kayak lagi ngobrol, cerita yang asik itu yang temponya pas. Nggak terlalu cepat, nggak terlalu lambat juga, Ma. Beberapa tips yang dibagikan @masasijoe dalam unggahannya adalah sebagai berikut:

  • Buang yang nggak perlu: Periksa kembali konten yang dibuat, lalu potong bagian yang membosankan atau nggak penting.
  • Ganti-ganti tampilan: Kalau konten yang dibuat berupa video, variasikan tampilan dengan mengganti angle atau tambahin teks biar nggak monoton.
  • Bikin penasaran terus: Masih dengan format video, coba deh untuk setiap 3-5 detik kasih sesuatu yang bikin pengen lanjut nonton.

Dengan ketiga tips dasar di atas, dijamin konten dari cerita yang ingin disampaikan jadi lebih "ngena" ke audiens.

4. Buat cerita yang relate dengan kehidupan nyata

anak lebih dulu tahu perselingkuhan orangtua
Freepik.com

Di zaman sekarang, nyatanya yang sempurna malah kurang disukai, Ma. Justru kejujuran dan sisi "manusiawi"-lah yang bikin orang meras connect dengan kehidupan nyata.

Maksudnya, orang yang melihat atau membaca konten kita itu akan terhubung bukan karena kesempurnaan yang dibangun, tapi karena mereka melihat versi diri kita yang nyata dan manusiawi.

Jadi, jangan ragu untuk menunjukkan kegagalan, kekurangan, atau momen canggung dalam perjalananmu. Sisi "real" inilah yang sering kali justru paling disukai audiens karena mereka bisa melihat cermin dari kehidupan mereka sendiri.

5. Akhiri dengan closing yang berkesan

hands touching smartphone.jpg
Freepik/jannoon028

Penutup yang kuat akan membuat audiens berhenti sebentar untuk merenungi maksud dari cerita yang sebenarnya ternyata relate dengan apa yang mereka rasakan. Hal inilah yang menandakan keberhasilan ide cerita yang kita bangun. melekat dalam ingatan.

Karena akhir cerita yang baik bisa berupa sebuah insight atau pelajaran hidup, kalimat reflektif yang menyentuh, atau pertanyaan sederhana yang memicu pemikiran.

Tujuannya sederhana, agar audiens nggak merasa hanya menghabiskan waktu untuk scroll-scroll biasa, tapi benar-benar mendapat sesuatu yang berharga untuk mereka ingat.

Dari apa yang dibagikan Masasijoe dalam membuat storytelling yang nempel diingatan orang ini, kita bisa mengajarkan anak bahwa storytelling itu bukan sekadar cara bercerita yang panjang, tapi juga soal cara menyentuh pengalaman.

Karena yang menempel di orang bukan sekedar ceritanya, tapi emosi dan maknanya. Jadi, fokuslah untuk menyentuh hati, bukan sekadar bercerita.

Share
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Fakta Pertunjukan Balet Cinderella oleh Étoile Dance Center x Ballet Manila

16 Nov 2025, 17:37 WIBBig Kid