Gaya Tajir Melintir Cucu Konglomerat yang Bisa Dicontoh Keluarga Mama

Benarkah meski kaya raya, mereka sopan dan tidak sombong?

6 Juni 2018

Gaya Tajir Melintir Cucu Konglomerat Bisa Dicontoh Keluarga Mama
Twitter.com/Hujandisenja

Akun Twitter @Hujandisenja menjadi trending beberapa hari belakangan ini. Akun milik perempuan yang menyebut dirinya Naj ini mengungkapkan gaya hidup keluarga konglomerat Indonesia yang di luar ekspektasi.

Sekitar tahun 2011, Naj menjadi asisten pribadi seorang perempuan konglomerat. Perempuan ini memiliki dua orang anak. Anak pertama perempuan, dipanggil Cece dan berusia SD. Anak kedua, laki-laki, masih berusia TK. Yang menarik dari cerita Naj adalah kehidupan keluarga konglomerat itu.

Inilah yang diceritakan Naj.  

1. Sopan dan tidak sombong

1. Sopan tidak sombong
Twitter.com/Hujandisenja

Kedua bocah, Cece dan adiknya, diceritakan bersikap sangat santun dan tidak sombong. Mereka bisa memiliki apa saja dengan harta yang dipunya tetapi mereka tidak semena-mena. Si Cece, digambarkan Naj sangat lembut tutur kata dan perbuatannya. “Sudah sejak kecil diajarkan tata karma. Kalau duduk pun anggun banget,” cerita Naj.

Sikap tidak sombong anak-anak ini juga menarik perhatian Naj. Menurutnya, majikannya juga bersikap sangat baik dan tidak sombong.

Naj menilai sikap ini muncul karena mereka sudah terbiasa hidup menjadi orang kaya. “Mereka malah malas dianggap kaya. Nyonya penampilannya juga tidak berlebihan. Anak-anaknya pun demikian,” kata Naj yang menyebut keluarga konglomerat ini Old Money, mengingat kekayaan milik mereka sudah bertahan beberapa generasi.

2. Sayang keluarga

2. Sayang keluarga
Twitter.com/Hujandisenja

Ada satu kejadian yang memberikan kesan mendalam pada diri Naj. Ceritanya, di sekolah, Si Adik kesal dan mengamuk. Ia menangis dan marah. Lalu, Si Cece dengan bijaksana menghampiri adiknya dan bilang, “Hei kamu enggak boleh nangis kayak gitu. Malu dilihatin teman-teman. Sini sama Cece dulu. Jangan nangis lagi.”

Si Adik, kata Naj menurut sama kakaknya. Ia berhenti menangis dan menunjukkan rasa hormatnya kepada Sang Kakak. Cece pun terlihat sangat mencintai adiknya. Saat menghampiri Si Adik, Cece juga bicara dengan nada tenang dan lembut. Terharu, deh!

3. Selalu tepat waktu

3. Selalu tepat waktu
Twitter.com/Hujandisenja

Untuk urusan disiplin waktu, mereka juga diajarkan sejak kecil. Demi tidak terlambat tiba di sekolah, cucu-cucu konglomerat ini diantarkan menumpang helikopter. Sekolah mereka memang menyediakan helipad!

Soal menghargai waktu juga membuat anak-anak ini punya banyak kegiatan bermanfaat. Jadwal mereka sangat padat dan disiplin. Masing-masing anak punya 2 personal asisten yang membantu mereka menghadapi jadwal yang padat.

4. Urusan makan dan kesehatan yang utama

4. Urusan makan kesehatan utama
Twitter.com/Hujandisenja

Anak-anak ini selalu membawa bekal dari rumah. Keluarga konglomerat ini memiliki koki dan ahli gizi khusus yang menyiapkan makanan untuk mereka. Setiap makanan punya nilai gizi tertentu. Anak-anak tidak boleh makan sembarangan. Mereka harus banyak makan sayur dan minum air putih.

“Tapi Si Adik rada nakal. Ia hanya mau makan kalau makan di mal. Akhirnya, setiap mau makan, pergi deh ke Grand Indonesia atau Plaza Indonesia,” kata Naj.

Soal kesehatan juga menjadi yang utama. Sakit sedikit, anak-anak ini langsung dibawa ke Singapura. Kata Naj, pernah suatu kali Si Adik askit perut. Dalam hitungan jam, ia tiba di rumah sakit Singapura untuk mendapat perawatan.

Editors' Pick

5. Hemat dan cermat pemakaian uang

5. Hemat cermat pemakaian uang
Twitter.com/Hujandisenja

Ini bagian cerita Naj yang mendapat banyak komentar dari netizen. Naj bercerita tentang uang jajan cucu-cucu konglomerat ini. Setiap hari, anak-anak ini mendapat uang saku sebesar Rp 5.000.000 per orang. Uang tersebut ada di 5 kartu tabungan. 3 kartu dipegang para asisten dan 2 kartu dimiliki Si Anak.

Anak-anak ini boleh memakai uang jajan untuk belanja mainan atau apa saja yang mereka butuhkan. Sang Mama sangat cermat mengamati pemanfaatan uang anak-anaknya ini. Setiap hari, para asisten harus memberikan laporan penggunaan uang.

“Pernah suatu kali nyonya kesal karena anaknya memakai uang Rp 70.000 untuk membeli minuman. Nyonya bilang, ‘kopi apaan ini mahal banget!’. Tetapi Nyonya enggak pernah marah kalau anaknya pakai uang untuk membeli mainan atau barang,” ungkap Naj.

6. Pergaulan lewat pesta ulang tahun dan playdate

6. Pergaulan lewat pesta ulang tahun playdate
Twitter.com/Hujandisenja

Anak-anak ini bergaul juga dengan teman sebaya yang berasal dari kalangan keluarga kaya lainnya. Mereka, punya jadwal untuk melakukan playdate, bermain sambil makan-makan. Biasanya mereka akan menyewa suatu tempat dan membuat area bermain khusus. Jarang sekali orangtua mengantar anaknya pergi bermain. Mereka biasanya diantar oleh asisten pribadi dan supir saja.

Jangan ditanya bagaimana pesta ulang tahun yang mereka adakan. Menurut Naj, di tahun 2011, kala goody bag pesta ulang tahun masih belum tren, anak-anak ini sudah memberikan kenang-kenangan untuk para tamunya. “Semua tamu dapat I-Pod waktu itu,” kata Naj.

7. Pilih jodoh sejak kecil

7. Pilih jodoh sejak kecil
Twitter.com/Hujandisenja

Lingkungan pergaulan mereka membuat keluarga konglomerat ini saling akrab. Mereka bukan hanya menjalin bisnis tetapi juga mempererat hubungan kekeluarga melalui perjodohan.

Anak-anak kecil ini, menurut Naj sudah saling dijodohkan. “Mungkin biar harta mereka tidak lari kemana-mana,” komentar Naj.

8. Menikmati kegiatan yang beragam

8. Menikmati kegiatan beragam
Twitter.com/Hujandisenja

Para cucu konglomerat bukan hanya sibuk playdate, pesta, dan sekolah. Mereka juga memiliki kegiatan beragam mulai dari kursus Kumon sampai olahraga. Mereka juga seringkali berlibur. Tujuan berlibur paling murah, menurut Naj adalah ke Singapura. Mereka juga seringkali berlibur ke Eropa, Amerika, atau India.

Di Singapura, mereka punya rumah sendiri sehingga pergi ke kota itu ibarat mudik saja.

Naj bilang, bagian paling menyenangkan dari pekerjaannya sebagai personal assistant adalah ia harus ikut kemana pun keluarga ini pergi. “Jadi, kalau Nyonya liburan, ya saya juga liburan gratis,” katanya.

9. Selalu memilih barang berkualitas tinggi

9. Selalu memilih barang berkualitas tinggi
Twitter.com/Hujandisenja

Namanya juga mampu membeli barang berkualitas. Para cucu ini juga memiliki barang-barang bermerk yang luar biasa. Barang paling murah yang mereka beli adalah produk fashion Zara. Untuk tas, anak-anak ini memakai Prada atau Furla. Mereka punya I-Phone 4 bahkan waktu telepon genggam itu masih sangat mahal. Kemana-mana mereka berkendara Alphard, selain memakai helikopternya.

Mainan yang mereka miliki pun harganya jutaan Rupiah. Wajar sih, kalau mereka memilih kualitas daripada harga

10. Menghargai dan menghormati asisten, supir, dan pengasuh

10. Menghargai menghormati asisten, supir, pengasuh
Twitter.com/Hujandisenja

“Anak-anak itu diajarkan untuk selalu sopan sama asisten, supir, dan nanny-nya. Tidak boleh membentak dan kalau bicara pun tidak boleh kasar,” kata Naj.

Ini adalah bagian pengalaman kerja yang menurut Naj paling berkesan. Naj memang menceritakan pengalaman itu sebagai tanda ia menghormati mantan majikannya. Menurutnya, orang kaya tidaklah semua sombong dan tidak menghargai orang lain. Justru orang yang bisa melatih anak-anak mereka menjadi anak yang sopan dan menghargai orang lain lah yang kaya sebenar-benarnya.

Mama setuju, dong?

The Latest