Doa Agama Buddha untuk Keselamatan, Bisa Dilafalkan Setiap Saat

Sutra atau paritta ini bisa Mama bacakan bersama anak sebagai bentuk perlindungan untuk keselamatan

28 November 2022

Doa Agama Buddha Keselamatan, Bisa Dilafalkan Setiap Saat
Unsplash/Marcos Paulo Prado

Ketika seseorang sedang mengalami masa-masa sulit, entah itu terkena musibah, sakit, dan lain sebagainya, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memohon keselamatan.

Berdoa menjadi kegiatan yang dapat memperkuat keimanan serta memupuk karma baik. Maka dari itu, membaca doa penting untuk dilakukan setiap saat.

Dalam agama Buddha, terdapat banyak doa dalam bentuk sutra atau paritta yang bisa dipanjatkan untuk keselamatan sebagai bentuk perlindungan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Untuk itu, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa doa agama Buddha untuk keselamatan yang ditulis dalam Bahasa Pali beserta artinya.

1. Jinapanjara Gatha (Gatha Istana Buddha)

Jinapanjara Gatha atau Jinapanjara Paritta merupakan salah satu doa agama Buddha yang bisa dibacakan untuk keselamatan sekaligus perlindungan dari mara bahaya. Secara umum, paritta ini berisi tentang penghormatan kepada Para Buddha beserta siswa-Nya.

Paritta ini juga disebut sebagai “Gatha Istana Buddha”, karena setiap syair di dalamnya disebutkan bahwa tubuh seseorang yang melafalkan doa ini akan dikelilingi oleh berkat, sifat mulia, dan keunggulan dari Para Buddha serta para siswa-Nya.

Jinapanjara Gatha dapat Mama lafalkan bersama anak kapan saja dan di mana saja. Berikut adalah isi syairnya dalam Bahasa Pali beserta artinya:

Jayasanagata Buddha

Jetava Maram savahanam

Catu-saccasabham rasam

Ye pivimsu narasabha

   

Tanhamkaradayo Buddha

Attha-visati nayaka

Sabbe patitthita mayham

Matthake te munissara

   

Sise patitthito mayham

Buddho dhammo davilocane

Sangho patitthito mayham

Ure sabba-gunakaro

   

Hadaye me Anuruddho

Sariputto ca dakkhine

Kondanno pitthi-bhagasamim

Moggallano ca vamake

   

Dakkhine savane mayham

Asum Ananda-Rahulo

Kassapo ca Mahanamo

Ubhasum vama-sotake

   

Kesante pithi-bhagasamim

Suriyo va pabhamkaro

Nisinno siri-sampanno

Sobhito muni-pungavo

    

Kumara-kassapo thero

Mahesi citta-vadako

So mayham vadane niccam

Patitthasi gunakaro

   

Punno Angulimalo ca

Upali Nanda-Sivali

Thera panca ime jata

Nalate tilaka mama

   

Sesasiti mahathera - Vijita jina-savaka

Etesiti mahathera - Jitavanto jinorasa

Jalanta sila-tejena - Angamangesu santhita

   

Ratanam purato asi

Dakkhine Metta-suttakam

Dhajaggam pacchato asi

Vame Angulimalakam

   

Khandha-Mora-parittanca

Atanatiya-suttakam

Akase chadanam asi

Sesa pakara-santhita

   

Jinananavala-samyutta - Satta-pakara-lamkata

Vata-pitt’adi-sanjata - Bahirajjhatt’upaddava

Asesa vinayam yantu - Ananta-jina-tejasa

   

Vasato me sakiccena - Sada Sambuddha-panjare

Jina-panjara-majjhamhi - Viharantam mahitale

Sada palentu mam sabbe - Te maha-purisasabha

   

Iccevamanto sugutto surakkho - Jinanubhavena jitupaddavo

Dhammanubhavena jitarisangho - Sanghanubhavena jitantarayo

Saddhammanubhava-palito - Carami jina-panjare’ti

Artinya:

Para Pahlawan telah menduduki Tahta Kemenangan

setelah mengalahkan semua kejahatan Mara Pengoda

berkat Empat Kesunyataan Mulia

yang telah ditembus oleh Para Pemimpin tersebut

   

Sang Tanhankara Buddha

beserta keduapuluhdelapan Buddha lainnya

Semoga mereka bersemayam di atas kepalaku

   

Semoga Buddha bersemayam di kepalaku,

Dhamma di kedua mataku,

dan Sangha tempat berbuat semua jasa kebajikan

bersemayam di bahuku

   

Semoga Anuruddha bersemayam di hatiku,

Sariputta di sisi kananku,

Kondanna di sebelah belakangku,

dan Moggallana di sisi kiriku

   

Di telinga kananku,

beradalah Ananda dan Rahula

Kassapa dan Mahanama,

Beradalah di telinga kiriku

   

Di belakang dari ujung-ujung rambutku

bersinarlah cemerlang laksana Sang Surya,

disanalah bertahta dengan Agung-Nya Sobhita,

Buddha yang memancarkan sinar yang Maha Sempurna

   

Sang Kumara Kassapa yang terpujikan,

Pengkhotbah yang Maha Pandai,

Ladang dari segala Kebajikan,

senantiasa berdiam di mulutku

   

Punna, Angulimala,

Upali, Nanda dan Sivali

Kelima Thera Mulia ini

Bersemayam di dahiku bagaikan Tilaka

   

Delapan puluh Mahathera lainnya,

Siswa-siswa dari Sang Pemenang

Bercahaya dalam Kemenangan akan Kebajikan

bersemayamlah di bagian-bagian lain dari tubuhku

   

Ratana Sutta berada di hadapanku,

Di sebelah kananku adalah Metta Sutta,

Dhajagga Sutta berada di belakangku,

dan di sebelah kiriku ada Angulimala Sutta

   

Perlindungan dari Khanda dan Mora Paritta,

serta Atanatiya Sutta

bagaikan atap-atap langit,

dan sutta-sutta lainnya bagaikan dinding pelindung di sekitarku

   

Dengan Kekuatan Kebaikan Mereka yang tak terbatas,

dengan aku yang berada di tengah Istana Buddha dalam dunia ini,

semoga semua halangan dari dalam dan luarku hilang tanpa terkecuali

   

Melindungiku sedemikian rupa dalam setiap kesempatan,

mengatasi semua kesukaran dengan kekuatan Sang Pemenang,

semoga semua Manusia Besar tersebut selalu melindungiku

   

Semoga dengan Karunia Buddha, Dhamma dan Sangha,

aku dapat mengalahkan pasukan musuh dari nafsu-nafsu indriya

dan hidup terjaga oleh Dhamma yang Sempurna.

2. Pattumodana Paritta (Doa Keselamatan)

2. Pattumodana Paritta (Doa Keselamatan)
Pexels/Just Life

Pattumodana Paritta, atau yang dikenal juga dengan sebutan “Pattanumodana”, “Patti Anumodana”, atau “Doa Keselamatan” merupakan salah satu paritta yang juga sering dibacakan oleh umat agama Buddha dalam memohon perlindungan untuk keselamatan.

Dalam versi Srilanka, paritta ini termasuk dalam Jinapanjara Gatha, tepatnya pada bagian akhir. Pattumodana Paritta dapat dibacakan bersamaan dengan Jinapanjara Gatha, tetapi juga bisa dilafalkan sendiri secara terpisah.

Berikut adalah isi dari Pattumodana Paritta dan artinya:

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Buddhanubhava pavarena payatu nasam

   

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Dhammanubhava pavarena payatu nasam

   

Sabbavamanggala mupaddava dunnimitam

Sabbitiroga gahadosa masesa ninda

Sabbantaraya bhaya dussipinam akantam

Sanghanubhava pavarena payatu nasam

Artinya:

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Sang Buddha

   

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Dhamma

   

Segala kemalangan, karma-karma buruk dan tanda-tanda jelek

Berbagai penyakit, pengaruh-pengaruh jahat, kesalahan-kesalahan dan ancaman-ancaman bahaya

Ketakutan, kecemasan dan mimpi-mimpi buruk yang tak diinginkan

Semoga semuanya lenyap, berkat pancaran kekuatan suci Sangha

3. Ratana Sutta (Sutra Permata)

Ratana Sutta merupakan sutra yang terdiri dari 17 ayat, yang berisi tentang pujian terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh Tiga Permata (ratana), yaitu Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Pada masa kehidupan Sang Buddha, Ratana Sutta pertama kali dibabarkan di kota Vesali, yang mana saat itu terjadi wabah kelaparan yang mengakibatkan banyak orang tewas. Sutra ini dibacakan sebagai tanda perlindungan bagi penduduk di kota Vesali.

Melihat dari latar belakang tersebut, Ratana Sutta dapat dijadikan sebagai doa bagi umat agama Buddha untuk memohon keselamatan dan perlindungan kepada Tiga Permata. Berikut ini isi dari Ratana Sutta beserta artinya:

Yānīdha bhūtāni samāgatāni,

Bhummāni vā yāni va antalikkhe.

Sabbe va bhūtā sumanā bhavantu,

Atho pi sakkacca suṇantu bhāsitam.

   

Tasmā hi bhūtā nisāmetha sabbe,

Mettam karotha mānusiyā pajāya.

Divā ca ratto ca haranti ye balim

Tasmā hi ne rakkhatha appamattā.

   

Yam kiñci vittam idhā vā huram vā,

Saggesu vā yam ratanam paṇītam;

Na no samam atthi Tathāgatena,

Idam pi Buddhe ratanam paṇītam;

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Khayam virāgam amatam paṇītam,

Yad-ajjhagā Sakya-munī samāhito;

Na tena dhammena samatthi kiñci,

Idam pi Dhamme ratanam paṇītam;

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Yam Buddha-seṭṭho parivaṇṇayī sucim,

Samādhim-ānantarikañ-ñām-āhu;

Samādhinā tena samo na vijjati,

Idam pi Dhamme ratanam paṇītam;

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Ye puggalā aṭṭha satam pasaṭṭhā,

Cattāri etāni yugāni honti;

Te dakkhiṇeyyā Sugatassa sāvaka,

Etesu dinnāni mahapphalāni;

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Ye suppayuttā manasā daḷhena,

Nikkāmino Gotama-sāsanamhi;

Te patti-pattā amatam vigayha,

Laddhā mudhā nibbutim bhuñjamānā;

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Yathinda-khīlo paṭhavim sito siyā,

Catubbhi vātebhi asampakampiyo.

Tathūpamam sappurisam vadāmi,

Yo ariya-saccāni avecca passati.

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Ye ariya-saccāni vibhāvayanti,

Gambhīra-paññena sudesitāni.

Kiñ-cāpi te honti bhusappamattā,

Na te bhavam aṭṭhamam-ādiyanti.

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Sahā vassa dassana-sampadāya,

Tayassu dhammā jahitā bhavanti.

Sakkāya-diṭṭhi vicikicchitañ-ca,

Sīlabbatam vā pi yad-atthi kiñci.

Catūhapāyehi ca vippamutto,

Cha cābhiṭhānāni abhabbo kātum.

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Kiñ-cāpi so kammam karoti pāpakam,

Kāyena vācā uda cetasā vā.

Abhabbo so tassa paṭicchadāya,

Abhabbatā diṭṭha-padassa vuttā.

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Vanappagumbe yathā phussi-tagge,

Gimhāna-māse paṭhamasmim gimhe.

Tathūpamam Dhamma-varam adesayi,

Nibbāna-gāmim paramam hitāya.

Idam pi Buddhe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Varo varañ-ñū vara-do varāharo,

Anuttaro Dhamma-varam adesayi.

Idam pi Buddhe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Khīṇam purāṇam navam natthi sambhavam,

Viratta-cittāyatike bhavasmim;

Te khīṇa-bījā aviruḷhi-chandā,

Nibbanti dhīrā yathāyam padīpo;

Idam pi Sanghe ratanam paṇītam,

Etena saccena suvatthi hotu.

   

Yānīdha bhūtāni samāgatāni,

Bhummāni vā yāni va antalikkhe.

Tathāgatam deva-manussa-pūjitam,

Buddham namassāma suvatthi hotu.

   

Yānīdha bhūtāni samāgatāni,

Bhummāni vā yāni va antalikkhe.

Tathāgatam deva-manussa-pūjitam,

Dhammam namassāma suvatthi hotu.

   

Yānīdha bhūtāni samāgatāni,

Bhummāni vā yāni va antalikkhe.

Tathāgatam deva-manussa-pūjitam,

Sangham namassāma suvatthi hotu.

Artinya:

Makhluk apa pun yang berkumpul di sini

Baik di dunia maupun di angkasa

Semoga semuanya bersukacita

Kini, dengarkanlah ajaran dengan hormat!

   

Duhai para makhluk, perhatikanlah!

Perlakukanlah semua manusia dengan cinta kasih

Lindungilah mereka tanpa lengah,

sebagaimana mereka menghanturkan sesajian siang dan malam

   

Harta apa pun yang ada di alam ini atau di alam lain,

atau mustika gemilang apa pun yang ada di alam surga

Mustika itu tiada yang setara dengan Sang Tathagata

Inilah mustika gemilang pada Sang Buddha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Sang Sakyamuni berhati teguh telah mencapai musnahnya kilesa,

habisnya nafsu, nan abadi dan gemilang

Tiada suatu apa pun setara dengan Dhamma

Inilah mustika gemilang pada Dhamma

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Sang Buddha nan luhur memuji Samadhi,

yang murni yang disebut Samadhi pemberi hasil langsung

Tiada satu pun yang setara dengan Samadhi itu

Inilah mustika gemilang pada Dhamma

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Delapan Makhluk Suci yang dipuji oleh para bijaksanawan

Terdiri dari empat pasang Makhluk Suci

Adalah siswa-siswa Sugata, yang patut menerima persembahan

Dana yang dihanturkan kepada mereka memberi pahala besar

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Mereka telah berdaya upaya baik dalam ajaran Sang Gotama,

berhati teguh, terbebas dari nafsu-nafsu

Mereka telah mencapai yang patut dicapai, menembus Amerta

Mencapai dan menikmati padamnya kilesa tiada sisa

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Bagaikan sebuah pilar pintu kota yang tertanam kuat di bumi

Tak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru

Demikianlah seseorang yang telah melihat Empat Kebenaran Mulia,

Tathagata menyebutnya ‘sappurisa’, tak goyah oleh lokadhamma

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Mereka yang telah menembus Empat Kebenaran Mulia,

yang telah dibabarkan jelas oleh Yang Maha Bijaksana

Meski masih tergoda, mereka tak akan lahir sampai kedelapan kalinya

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Dengan kesempurnaan pandangan benar,

Sotapanna telah mematahkan tiga belenggu,

yakni pandangan salah tentang diri, keraguan,

dan pandangan salah bahwa ritual dan upacara dapat membebaskan manusia

Mereka telah bebas dari empat alam menyedihkan,

dan tak mungkin melakukan enam kejahatan berat

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Perbuatan buruk apa pun yang masih bisa dilakukan,

baik melalui jasmani, ucapan, ataupun pikiran

Ia tidak akan menyembunyikan perbuatan buruk itu

Tiada perbuatan buruk yang tertutupi

bagi ia yang telah melihat Jalan Nibbana

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Bagaikan pohon nan rimbun

Di hutan yang bermekaran bunganya di awal musim panas

Demikian nan Agung telah dibabarkan,

demi pencapaian Nibbana, sebagai manfaat terluhur

Inilah mustika gemilang pada Sang Buddha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Sang Buddha nan luhur, penglihat Nibbana nan luhur,

pemberi buah nan luhur, pembimbing ke jalan nan luhur,

telah membabarkan Dhamma nan luhur tiada bandingnya

Inilah mustika gemilang pada Sang Buddha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Telah sirna perbuatannya yang lampau

Tiada pula perbuatannya yang baru

Mereka yang bijaksana bebas dari kelahiran kembali,

telah musnah benih-benih perbuatannya

Tak tumbuh lagi tunas kelahiran kembalinya,

mereka telah mencapai Nibbana bagai pelita yang pada mini

Inilah mustika gemilang pada Sangha

Dengan kebenaran ini, semoga tercapai kesejahteraan

   

Makhluk apa pun yang berkumpul di sini

Baik yang berada di dunia, ataupun di angkasa

Marilah bersama-sama menghormat Sang Buddha

Tathagata, yang dipuja para dewa dan manusia,

semoga tercapai kesejahteraan

   

Makhluk apa pun yang berkumpul di sini

Baik yang berada di dunia, ataupun di angkasa

Marilah bersama-sama menghormat Dhamma

Tathagata, yang dipuja para dewa dan manusia,

semoga tercapai kesejahteraan

   

Makhluk apa pun yang berkumpul di sini

Baik yang berada di dunia, ataupun di angkasa

Marilah bersama-sama menghormat Sangha

Tathagata, yang dipuja para dewa dan manusia,

semoga tercapai kesejahteraan

   

Itulah beberapa doa agama Buddha untuk keselamatan yang bisa Mama lafalkan bersama anak setiap saat.

Perlu diingat bahwa doa-doa ini bisa dibacakan bersama beberapa sutra atau paritta lainnya, dan juga pelafalan ketiga doa di atas harus diimbangi dengan melakukan perbuatan baik agar dapat memberikan manfaat.

Yuk, Ma, ajak anak untuk mengucapkan doa sebagai bentuk perbuatan baik!

Baca juga:

The Latest