6 Pakaian Tradisional yang Berasal dari Aceh yang Dipakai Agam Inong

Setiap jenis pakaian adat aceh memiliki filosofi tersendiri

19 Agustus 2020

6 Pakaian Tradisional Berasal dari Aceh Dipakai Agam Inong
Instagram.com/arol_pictures

Indonesia merupakan negara yang sangat luas karena terdiri dari banyak provinsi. Masing-masing daerah kaya akan ragam budayanya tersendiri. 

Salah satunya pakaian adat yang menggambarkan identitas, letak geografis, bahkan status sosial di daerah tertentu. Namun, biasanya digunakan saat upacara atau pertunjukkan adat tertentu. 

Seperti pada daerah yang berada di bagian paling barat Indonesia, yaitu Naggroe Aceh Darussalam. Pakaian adat di daerah yang dijuluki sebagai serambi Mekkah ini memiliki 6 jenis pakaian adat. 

Pakaian adat ini kemudian dipakai pada perayaan tertentu untuk memperkenalkan budaya Aceh. Termasuk pada saat pemilihan Agam dan Inong Aceh yang diadakan setiap tahun.

Agam dan Inong adalah pemilihan putra-putri daerah yang memiliki prestasi. Di Jakarta juga ada pemilihan serupa yang disebut dengan Abang None DKI Jakarta.

Jenis dan penggunaan pakaian adat Aceh berbeda antara laki-laki maupun perempuan. Secara lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan jenis pakaian tradisional dari Aceh yang dilansir dari laman IDN Times. 

1. Meukasah

1. Meukasah
Instagram.com/akbar_akentas

Pakaian adat Aceh yang biasa dipakai para laki-laki disebut sebagai Linto Baro. Pakaian ini terbagi ke dalam beberapa bagian.

Salah satunya, atasan dari pakaian Linto Baro yang disebut sebagai Meukasah. Baju yang terlihat seperti beskap ini terbuat dari kain sutra yang ditenun.

Umumnya, Meukasah berwarna hitam yang melambangkan kebesaran. Selain itu, Meukasah ditutup dengan kerah yang menyerupai kerah cheongsam. Dengan bagian kerah hingga bagian dada terdapat sulaman berwarna emas. 

2. Sileuweu

2. Sileuweu
Instagram.com/arol_pictures

Jika pada bagian atasan disebut dengan Meukasah. Bagian bawah dari Linto Baro disebut dengan Sileuweu.

Celana ini juga biasa disebut sebagai Cekak Musang. Sileuweu memiliki warna yang sama seperti Meukasah, yaitu hitam.

Dibuat menggunakan bahan katun, Sileuweu ditenun dengan melebar pada bagian bawahnya. Penggunaan Sileuweu biasanya dilengkapi dengan sarung songket berbahan sutra.

Hal ini dimaksudkan untuk menambah kewibawaan pemakainya. Kain sarung yang bernama Ija Lamgugap, Ija Krong, atau Ija Sangket tersebut diikatkan ke pinggang dengan panjang sebatas lutut atau 10 cm di atas lutut.

Editors' Pick

3. Meukeutop

3. Meukeutop
Instagram.com/jokowi

Pakaian tradisional Aceh juga dilengkapi dengan penutup kepala bernama Meukeutop. Penggunaan penutup kepala berasal dari pengaruh budaya agama Islam. 

Kopiah khas Aceh ini memiliki bentuk lonjong ke atas. Selain itu, Meukeutop juga dihiasi dengan lilitan kain sutra berbentuk bintang segi delapan berbahan sutra atau kuningan yang disebut Tengkulok.

Meukeutop terdiri dari 5 perpaduan warna yang masing-masing memiliki arti tersendiri. Warna merah dalam Meukeutop memiliki arti kepahlawanan, kuning berarti kesultanan, hijau melambangkan agama Islam, hitam sebagai lambang ketegasan, dan putih sebagai lambang kesucian.

4. Baju kurung

4. Baju kurung
Instagram.com/yuyun_makeover

Pakaian adat dari Aceh yang dikenakan oleh perempuan disebut sebagai Daro Baro. Atasan pakaian adat Daro Baro disebut dengan baju kurung. 

Baju kurung merupakan gabungan dari kebudayaan Melayu, Arab dan China. Baju ini memiliki model yang longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuh perempuan karena sangat tertutup. 

Biasanya, baju kurung dibuat berwarna lebih cerah dibandingkan pakaian Linto Baro. Beberapa warna yang umum digunakan, yaitu merah, kuning, hijau, atau ungu. Dengan kerah serta motif sulaman benang emas.

Dalam penggunan baju kurung, bagian pinggang biasanya dilengkapi dengan songket khas Aceh. Cara pemakaian songketnya, yaitu dengan dililitkan menggunakan tali yang disebut sebagai Taloe Ki Ieng Patah Sikureung.

5. Cekak musang

5. Cekak musang
Instagram.com/arol_pictures

Sama halnya dengan pakaian adat laki-laki, pakaian adat perempuan juga dilengkapi dengan bawahan. Celana pakaian adat perempuan disebut sebagai Cekak Musang.

Cekak Musang biasanya berwarna cerah dan menyesuaikan dengan baju kurung yang dikenakan. Bagian pergelangan kaki celana ini dihiasi dengan sulaman benang emas.

Seperti celana Cekak Musang pada laki-laki, penggunaan Cekak Musang bagi perempuan juga dilengkapi dengan lilitan sarung sepanjang lutut sebagai penghiasnya. 

6. Patam dhoe

6. Patam dhoe
Instagram.com/strahmatyra

Pakaian adat Aceh yang dikenakan oleh perempuan biasanya juga dilengkapi dengan penutup kepala. Dalam bahasa Aceh disebut sebagai Patam Dhoe.

Patam Dhoe memiliki bentuk seperti mahkota. Bagian tengah mahkota ini diukir membentuk motif daun sulur. Kemudian di sisi lainnya Patam Dhoe memiliki motif yang disebut Boengong Kalimah dengan dikelilingi bunga dan bulatan.

Selain Patam Dhoe, penggunaan pakaian adat Aceh perempuan juga dilengkapi dengan beragam perhiasan, seperti tusuk sanggul anting, gelang, kalung, dan lain sebagainya.

Itulah 6 jenis pakaian tradisional yang berasal dari Aceh. Semoga dapat menambah wawasan bagi si Kecil akan budaya dan keberagaman Indonesia, ya. 

Baca juga:

The Latest