Anak Mulai Pubertas Dini? Ini Tips yang Perlu Orangtua Lakukan!
-044YSfGmw8q3UqIDaz80VHcIGANohdiz.jpg)
Pubertas dini atau precocious puberty adalah kondisi di mana anak mengalami tanda-tanda pubertas lebih awal dari usia normal. Jika dulu anak perempuan baru mengalami pubertas sekitar usia 11 tahun, kini bisa terjadi di usia 8 tahun, Ma.
Begitu pula dengan anak laki-laki, yang sebelumnya mengalami pubertas di usia 12 tahun, kini bisa lebih cepat di usia 9 tahun. Perubahan ini tentunya nggak hanya memengaruhi fisik anak, tapi juga emosi dan kesehatan mentalnya.
Sebagai orangtua, bagaimana sih cara terbaik untuk mendampingi anak menghadapi pubertas dini? Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya.
1. Kenali penyebab dan dampak pubertas dini pada anak

Menurut beberapa ahli, pubertas dini pada anak bisa terjadi karena berbagai faktor, Ma, mulai dari nutrisi yang nggak seimbang, obesitas, faktor genetik, perubahan lingkungan, atau bahkan trauma.
Nah, perubahan fisik yang terjadi lebih cepat inilah yang seringkali nggak diimbangi dengan kematangan emosional anak. Akibatnya, anak pun mungkin saja bisa merasa gampang cemas, rendah diri, atau bahkan mengalami depresi.
Itulah mengapa peran kita sebagai orangtua perlu memahami bahwa pubertas dini bukan hanya tentang perubahan tubuh, tapi juga bagaimana anak memproses perubahan tersebut secara mental dan emosional.
2. Bantu anak mengelola emosinya
-EXggvxpEbMkEqKmyqjAWO4UFmufxjDJA.png)
Salah satu tanda yang sangat mudah dilihat selain perubahan bentuk tubuh adalah anak cenderung lebih moody dan mudah mengalami ledakan emosi.
Bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena hormon pubertas memengaruhi kondisi emosional mereka, sementara fungsi pengendalian diri dan emosi mereka belum sepenuhnya 'matang'.
Di sinilah peran kita sebagai orangtua bisa membantu dengan memberikan ruang aman bagi anak untuk mengekspresikan perasaannya.
Mama bisa coba ajarkan teknik mengelola emosi, seperti menarik napas dalam-dalam atau menulis jurnal, agar anak bisa lebih tenang menghadapi gejolak emosi yang muncul.
3. Komunikasi terbuka adalah kunci
-04qw91m4XajNoUeJ18KNK45nwc9KEpk5.jpg)
Salah satu langkah terpenting yang bisa dilakukan orangtua untuk menghadapi anak yang mulai pubertas dini adalah dengan membangun komunikasi terbuka.
Mama bisa coba jelaskan pada anak bahwa perubahan yang dialaminya adalah hal yang normal, meski terjadi lebih awal. Pastikan juga anak merasa aman dan nyaman untuk bertanya atau bercerita tentang apa pun yang dirasakannya.
Dengan adanya komunikasi terbuka antara anak dan orangtua, anak pun nggak akan merasa sendirian dan lebih siap menghadapi perubahan fisik maupun emosional yang terjadi, Ma.
Pubertas dini memang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi anak dan orangtua. Namun, dengan pemahaman yang baik, dukungan emosional, dan komunikasi yang terbuka, orangtua bisa membantu anak melewati fase ini dengan lebih percaya diri.
Ingat ya, Ma, Pa, peran kita sebagai orangtua sangat penting untuk memastikan anak merasa aman dan diterima selama masa pubertas. Jadi, yuk, dampingi anak dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.



















