Cara Anak Merespons Orangtua Ketika Marah sesuai dengan Kepribadiannya

Setiap Mama pasti pernah menghadapi momen ketika anak menunjukkan reaksi berbeda saat dimarahi. Ada yang langsung menangis, ada pula yang memilih diam atau bahkan membantah.
Ternyata, cara anak merespons kemarahan orangtua sangat dipengaruhi oleh kepribadian mereka. Memahami respons ini bukan hanya membantu Mama mengelola emosi anak, tapi juga membangun komunikasi yang lebih hangat dan penuh empati dalam keluarga.
Melalui artikel ini, Popmama.com mengajak Mama untuk mengenali berbagai tipe kepribadian anak dan bagaimana mereka biasanya merespons saat orangtua marah, agar Mama bisa menemukan pendekatan yang paling tepat untuk setiap karakter si kecil.
1. Anak yang mudah berkompromi

Anak yang mudah berkompromi biasanya tidak menyukai adanya konflik. Anak dengan kepribadian seperti ini memiliki kepribadian yang tenang, sabar, dan diplomatis, seperti tipe kepribadian plegmatis.
Anak dengan karakter ini cenderung menyembunyikan emosi sebenarnya, menghindari konflik, dan senang membantu orang lain sehingga mereka lebih mudah menerima situasi dan mencari solusi bersama tanpa memperbesar masalah.
Saat orangtua marah, anak dengan kepribadian ini akan langsung meminta maaf dan akan segera menyelesaikan masalahnya agar orangtua tidak marah lagi.
Cara menghadapi anak dengan tipe seperti ini Mama bisa dengan cara memberinya pengertian kenapa Mama marah saat anak melakukan kesalahan.
2. Anak yang cenderung agresif

Anak yang cenderung agresif saat menghadapi orangtua yang marah biasanya menunjukkan reaksi yang langsung dan intens, baik secara fisik maupun verbal.
Mereka mungkin memukul, menendang, memaki, atau mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan sebagai bentuk ekspresi kemarahan atau frustrasi. A
Anak dengan tipe kepribadian koleris, misalnya, cenderung energik, tegas, dan mudah tersinggung sehingga sering menunjukkan sikap agresif ketika emosi mereka memuncak.
Tipe anak dengan kepribadian cenderung agresif harus dihadapi dengan tenang, Mama tidak boleh bebricara dengan nada tinggi, tetapi harus dengan nada tegas.
3. Anak yang peka atau mudah tersentuh

Anak yang peka atau mudah tersentuh biasanya merespons kemarahan orangtua dengan perasaan yang sangat dalam dan cenderung mudah terluka secara emosional.
Mereka sering merasa sedih, takut, atau cemas ketika orangtua marah, sehingga bisa menangis, menarik diri, atau menjadi sangat diam.
Anak dengan kepribadian sensitif ini membutuhkan pendekatan yang lembut dan penuh pengertian dari orangtua agar mereka merasa aman dan didukung.
Biasanya, anak dengan kepribadian seperti ini mudah merasakan perasaan orang lain. Mereka akan merasa bertanggung jawab atas emosi orang lain.
Saat anak merasa seperti itu, Mama atau Papa dapat memberikan mereka pengertian bahwa keadaan Mama atau Papa bukan karena mereka.
4. Anak yang takut dengan ketidakpastian

Anak yang takut dengan ketidakpastian, terutama saat menghadapi kemarahan orangtua, biasanya merasa cemas dan tidak aman karena mereka kesulitan memprediksi reaksi orangtua.
Rasa takut ini kerap muncul akibat ketidakstabilan emosional orangtua, disiplin yang tidak konsisten, atau seringnya orangtua marah tanpa penjelasan yang jelas.
Anak seperti ini cenderung menarik diri, menjadi sangat patuh demi menghindari kemarahan, atau bahkan berbohong karena takut menghadapi konsekuensi.
Anak dengan tipe seperti ini akan lebih memilih diam daripada mengambil risiko yang salah. Sehingga cara menghadapi anak dengan tipe ini yaitu dengan cara memberi mereka arahan yang jelas dan sederhana.
5. Anak yang mudah merasa sendiri

Anak yang mudah merasa sendiri saat menghadapi kemarahan orangtua cenderung menarik diri dan menutup diri secara emosional.
Mereka sering merasa sedih, takut, atau tidak aman karena kemarahan orangtua membuat mereka merasa terisolasi dan kurang mendapat dukungan.
Anak seperti ini mungkin tidak langsung mengekspresikan perasaannya, melainkan memilih menyendiri sebagai cara untuk melindungi diri dari tekanan emosional.
Saat menghadapi anak dengan karakter seperti ini, Mama jangan membiarkan anak merasa sendiri. Berikan mereka waktu terlebih dahulu, kemudian saat suasana sudah mulai tenang, Mama dapat mendekati anak dan memberikan pengertian.
Memahami cara anak merespons kemarahan orangtua sesuai dengan kepribadiannya adalah langkah penting bagi Mama untuk membangun komunikasi yang efektif dan harmonis dalam keluarga.
Setiap anak unik, dengan cara berbeda dalam mengekspresikan emosi dan menghadapi situasi sulit seperti kemarahan orangtua.
Dengan mengenali karakter dan kebutuhan emosional anak, Mama dapat menyesuaikan pendekatan yang lebih empatik dan penuh pengertian, sehingga kemarahan tidak menjadi penghalang, melainkan momen untuk memperkuat ikatan dan saling memahami.