Baca artikel Popmama lainnya di IDN App
For
You

Cara Mengenalkan Atur Keuangan ke Anak, Bukan dari Nabung Dulu

uang anak.jpg
Freepik/asier_relampagoestudio
Intinya sih...
  • Mengenalkan konsep uang lewat aktivitas belanja
  • Mengajarkan batas uang dan membangunkan konsep menabung secara alami
  • Mengatur emosi anak saat tantrum sebagai pelajaran finansial awal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengajarkan anak tentang uang sering kali langsung dikaitkan dengan kebiasaan menabung.

Padahal, konsep mengatur uang justru bisa dikenalkan dengan cara yang lebih dekat dengan keseharian anak, yakni melalui aktivitas belanja. 

Pendekatan ini dinilai lebih mudah dipahami anak, terutama ketika mereka sudah mulai mengenal angka.

Financial Planner Annisa Stevani membagikan tips mengenalkan manajemen keuangan pada anak tanpa tekanan, namun tetap sarat makna. 

Bukan sekadar soal uang, metode ini juga membantu anak belajar mengambil keputusan, menahan diri, dan mengelola emosi sejak dini. 

Berikut Popmama.com siap membahas cara mengenalkan mengatur uang ke anak melansir dari kanal YouTube Nikita Willy Official. 

1. Mengenalkan konsep uang lewat aktivitas belanja

Nikita Willy 1.jpg
YouTube.com/Nikita Willy Official

Alih-alih langsung mengajarkan menabung, orangtua justru bisa mengajak anak berbelanja agar mereka mengenal nilai uang secara nyata. 

Dengan melihat langsung label harga dan membandingkannya dengan uang yang dimiliki, anak akan belajar bahwa uang memiliki batas. 

Dari sini, anak mulai memahami bahwa tidak semua keinginan bisa langsung terpenuhi, dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Belanja juga menjadi sarana anak untuk belajar mengambil keputusan. 

Anak akan dihadapkan pada pilihan barang yang diinginkan dan harus menyesuaikannya dengan jumlah uang yang dimiliki, sehingga proses belajar terasa lebih alami dan tidak menggurui.

“Step pertama ngajarin uang ke anak, ini kalau anaknya sudah ngerti angka. Ajarkan dengan cara belanja. Bukan nabung duluan, tapi belanja duluan,” ungkap Annisa Stevani selaku Financial Planner, mengutip kanal YouTube Nikita Willy Official. 

2. Mengajarkan batas uang dan membangunkan konsep menabung secara alami

ilustrasi menabung
freepik/jcomp

Annisa memberi contoh sederhana, misalnya ketika anak memiliki uang THR sebesar Rp500 ribu. Orangtua bisa mengajak anak ke toko mainan dan menekankan bahwa ia hanya bisa membeli barang dengan harga di bawah nominal tersebut.

Saat anak menginginkan mainan seharga Rp700 ribu, di situlah proses berpikir anak mulai terbentuk. Anak akan diajak memikirkan dari mana kekurangan uang Rp200 ribu bisa diperoleh. 

Tanpa disadari, konsep menabung pun muncul dengan sendirinya karena anak memahami tujuan dan alasannya. Dengan cara ini, menabung tidak lagi terasa sebagai kewajiban, melainkan kebutuhan. 

Anak juga akan belajar bahwa menunda kesenangan adalah bagian dari proses mencapai sesuatu yang diinginkan.

“Misalnya pas anak punya uang THR Rp500 ribu, ajak ke toko mainan. Tekankan ke anak kamu bisa beli barang yang angkanya di bawah Rp500 ribu. Ketika anak mau beli barang yang harganya Rp700 ribu, itu anak akan diajak berpikir dari mana ia bisa mendapat uang Rp200 ribu. Konsep nabung anak akan datang dengan sendirinya ketika ia tahu caranya belanja,” jelas Annisa Stevani

3. Mengatur emosi anak saat tantrum sebagai pelajaran finansial awal

pexels/Timur Weber
pexels/Timur Weber

Pelajaran penting tentang uang ternyata juga berkaitan erat dengan pengelolaan emosi. Annisa menekankan bahwa ketika anak tantrum, orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan apa yang anak inginkan.

“Pelajaran penting pertama tentang uang ke anak, ketika anak tantrum, orangtua jangan langsung kasih apa yang ia mau,” ungkap Annisa Stevani. 

Ia menyarankan orangtua untuk membuat kesepakatan yang jelas, misalnya mainan hanya dibelikan dua kali dalam setahun. Rutinitas dan aturan yang konsisten akan membantu anak memahami batasan dan belajar menunggu.

Kemampuan menunggu ini sangat penting karena banyak orang dewasa kesulitan menahan keinginan, yang akhirnya terjebak dalam paylater, pinjaman online, atau penggunaan kartu kredit berlebihan. 

Dengan membantu anak meregulasi emosi sejak dini, orangtua sedang membekali anak dengan kemampuan finansial jangka panjang.

“Idealnya, bikin janji sama anak. Kamu akan dibelikan mainan setahun hanya dua kali. Di situ anak butuh rutinitas. Rutinitas itu membuat anak lebih disiplin, sehingga anak udah tahu kalau ‘aku nangis aku nggak akan dibelikan’. Itu mengajarkan anak untuk menunggu,” lanjutnya

“Orang dewasa banyak yang nggak bisa menunggu, makanya mereka kena paylater, pinjol, kartu kredit. Bantu regulasi emosinya. Perlu diajarkan ke anak, kalau kamu nangis ya nangis aja, gak perlu diberikan sesuatu,” sambungnya. 

4. Tidak menggunakan sistem reward uang, tapi menyadari adanya konsekuensi

ilustrasi ibu memvalidasi emosi anak (pexels.com/Jep Gambardella)
pexels/Jep Gambardella

Dalam mendidik anak, Annisa Stevani mengaku tidak menerapkan sistem reward atau punishment berupa uang. Ia lebih memilih menggunakan konsekuensi yang sudah disepakati bersama di rumah.

Sebagai contoh, ketika anak menumpahkan air, anak diminta untuk membersihkannya sendiri, bukan dimarahi atau dihukum. Dengan begitu, anak belajar bertanggung jawab atas tindakannya tanpa mengaitkannya dengan hadiah atau hukuman finansial.

Pendekatan ini membantu anak memahami bahwa setiap tindakan memiliki akibat, bukan karena mengharapkan imbalan. Anak pun tumbuh dengan pemahaman bahwa uang bukan alat untuk mengontrol perilaku, melainkan sumber daya yang perlu dikelola dengan bijak.

“Aku nggak pakai punishment atau reward sama sekali. Jadi memang kalau anaknya melakukan kesalahan, ya tidak aku hukum juga. Kami pakai konsekuensi aja di rumah dan sudah disepakati juga,” ujar Annisa Stevani

“Misalnya kalau kamu kamu menumpahkan air, ya kamu lap, bukannya jadi dimarahin lalu dikasih hukuman. Dengan demikian gak kasih reward juga,” pungkasnya. 

Demikian pembahasan mengenai cara mengenalkan mengatur uang ke anak. Bagaimana menurut pendapat Mama? 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Novy Agrina
EditorNovy Agrina
Follow Us

Latest in Big Kid

See More

Cara Mengenalkan Atur Keuangan ke Anak, Bukan dari Nabung Dulu

31 Des 2025, 19:33 WIBBig Kid