Struktur dan Contoh Kultum tentang Puasa Ramadan, Pedoman untuk Anak

Menghayati kultum dengan memahami strukturnya dari salam pembuka hingga doa penutup

24 Maret 2024

Struktur Contoh Kultum tentang Puasa Ramadan, Pedoman Anak
Freepik/master1305

Kultum atau “kuliah tujuh menit” adalah istilah yang digunakan untuk menyebut ceramah agama atau dakwah yang dilakukan dalam waktu singkat. Meskipun namanya adalah “tujuh menit”, namun kultum tidak selalu harus berlangsung dalam tujuh menit, bisa lebih ataupun kurang.

Kultum kerap disampaikan oleh ustaz dalam salat Jumat atau sebelum salat tarawih. Kultum biasanya diselenggarakan di masjid, musala, atau tempat ibadah lainnya, serta dapat juga dilakukan dalam berbagai forum seperti pengajian kelompok, kajian rutin, atau acara keagamaan lainnya.

Untuk memahami kultum dengan lebih baik, berikut ini Popmama.com akan membahas lebih dalam mengenai struktur dan contoh kultum tentang puasa Ramadan yang perlu anak ketahui. Yuk, simak informasinya.

1. Diawali dengan salam pembuka dan ucapan syukur

1. Diawali salam pembuka ucapan syukur
Freepik/wirestock

Biasanya, pembukaan kultum dimulai dengan sebuah sambutan hangat, di mana pembicara menyapa para pendengar dengan penuh kebaikan, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," yang artinya "semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah menyertai kamu semua." Ungkapan ini adalah cara kita untuk menunjukkan rasa saling hormat dan kasih sayang sebagai umat Muslim.

Tak hanya itu, sebelum memulai kultum, kita juga memohon petunjuk dan keberkahan dari Allah SWT melalui doa pembukaan, yang sering disebut dengan "bismillah". Dalam doa ini, kita meminta agar Allah memberikan petunjuk kepada kita dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan baik dan memberikan keberkahan pada setiap langkah yang kita ambil. 

Selain itu, tak lupa juga pembukaan diikuti oleh ucapan syukur yang merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita sebagai umat-Nya. 

Pembukaan yang ramah dapat menciptakan ikatan emosional antara pembicara dan pendengar. Saat pendengar merasa disambut dengan hangat dan dihargai, mereka cenderung lebih terbuka untuk menerima pesan yang akan disampaikan dalam kultum tersebut. Hal ini juga membantu menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan meresapi nilai-nilai yang ingin disampaikan.

Editors' Pick

2. Pengantar atau pendahuluan

2. Pengantar atau pendahuluan
Freepik/rawpixel.com

Pengantar atau pendahuluan dalam sebuah kultum adalah bagian yang penting karena pada kesempatan ini pembicara memperkenalkan tema atau topik yang akan dibahas kepada pendengar. Biasanya, pembicara akan menjelaskan mengapa topik tersebut dipilih dan mengapa penting untuk dibahas dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Dalam pengantar atau pendahuluan, pembicara mungkin akan membawa pendengar untuk memahami relevansi topik dengan situasi atau kondisi yang sedang terjadi saat itu. Misalnya, jika topik kultum adalah tentang pentingnya berbagi dalam kehidupan sosial, pembicara dapat merujuk kepada situasi di mana banyak orang membutuhkan bantuan dan dukungan, seperti saat musibah atau pandemi.

Selain itu, pembicara juga bisa menjelaskan mengapa topik tersebut relevan dengan kehidupan sehari-hari pendengar. Contohnya, jika topiknya adalah tentang pentingnya bersyukur, pembicara bisa membawa contoh kecil dari kehidupan sehari-hari yang menunjukkan betapa pentingnya bersyukur atas berbagai hal, mulai dari kesempatan untuk bangun pagi hingga makanan yang ada di meja.

Pengantar atau pendahuluan yang baik akan memberikan gambaran yang jelas kepada pendengar tentang apa yang akan mereka pelajari dalam kultum tersebut, serta menginspirasi mereka untuk membuka pikiran dan hati mereka terhadap pesan yang akan disampaikan. Dengan cara ini, pengantar atau pendahuluan tidak hanya sekadar memperkenalkan topik, tetapi juga membantu mempersiapkan pendengar untuk menerima dan memahami pesan kultum dengan lebih baik.

3. Isi kultum

3. Isi kultum
Freepik/rawpixel.com

Isi kultum adalah inti dari keseluruhan pembicaraan, di mana pembicara menyampaikan pemahaman agama, nasihat, atau pembahasan tentang tema yang telah diungkapkan dalam bagian pengantar. Ini adalah bagian yang paling penting karena pada bagian ini pesan utama kultum disampaikan kepada pendengar.

Dalam menyampaikan isi kultum, pembicara harus memastikan bahwa materi disampaikan dengan jelas, ringkas, dan padat dalam waktu yang telah ditentukan, biasanya sekitar tujuh hingga sepuluh menit. Pembicara perlu memperhatikan keefektifan penyampaian agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.

Untuk memastikan pemahaman yang baik, pembicara dapat menggunakan berbagai cara, seperti memberikan contoh konkret atau analogi yang mudah dipahami oleh pendengar. Misalnya, jika tema kultum adalah tentang pentingnya tolong-menolong, pembicara bisa mengilustrasikan dengan cerita tentang bagaimana seorang anak membantu temannya memahami materi pelajaran di sekolah.

Selain itu, pembicara juga perlu memastikan bahwa materi disampaikan dengan ringkas dan padat. Hal ini penting agar pesan kultum tidak terlalu membingungkan atau memakan waktu terlalu lama, sehingga pendengar dapat memahami inti dari pesan yang ingin disampaikan.

Dengan demikian, isi kultum merupakan bagian yang sangat penting dalam keseluruhan pembicaraan, di mana pembicara harus mampu menyampaikan pemahaman agama, nasihat, atau pembahasan tentang tema dengan jelas, ringkas, dan padat dalam waktu yang telah ditentukan. Dengan cara ini, pesan kultum dapat diterima dengan baik oleh pendengar dan memberikan manfaat yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

4. Penutup

4. Penutup
Freepik/rawpixel.com

Penutup adalah bagian penting dalam sebuah kultum di mana pembicara merangkum materi yang telah disampaikan sebelumnya dan menegaskan pesan-pesan penting yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ini adalah kesempatan terakhir bagi pembicara untuk memberikan dorongan, motivasi, dan pesan-pesan yang memotivasi pendengar untuk berbuat baik, meningkatkan ibadah, atau memperbaiki diri.

Dalam penutup, pembicara akan merefleksikan kembali pokok-pokok penting yang telah dibahas selama kultum. Misalnya, jika topik kultum adalah tentang pentingnya tolong-menolong, pembicara mungkin akan merangkum bahwa sikap tolong-menolong adalah nilai yang sangat dihargai dalam Islam, dan bahwa kita sebagai umat Muslim diharapkan untuk saling membantu sesama.

Selain itu, pembicara juga dapat menggunakan penutup sebagai kesempatan untuk memberikan pesan-pesan terakhir kepada pendengar. Pesan-pesan ini bisa berupa dorongan untuk terus berbuat baik, mengingatkan pentingnya meningkatkan ibadah, atau mengajak pendengar untuk memperbaiki diri mereka sendiri.

Penutup juga biasanya diakhiri dengan doa penutup, di mana pembicara memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT untuk seluruh peserta kultum.

5. Tanya jawab (opsional)

5. Ta jawab (opsional)
Freepik/rawpixel.com

Sesi tanya jawab adalah salah satu bagian dari kultum yang memberikan kesempatan kepada jamaah untuk berinteraksi langsung dengan pembicara. Ini adalah momen yang sangat berharga di mana pendengar dapat mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan.

Dalam sesi tanya jawab, pendengar memiliki kesempatan untuk mendapatkan klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut tentang topik yang telah dibahas. Mereka dapat mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka pahami dengan baik atau meminta saran tentang bagaimana menerapkan ajaran-ajaran yang telah disampaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembicara, di sisi lain, bertanggung jawab untuk merespons pertanyaan dan tanggapan dari pendengar dengan bijak dan penuh pengertian. Mereka harus bersikap terbuka dan responsif terhadap setiap pertanyaan atau tanggapan yang diajukan, memberikan jawaban yang jelas dan mendalam sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang topik tersebut.

Sesi tanya jawab juga dapat menjadi kesempatan bagi pembicara untuk memperkuat pesan-pesan yang telah disampaikan selama kultum. Mereka dapat mengajukan pertanyaan reflektif kepada pendengar, mengajak mereka untuk merenungkan lebih dalam tentang tema yang telah dibahas atau mendorong mereka untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran yang telah mereka pelajari.

Namun perlu diketahui, sesi tanya jawab bersifat opsional dan tergantung pada waktu yang tersedia serta kebijakan penyelenggaraan kultum.

Demikian informasi mengenai struktur dan contoh kultum tentang puasa Ramadan dari salam hingga doa. Melalui pemahaman tentang struktur kultum, diharapkan anak-anak dapat lebih memahami arti dan tujuan dari setiap bagian dalam kultum tersebut. Semoga pengetahuan ini dapat membantu mereka dalam menghayati dan mengambil manfaat dari setiap kultum yang mereka dengar di masjid, sekolah, atau tempat ibadah lainnya.

Baca juga:

The Latest