Peringatan Hari Anak Nasional, Ajak Anak Mama Cegah Krisis Iklim

Langkah mudah dan sederhana mulai dari kegiatan sehari-hari. Coba sekarang!

23 Juli 2022

Peringatan Hari Anak Nasional, Ajak Anak Mama Cegah Krisis Iklim
pexels/Markus Spiske

Tahukah Mama tentang krisis Iklim? Krisi iklim merupakan gambaran pemanasan global dan perubahan iklim beserta akibatnya terhadap bumi. 

Dampak dari krisis iklim sendiri sangat beragam dan luas. Mulai dari gagal tanam, gagal panen, krisis air bersih, stunting, bencana alam, kekeringan, cuaca yang tidak menentu, dan masih banyak lainnya. 

Semua dampak buruk tersebut sudah semakin sering dirasakan oleh seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Maka dari itu, penting bagi Mama mengajak anak melakukan pencegahan krisis iklim agar keadaan dunia menjadi lebih baik. Dengan begitu, anak-anak mama dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan meraih cita-citanya di masa depan. 

Maka dari itu, sejalan dengan tema Hari Anak Nasional 2022 “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, Save the Children Indonesia mendorong pentingnya pemenuhan hak-hak anak yang berfokus pada membangun ketahanan atau resiliensi anak dan keluarga, terutama mereka yang paling terdampak situasi buruk krisis iklim dan pandemi Covid-19.

Di samping itu, Mama juga bisa mulai mengajarkan dan mengajak anak melakukan pencegahan krisis iklim. Berikut ini Popmama.com telah merangkum 5 cara sederhana mencegah krisis iklim. Simak dan ajak anak melakukannya yuk, Ma! 

1. Ajak anak memilah dan mendaur ulang sampah

1. Ajak anak memilah mendaur ulang sampah
Pexels/cottonbro

Salah satu cara mencegah krisis iklim yakni dengan mengurangi sampah. Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan mendaurulang sampah yang telah digunakan. 

Agar dapat didaurulang, sampah harus dipisahkan terlebih dahulu antara sampah organik dan non organik.  Sayangnya, masyarakat Indonesia masih jarang melakukan perilaku ini sehingga semua sampah menumpuk jadi satu di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sampah yang menumpuk di TPA tentu menyebabkan pencemaran lingkungan. Cairan dari sampah tersebut bisa mengontaminasi sumur-sumur warga yang tinggal di sekitar tempat tersebut. 

Untuk itu, penting bagi Mama mengajarkan dan membiasakan anak membuang sampah secara terpilah sejak usia anak-anak. Hal ini berguna untuk mengurangi penumpukan di TPA. 

Sebab, beberapa sampah bisa Mama berikan pada bank sampah untuk didaurulang kembali. Contohnya sampah plastik dan kertas. Jadi, yang dibuang ke TPA hanya sampah organik seperti sisa-sisa makanan. 

Selain cara di atas, ada hal lain yang dapat membantu mengurangi sampah yakni dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Contohnya, lebih memilih membawa botol minum daripada membeli minuman botol plastik. Ini termasuk langkah mengurangi sampah plastik di bumi. 

Editors' Pick

2. Ubah pola makan, hindari membeli makanan yang tempatnya jauh

2. Ubah pola makan, hindari membeli makanan tempat jauh
freepik/tirachardz

Langkah selanjutnya yang dapat Mama dan anak-anak lakukan untuk mengatasi krisis iklim yakni dengan mengubah pola makan. Alangkah baiknya Mama dan si Anak mengonsumsi makanan nabati, sayur mayur. Hal ini dapat membantu bumi menjadi lebih banyak tanaman. 

Namun sayangnya, masyarakat saat ini lebih memilih mengonsumsi makanan hewani sehingga sekitar 60 persen lahan pertanian dunia kini digunakan untuk penggembalaan ternak. 

Masih terkait pola makan, saat ini masyarakat telah disuguhkan oleh fitur  pengantar makanan online. Hal ini memudahkan masyarakat untuk memilih makanan yang diinginkan. 

Mama dan anak-anak boleh menggunakan fitur tersebut. Namun, jangan sampai memilih makanan yang jauh dari rumah. Dengan memilih makanan yang jauh dari rumah, tandanya Mama menyumbang polusi udara. Sebab, semakin jauh tempat makan yang dibeli maka semakin lama juga pengantar makanan menggunakan kendaraan bermotornya sehingga menyumbang banyak gas emisi karbon yang membahayakan lingkungan.

Selain itu, untuk mengurangi limbah sisa makanan, Mama dan anak-anak harus menghabiskan setiap makanan. 

3. Menanam pohon

3. Menanam pohon
Unsplash/Sandie Clarke

Menanam pohon menjadi salah satu langkah terbaik untuk membantu mengatasi krisis iklim. Sebab, pohon seperti spons/busa, mampu menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Untuk itu, tidak ada salahnya Mama dan anak-anak menanam pohon di rumah untuk membantu menyerap karbondioksida yang ada di sekitar rumah.

Jika tidak ada ruang untuk menanam pohon, Mama dan anak bisa menanam tanaman hijau di dalam pot. 

Selain itu, sebagai langkah peduli dengan bumi, terkadang ada beberapa acara menanam pohon serentak di suatu tempat. Mama dan anak-anak bisa ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

4. Menghemat listrik 

4. Menghemat listrik 
Pixabay/guvo59

Kehidupan sehari-hari kita tidak akan lepas dari energi listrik. Kita membutuhkan lampu untuk penerangan, TV untuk hiburan, dan lain sebagainya. 

Walau demikian, jangan sampai Mama dan anak-anak menggunakan listrik secara berlebihan atau boros. Jika sudah menggunakan lampu, harus di matikan. Begitupula dengan peralatan listrik lainnya. Hal ini merupakan langkah untuk menghemat energi listrik. 

Sebab, saat ini sumber listrik di Indonesia masih menggunakan batu bara. Dalam proses menghasilkan listrik, batu bara yang dipanaskan akan berubah menjadi karbon gas rumah kaca yang jumlahnya paling besar di atmosfer bumi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab krisis iklim. 

Untuk itu mari menghemat penggunaan listrik mulai dari sekarang untuk menghemat pengeluaran dan menjaga bumi.

5. Ajak orang lain melakukan hal-hal serupa 

5. Ajak orang lain melakukan hal-hal serupa 
Pexels/Thirdman

Agar menciptakan keadaan lingkungan dan bumi yabg lebih baik, tentu saja tidak bisa jika hanya Mama dan anak-anak yang melakukan cara pencegahan krisis iklim. Hal tersebut harus dilakukan juga oleh orang lain, bahkan semua orang di muka bumi ini. 

Untuk itu, tidak ada salahnya jika Mama dan anak-anak mengajak para tetangga, saudara, dan teman-teman untuk melakukan pencegahan krisis iklim ini. 

Sejalan dengan hal tersebut, Save The Children dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional 2022 meminta pemerintah akan melibatkan anak-anak dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. 

“Harapan kami, pemerintah dapat membuka ruang dialog bersama anak agar upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dapat membuahkan keadilan iklim yang ramah anak. Anak perlu dilibatkan dalam ruang-ruang diskusi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan agar terwujud kebijakan yang ramah anak dan berpihak pada anak,” tegas Kahfi (17), Child Campaigner Save the Children Indonesia

Semoga keadaan bumi akan semakin membaik sehingga anak-anak bisa hidup nyaman dan aman sehingga mampu meraih segala mimpi dan cita-citanya. Yuk semangat melakukan pencegahan krisis iklim!

Baca juga:

The Latest