Baca artikel Popmama lainnya di IDN App

Wajib Tahu: 8 Efek Negatif dari Terlalu Sering Memarahi Anak

Freepik
Freepik

Seringkali anak memancing emosi Mama terutama jika Mama sedang sibuk dengan pekerjaan. Tingkah laku anak yang tidak sesuai dapat dengan mudah membuat Mama marah.

Iklan - Scroll untuk Melanjutkan

Namun tahukah Mama kalau memarahi anak berdampak buruk terhadap psikologis anak? Baik buruknya perkembangan dan pertumbuhan anak, sangat bergantung pada didikan dari orangtua. Sering memarahi anak tidak selalu membuat anak menjadi lebih baik.

Yuk simak ulasan Popmama.com mengenai efek buruk dari terlalu sering memarahi anak.  

1. Anak menjadi tidak percaya diri

Freepik/Freephoto
Freepik/Freephoto

Efek dari terlalu sering memarahi anak adalah munculnya perasaan takut salah sehingga anak tidak lagi memiliki rasa percaya diri. Kemudian anak memilih untuk berada di zona yang menurutnya aman dari amarah orangtua yaitu dengan tidak melakukan apa pun.

2. Anak memiliki sifat egois dan keras kepala

Freepik
Freepik

Perilaku orangtua yang memarahi anaknya terus menerus berdampak yaitu anak akan tumbuh egois dan juga keras kepala. Anak berusaha untuk melindungi diri dan membenci perasaan tersakiti efek dari omelan orangtua. Sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang hanya memikirkan dirinya sendiri, keras kepala, dan tidak bisa menerima masukan dari orang lain.

3. Menjadi suka menentang

Freepik/wavebreak
Freepik/wavebreak

Kondisi ini menyebabkan anak ingin membela dirinya sendiri yang kemudian muncul perilaku suka menentang. Anak menjadi berani, bahkan berbicara kasar dan menentang orangtua. Muncul pemikiran bahwa semua yang dikatakan orangtua selalu salah dan harus ditentang. Anak juga tidak mau diatur untuk semua hal.

Sikap ini muncul akibat anak sudah terlalu lelah dimarahi terus menerus. Maka muncul keinginan untuk bebas dari situasi tidak menyenangkannya dan membuat dirinya berani untuk menentang.

4. Memiliki sifat introvert atau tertutup

Ilustrasi - Freepik/dashyu.83
Ilustrasi - Freepik/dashyu.83

Pada beberapa kasus, terlalu sering memarahi anak dapat membuat anak memiliki sikap introvert atau tertutup. Anak lebih pendiam, suka menyendiri, dan merasa bahwa dirinya tidak pernah melakukan hal yang benar, karena sering dimarahi oleh orangtua. Anak akan merasa dirinya tidak memiliki kemampuan yang membanggakan orangtua.

5. Mengakibatkan anak stres

Freepik/user850788
Freepik/user850788

Anak yang lemah lembut akan memiliki respon yang berbeda. Semakin sering anak tersebut mendapatkan omelan orangtua, anak akan makin mudah stres dan larut dalam kesedihan. Kondisi ini akan berefek terhadap perkembangan psikisnya. Bila sudah parah, orangtua sebaiknya konsultasi dengan ahlinya. Hal ini akan menghambat perkembangannya kelak.

6. Meniru perilaku orangtuanya

Pixabay/Annakovalcuck
Pixabay/Annakovalcuck

Anak melihat contoh dari orangtuanya. Jika ia tumbuh dengan omelan, maka bukan tidak mungkin anak menirunya. Besar kemungkinan anak akan mempraktikkannya kepada adiknya atau teman di lingkungan atau di sekolah.

7. Tumbuh menjadi anak yang pemarah

Freepik
Freepik

Akibat sering dimarahi, anak menjadi jenuh dan ingin keluar dari situasi tersebut. Anak berusaha untuk memberontak dan mempertahankan dirinya dari amarah orangtua. Selanjutnya ia akan menjadi lebih pemarah dan sulit diatur. Anak lebih suka berada di luar rumah karena lebih nyaman dan aman dari omelan.

8. Menjadi pasif dan kurang inisiatif

Freepik
Freepik

Anak menjadi pasif dan tidak memiliki inisiatif serta kreativitas. Ia hanya melakukan apa yang dikatakan orangtua. Karena terlalu sering dimarahi, anak merasa bahwa dirinya tidak pernah berbuat benar dan seringkali kebingungan apakah yang dilakukannya sudah benar. Pada akhirnya anak memilih untuk mengikuti apa kata orangtua agar tidak dimarahi.

Mendidik anak memang bukan hal mudah tetapi ada banyak cara untuk mendidik selain dengan memarahi anak. Perbanyak membaca, berkonsultasi dengan ahli, serta mengikuti seminar parenting untuk mendapatkan banyak bekal mengenai cara membesarkan anak.

Share
Editorial Team

Dari Mata Turun ke Hati, Ini Dia Manfaat Mengajak Anak ke Pameran Seni

Pameran Seni Thrive
Popmama.com/Nurhaliza Hanalia Putri

Mengajak anak ke pameran seni bukan hanya soal mengenalkan karya-karya indah dan kreatif, tetapi juga memberikan banyak manfaat yang menyentuh hati.

Dari mata yang terpesona melihat warna dan bentuk, sampai jiwa yang terdorong untuk berimajinasi dan berekspresi, pengalaman ini bisa jadi momen berharga untuk tumbuh kembang anak.

Selasa (19/08/2025), di Chillax Sudirman Jakarta baru saja di dilakukan pembukaan pameran yang diselenggarakan oleh For The heARTS Organization (FTHO) yang bertajuk "Thrive - Creativity in Bloom".

Founder FTHO, Audrey, menjelaskan bahwa tujuan dilakukannya pameran seni ini untuk mengajak anak muda mendapatkan oportunitas dari karya yang mereka buat.

Namun, di balik itu semua, datang ke pameran seni bersama anak tidak hanya untuk menikmati karya yang sudah dibuat, tetapi ada manfaat lain yang bisa Mama rasakan dengan si Kecil.

Oleh karena itu, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai pameran Thrive dan manfaat mengunjungi pameran bersama anak.

Beragam Karya Seni yang Dipamerkan di Thrive

Aya dan lukisannya
Popmama.com/Nurhaliza Hanalia Putri

Banyak sekali karya seni yang dipamerkan dalam pameran tersebut. Dari kurang lebih 200 seniman yang mendaftarkan karyanya, hanya ada 63 seniman yang lolos melewati kurasi karya.

Setiap karya yang di pajang pada pameran tersebut memiliki makna tersendiri, salah satunya adalah karya milik seorang anak berusia 10 tahun yang bernama Cahaya Mentari Anindya dan kerap disapa Aya.

Lukisannya yang berjudul "I am (not) good enough" ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang merasa dirinya tidak selalu cukup, tetapi lama kelamaan dirinya bisa menerima dan merasa cukup.

Meskipun masih berusia dini, bakat yang dimiliki Aya sudah terlihat sejak kecil. Awalnya Aya senang mencorat-coret kertas, tetapi semakin usianya bertambah, coretan-coretan tersebut menjadi sebuah gambar yang indah.

Tak hanya itu, ada lukisan karya Muhamad Rahman atau dikenal dengan Mr.Oneseven. Aan, panggilan akrabnya menyatakan ini kali kedua dirinya mengikuti pameran ini.

Kali ini Aan menghadirkan sebuah karya lukisan berjudul It's Not About Me. Disini Aan mengisahkan keberhasilan seorang laki-laki baik dalam posisinya sebagai anak ataupun suami, sudah pasti mendapat dukungan penuh dari sang ibu dan istri.

Pentingnya Seni bagi Perkembangan Anak